Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 28 November 2007

Mengapa Guru Perlu Ngeblog?

KENAPA GURU PERLU NGE-BLOG?
Oleh : Muhamad Ikhsan

Blog menjadi fenomena belakangan ini, apalagi setelah seminar “Blogging, Journalism, and Credibility: Battleground and Common Ground” di Universitas Harvard, AS, pada Januari 2006. Dimana persaingan bloggers dan journalists sempat mengemuka, karena mengingat reportase dan jurnalisme blak-blakan dapat dilakukan lewat blog, sehingga tak jarang para jurnalis dari mainstream publication merasa tersaingi. Mengapa? Sebab, mereka kehilangan monopoli dan kendali atas reportase suatu berita. Ini bukan hanya menyangkut cara reportasenya, tetapi juga dalam memilih apa yang cocok dan disukai publik, kata Eason Jordan, senior editor dan jurnalis dari CNN Network.
POWER OF BLOG

Dalam konferensi para jurnalis di Universitas Harvard, terungkap enam pilar kunci yang membedakan blogging dengan saluran komunikasi lainnya.
1. Publishable. Anda dapat langsung mem-posting berita. Mudah, murah, dan dapat dibaca di mana pun.
2. Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari, berdasarkan subjek, nama penulis, atau keduanya. Makin tambun suatu blog, makin digemari.
3. Social. Blogosphere cirinya adalah cuap-cuap. Percakapan yang menarik berdasarkan topik beralih dari suatu situs ke situs web, nge-link dari suatu link ke link lain. Melalui blog, mereka yang memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas geografi.
4. Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog dibanding news service. Saat ini tak ada viral marketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan efisiensi suatu blog.
5. Syndicatable. Content yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Bayangkan dunia penuh dengan orang pandai, dan, lewat media blog, ribuan informasi yang tersebar dapat didapat.
6. Linkable. Setiap blog nge-link ke yang lain, memiliki akses ke puluhan juta orang yang mengunjungi blogosphere setiap hari yang bercirikan komunikasi internet dua arah. Media blog itu bak supermarket tabloid, demikian Dan Gillmor, penulis buku We the Media.
Mengingat kekuatan dari blog tersebut, saya berpikir kiranya seorang guru perlu nge-blog, kenapa? Karena blog adalah media yang paling OK disamping untuk menambah wawasan sekaligus untuk eksistensi diri.
Kok bisa? Tentu saja, sebab dalam blog bisa;
1. Menuliskan apapun tentang kegiatan di sekolah seperti; menceritakan kegiatan belajar yang menyenangkan bersama murid-murid, menceritakan inovasi dalam metode mengajar yang memang menarik minat dan bisa jadi contoh bagi guru-guru yang lain untuk dipraktekkan di kelas mereka, menuliskan uneg-uneg akan protes kebijakan sekolah selain jadi bahan melepas stres juga bisa sebagai ancang-ancang berargumen dengan kepala sekolah/kepala yayasan.
2. Bisa menjadi cermin evaluasi diri karena tulisan-tulisan kita juga dikomentari oleh berbagai orang dengan berbagai sudut pandang sehingga kita juga belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang menyikapi masalah.
3. Menguji kualitas tulisan-tulisan. Posting sebuah tulisan di blog. Kalau banyak orang yang menyukainya, maka sukses jadi penulis yang berbakat. Jika tak ada yang suka, berarti harus belajar lebih giat lagi untuk membuat tulisan yang menarik. Intinya, aktivitas blogging bisa menjadi sarana yang sangat jitu untuk mengevaluasi kualitas dan kemampuan.
4. Bisa menjadi ajang sosialisasi dan menyusun kekuatan opini apalagi dengan teknologi sindikasi berita, link dan mesin pencari sekarang.
5. Siapa tahu curhat, opini, dan protes-protes selama yang ditulis bisa jadi buku, sekaligus jadi pendapatan sampingan juga kan?

Pada pernyataan kesatu dan terakhir saya memberi perhatian lebih karena ketika saya bertemu Torey Hayden (penulis novel Sheila) di Jakarta 9 September 2004 yang lalu, saya berpikir keras kenapa guru-guru di Indonesia tidak bisa mengikuti jejaknya? Saya pikir pasti bisa dan pasti akan banyak penulis-penulis yang memang berasal dari guru. Ternyata guru perlu media yang bisa menjadi ruang berkreasinya.
APA ITU BLOG? (Sebuah Catatan Sebelum nge-Blog)
Sebuah Weblog, Web log atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
Media Blog pertama kali di populerkan oleh Blogger.com , yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye politik, program-program media dan korporasi. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif. Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere . Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktifitas, informasi dan opini yang sangat besar mengerupsi beberapa subyek atau sangat kontroversi dalam blogoshpere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
Karena semakin banyaknya pengguna fasilitas blog dan seringnya para pengguna blog yang sering berkunjung ke blog lain, maka lazim dibentuk sebuah organisasi atau komunitas kumpulan blogger.
Sejarah Blog
Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What’s New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Kalau kita masih ingat, Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Netscape . Kemudian pada Januari 1994, Justin Hall memulai website pribadinya Justin’s Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.
Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada diluar sana belumlah seberapa. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang Internet, System Administrator atau Web Designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.
Pada Agustus 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Walaupun sebelum itu (Juli 1999) layanan membuat Blog online dan gratis yaitu Pitas telah ada dan telah membuat Blogger bertambah hingga ratusan, tapi jumlah Blog tidak pernah bertambah banyak begitu rupa sehingga Blogger.com muncul di dunia per-blog-an. Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki hingga 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan. Blogger.com dan Pitas tentu tidak sendirian, layanan pembuat blog online diberikan pula oleh Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews.
Sejak saat itu Blog kian hari kian bertambah hingga makin sulit untuk mengikutinya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, sex, olahraga, buku komik dan banyak macam-macam lagi. Blog adalah daerah kekuasan si Blogger-nya tanpa ada editor atau boss yang ikut campur, tema segila apapun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di Internet. Dan ya, ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.
Lalu apa gunanya membuat Blog? Apa yang mungkin didapatkan oleh seorang Blogger dalam usaha mengurus Blognya? Rabecca Blood menulis bahwa setelah ia membuat Blog-nya ada dua efek samping yang terjadi yang tidak ia perkirakan sebelumnya. Pertama ia menemukan kembali minatnya semenjak ia mulai membuat Blog. Dan hal kedua yang lebih penting, ia mulai lebih menghargai cara pandangnya sendiri.
Kamus Singkat nge-Blog
Blog adalah suatu diary online yang dibuat melalui internet atau web oleh individu (perseorangan). Kebanyakan blog dipelihara oleh orang-orang yang hanya sedikit tahu tentang desain website atau website development.
Blogger adalah seseorang yang mempunyai dan memelihara sebuah blog yang dibuatnya sendiri .
Blogging adalah aktivitas meng -update sebuah blog oleh seseorang yang memelihara posting blog ( biasanya oleh orang yang tidak professional).
Blog posting adalah informasi yang diletakkan pada sebuah blog yang secara kronologis dilakukan bersamaan dengan penambahan feature.
Weblog adalah nama lain untuk blog . Terminologi blog dipandang lebih baik daripada weblog .
Membuat Blog Sendiri
Seberapa susah membuat blog? Tidak lebih susah dari membuat email. Artinya kalau Anda memiliki email –dan membuat sendiri- biasanya akan terbiasa dengan pengisian form-form pendaftarannya. Sudah banyak website-website yang menyediakan layanan blog bagi anggotanya. Tapi sebagai pertimbangan, bisa dipikirkan hal-hal apa saja yang perlu digunakan dalam memilih blog.
akses cepat,
mudah digunakan,
ada fasilitas umpan balik.
ada sindikasi
punya koleksi template yang sudah jadi,
bisa diutak-atik (templatenya)
Berikut ini daftar website yang memberikan layanan weblog bagi anggotanya:
Blogger atau Blogspot
Blogger merupakan layanan blog gratisan yang lebih stabil dari yang lain-lainnya mungkin karena sekarang dia telah dibeli ( menjadi bagian dari ) Google. Dilengkapi builtin editor yang digunakan untuk menulis artikel karena dia sederhana dan ada fitur toggle untuk preview dan edit HTML.
Bisa diakses di http://www.blogger.com . Kelemahan blogger adalah adanya fitur yang hilang, yaitu fitur statistik. Tadinya fitur ini ada, tapi dihilangkan karena oleh Blogger.com dianggap memberatkan system mereka. Sehingga perlu sedikit tenaga ekstra memasang statistik sendiri, sudah banyak yang menyediakan statistik yang gratisan sehingga tinggal copy & paste saja. Oh, ya fungsi dari statistik ini adalah untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang dan membaca artikel di blog. Kelemahan lainnya adalah tidak menyediakan fitur tagboard (papan chatting) dan penyimpanan gambar.
Blogdrive
Blogdrive yang beralamat di http://www.blogdrive.com merupakan weblog yang cukup stabil dengan jumlah anggota yang lumayan banyak. Layananya hampir sama dengan blogger. Keunggulannya adalah adanya fasilitas tagboard dan ruang penyimpanan gambar. Namun koleksi template desainnya lebih terbatas dan tidak sebagus di blogger.
WordPress.com
Layanan yang bisa diakses di http://www.wordpress.com ini menggunakan software wordpress. Software ini merupakan software khusus dalam membuat weblog. Kebaikan layakan wordpress.com, sudah ada fitur statistiknya meskipun masih belum sempurna. Keburukan layanan wordpress.com adalah templatenya yang masih terbatas dibandingkan bila menggunakan software ini pada situs yang dikelola sendiri (membeli domain dan hosting).
Wordpress memang software blog yang sangat ampuh sehingga tidak jarang banyak web-web blog yang lain menggunakan software ini sebagai layanan di web mereka.
Blogsome
Weblog ini menggunakan software wordpress. Kebagusan blogsome adalah dia menggunakan wordpress sebagai basisnya. Kekurangannya adalah template tema yang terbatas. Bisa diakses di http://www. blogsome.com.
Edublogs.org
Blog ini dikhususkan bagi kalangan pendidikan, dengan masih menggunakan software wordpress, bisa diakses di http://www.edublogs.org.
Efx2.com
Fitur tampilannya lebih berkesan fleksibel dan modern. Desain bisa diubah secara total atau hanya per-blok. Sebagai contoh, bisa mengubah desain untuk kolom bagian kanan saja dengan pergi ke menu untuk desain. Akses ke efx2.com juga relatif cepat.
Suasana komunitas di efx2.com juga sangat kental. Anggota saling mengunjungi blog . (Sebetulnya suasana ini juga ada di multiply.com) Fitur templatenya juga cukup fleksibel. bisa diakses di http://www.efx2.com
Jurnal di Multiply
Multiply lebih mirip disebut jurnal dari pada sebuah blog, karena layanan multiply lebih bersifat komunitas -seperti friendster- (akan tetapi untuk kalangan yang lebih “tua”). Layanan multiply memberikan fitur blog dalam bentuk “jurnal”. Selain itu juga ada kolom untuk melakukan review. Bisa di akses di http://www.multiply.com
Blog di Friendster
Semula Friendster tidak menyediakan layanan blog, namun belakangan mereka yang awalnya adalah web komunitas menyediakan juga fasilitas blog. Namun mayoritas pengguna Friendster adalah ABG.
Blog di Yahoo 360
Seakan tidak mau kalah dengan friendster, Yahoo pun membuat fitur weblog. Cukup dengan hanya memiliki account email di yahoo. Namun kelemahan dari Yahoo 360 -dan juga Blog Friendster-, karena mereka menyediakan blog bukan sebagai fasilitas utama sehingga kemampuan-kemampuan andalan dari blog seperti sindikasi tidak diperhatikan, selain itu untuk komunitas pun belum terlalu banyak.
Sebenarnya masih banyak layanan weblog yang lain, namun saya memilihkan beberapa yang sudah sangat dikenal luas dan komunitas yang sudah cukup baik. Sekarang terserah bagaimana kesukaan saja dalam memilih akan nge-Blog dimana.
Komunitas Blog
Saat ini, weblog tidak hanya menjadi sebuah fenomena teknologi, namun telah berubah menjadi gaya hidup ( life style ). Jika beberapa tahun lalu orang berlomba-lomba membuat situs pribadi (yang mempopulerkan beberapa layanan situs gratisan seperti Geocities, Tripod, AngelFire, dan sebagainya), maka sekarang adalah jamannya weblog. Weblog tampaknya lebih menggiurkan ketimbang situs pribadi konvensional, karena pengelolaan content-nya yang sangat mudah, cepat, dan praktis. Coba bandingkan dengan situs pribadi yang dibangun secara manual dengan bahasa HTML standar، ءukup merepotkan. Mungkin inilah sebabnya, jumlah pemilik weblog jauh lebih banyak ketimbang pemilik situs pribadi konvensional.
Bandung Blog Village -komunitas weblog Bandung- (http://bbv.or.id/)
Angkringan -komunitas weblog Yogyakarta- (http://www.angkringan.or.id/)
Blogger Family (http://blogfam.com/)
Indonesian Muslim Blogger (http://blog.muslimblog.net/)dan sebagainya.
Sebagai gaya hidup, komunitas weblog pun semakin banyak yang tumbuh di internet. Nah, jika tidak mau ketinggalan dengan salah satu fenomena yang sedang ngetrend di internet, memiliki situs pribadi yang berisi catatan harian, segeralah membangun blog. Jika perlu, bergabunglah dengan komunitas blog yang disukai, untuk memperluas pergaulan Anda di dunia maya.
Selamat nge-Blog.

Muhamad N. Ikhsan,Nge-Blog di:http://muhamadikhsan.multiply.com
Pustaka
id.wikipedia.org
blogpedia.web.id
enda.goblogmedia.com
budi.insan.co.id
cybertech.cbn.net.id

Menciptakan Budaya Sekolah yang Tetap Eksis (Suatu Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan)

I. PENDAHULUAN

Tahun ajaran baru belum lagi mulai, tetapi sekolah kami sudah membuka pendaftaran siswa baru. Setiap kali dibuka, respon masyarakat terhadap sekolah kami kian meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah orang tua yang mendaftarkan putra-putrinya untuk mengikuti tes ujian masuk yang setiap tahunnya mengalami grafik kenaikan. Respon yang begitu besar itu membuat kami harus bersyukur dan merenung, karena sebagai sekolah swasta umum kami harus bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya yang jumlahnya sudah puluhan.

Dari sekian banyak sekolah yang ada, sekolah kami, SMP Labschool Jakarta menjadi pilihan favorit dari para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Mengapa sekolah kami yang dipilih dan tidak yang lain? Apa nilai unggulnya? Dan mengapa mereka begitu antusias, padahal untuk bisa bersekolah di tempat kami membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bahkan sampai puluhan juta rupiah? Keunggulan apa yang dimiliki oleh sekolah kami? Prestasi dalam Ujian Nasional? Tidak juga, walaupun kami sempat peringkat kedua tingkat nasional tahun 2003 untuk kelas Akselerasi. Apa sih yang unggul dan menarik? Apakah sistem pendidikannya? Ataukah proses pembelajarannya? Lalu ada apa dengan Labschool?

Dari hasil wawancara dengan para orang tua dan juga para siswa, ternyata jawabannya selain memiliki budaya organisasi dan budaya kerja, SMP labschool Jakarta memiliki budaya sekolah yang tetap eksis. Mempunyai misi dan visi sekolah yang bermartabat dengan didukung pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dalam mempersiapkan calon pemimpin yang bertakwa, berintegritas tinggi, mempunyai daya juang yang kuat, mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi pekerti luhur, mandiri serta mempunyai kemampuan intektual yang tinggi.

Salah satu keunikan dan keunggulan Labschool yang tidak dimiliki oleh sekolah lainnya adalah budaya sekolah (school culture) yang kokoh, dan tetap eksis. Perpaduan semua unsur (three in one) baik siswa, guru, dan orang tua yang bekerjasama dalam menciptakan komunitas yang lebih baik melalui pendidikan yang berkualitas, serta bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, menjadikan sekolah Labschool unggul dan favorit di masyarakat. Keberadaannya sudah menjadi ’buah bibir’. Para orang tua akan berusaha menyekolahkan anaknya ke tempat kami. Namun, antusias yang begitu besar itu tidak dapat dipenuhi karena terbatasnya ruang kelas dan tempat yang ada di sekolah.

II. PEMBAHASAN

Menurut Deal dan Peterson (1999), budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
SMP Labschool Jakarta mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, terintegratif, dan dedikatif terhadap pencapaian visi, menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektualnya dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, mampu menjadi teladan, bekerja keras, toleran dan cakap dalam memimpin, serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan imtak.

Budaya sekolah yang telah diciptakan dan tetap eksis di SMP Labschool Jakarta selama 15 tahun berdiri adalah : budaya salam, dimana setiap kali bertemu (guru, siswa dan orang tua) saling mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan sapaan sopan dan senyuman menawan; upacara bendera yang rutin dilaksanakan setiap minggu kedua dan keempat; Penasehat akademis atau pertemuan wali kelas dengan para siswanya setiap Senin pagi untuk berbagi informasi; Tadarus dan kebaktian setiap Senin dan Kamis pagi sebelum pelajaran dimulai; Seragam sekolah yang berbeda dengan sekolah lain; Sholat Dzuhur berjamaah di masjid sekolah pada saat jam istirahat; Olah raga Jumat pagi dengan mengelilingi kampus UNJ; Lima hari belajar (Senin-Jumat) dari pukul 06.55 s.d. 14.30; Majalah sekolah yang dibuat oleh siswa untuk melatih bakat jurnalistiknya; Dialog interaktif dengan para pakar di bidangnya, mulai dari masalah seks sampai teknologi terbaru; Lintas juang untuk mendidik siswa menjadi calon pengurus OSIS; Studi Kepemimpinan Siswa untuk melatih kepemimpinan siswa menjalankan organisasi; Studi Amaliah Ramadhan mendidik siswa dalam kegiatan pesantren ramadhan; Pelepasan siswa yaitu melepas siswa kelas sembilan yang telah lulus dari sekolah; Buku tahunan adalah buku yang merekam kegiatan siswa dari mulai masuk sampai lulus sekolah; POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru) adalah kegiatan orang tua siswa yang menunjang kegiatan sekolah dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan; budaya bersih adalah kegiatan kebersihan sekolah dan kebersihan diri sendiri; Kegiatan praktek ibadah adalah kegiatan keagamaan siswa yang dinilai oleh guru agama masing-masing; PHBI dan Nasional adalah kegiatan hari besar keagamaan dan nasional; melakukan Doa sebelum/sesudah belajar dipimpin oleh wali kelas atau guru pengajar jam pertama dan terakhir; Labs channel yaitu kegiatan siswa di jam istirahat dengan menjadi penyiar radio sekolah; Labs TV yaitu kegiatan siswa dalam meliput beberapa kegiatan sekolah dan menayangkannya dalam televisi sekolah; Budaya disiplin dimana siswa tidak diperkenankan masuk kelas pada jam pertama, bila terlambat dan atau melakukan pelanggaran tata tertib sekolah; budaya kerja keras, cerdas dan ikhlas yaitu siswa dilatih menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat, tepat waktu, dan berharap mendapatkan ridho hanya dari Allah; budaya Kreatif yaitu melatih siswa menciptakan inovasi sesuai bakat dan minatnya; Mandiri & bertanggung jawab yaitu melatih siswa untuk bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain dan bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diberikan guru; Pentas Seni (Pensi) melatih siswa melaksanakan kegiatan bernuansa seni baik kesenian tradisonal maupun kesenian modern atau yang sedang ’ngetren’ saat ini; Kunjungan museum yaitu mengenalkan kepada siswa tentang warisan budaya bangsa yang harus dilestarikan; Kunjungan Industri yaitu mengenalkan siswa tentang kegiatan-kegiatan yang ada di industri atau pabrik yang berkaitan dengan mata pelajaran sains dan ekonomi; SAKSI (Studi dan Apesiasi Kepemimpinan Siswa Indonesia) yaitu kegiatan kesiswaan yang mengundang sekolah lain di Indonesia untuk bersama-sama berlatih kepemimpinan dengan nara sumber dari KOSTRAD TNI AD di Pusdiksarkostrad Sangga Buana Karawang Jawa Barat; Career Day yaitu kegiatan yang mengarahkan siswa untuk menggapai cita-citanya dengan mengundang beberapa tokoh yang sukses dalam meniti karirnya; Ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademik yang memberi wadah/kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing (ada sekitar 34 jenis ekskul yang terangkum dalam buku panduan ekskul); Parents Day yaitu kegiatan orang tua siswa di sekolah yang diberi kesempatan mengajar selama satu hari di kelasnya masing-masing, dan Sport and Art yaitu kegiatan seni dan olahraga antar kelas untuk unjuk gigi di hari Jumat.
Dengan motto Iman, Ilmu, Amal, Kreatif dan Berprestasi SMP Labschool Jakarta menjadi sekolah yang unggul dan berkualitas. Banyaknya tamu yang datang berkunjung dari lembaga pendidikan di berbagai daerah di Indonesia ke sekolah kami ( ± 4 lembaga) untuk melakukan studi banding setiap bulannya, membuat kami tersanjung dan bersyukur pada Allah. Kami pun banyak belajar dari mereka.

SMP Labschool Jakarta sebagai sekolah favorit di masyarakat harus melaksanakan aktifitasnya secara profesional dan bertanggungjawab. Profesional memiliki pengertian bahwa sekolah melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan proses belajar mengajar dan manajemen yang baik. Bertanggungjawab memiliki pengertian bahwa sekolah melaksanakan pendidikan secara akuntabilitas kinerja/ dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pemerintah.

Tuntutan sekolah yang profesional membutuhkan pengelolaan yang tepat melalui pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebab dengan MBS, lembaga dapat menginventarisir kekuatan-kekuatan dan kebutuhan-kebutuhannya, kelemahan, peluang, hambatan, dan tantangan yang mungkin ada. Pendekatan ini sering disebut dengan analisa SWOT. Dari analisis tersebut akan tampak perbedaan karakteristik sebuah sekolah dengan sekolah lainnya. Karenanya, dalam konteks penerapan MBS, Sergiovanni (2005) menyarankan agar para pengambil kebijakan, para penilik, dan kepala sekolah menggunakan pendekatan budaya sekolah atau school culture approach. Alasannya: Pertama, pendekatan budaya lebih menitikberatkan faktor manusia di atas faktor-faktor lainnya. Peran manusia amat sentral dalam suatu proses perubahan berencana. Sesuai dengan pepatah man behind the gun, manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan perubahan, bukan struktur atau peraturan legal. Kedua, pendekatan budaya menekankan pentingnya peran nilai dan keyakinan dalam diri manusia. Aspek ini merupakan elemen yang sangat berpengaruh dalam membentuk sikap dan perilaku. Karenanya, pendekatan budaya menomorsatukan transformasi nilai dan keyakinan terlebih dahulu sebelum perubahan yang bersifat legal-formal. Ketiga, pendekatan budaya memberikan penghormatan dan penerimaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada. Sikap menerima dan saling hormat menghormati akan menciptakan rasa saling percaya dan kebersamaan di antara anggota organisasi. Rasa kebersamaan akan memunculkan kerja sama, dan kerja sama akan mewujudkan sikap profesionalisme yang membawa perubahan sehingga mengubah nilai-nilai lama yang menghambat dengan nilai baru yang mendukung MBS.
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dengan kurikulum baru KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) membuat guru lebih aktif, kreatif, kompetitif, inspiratif, inisiatif, independen dan inovatif dalam menemukan dan mengembangkan kurikulum baru. Sekolah diberi kebebasan dalam membuat program kerja oleh pemerintah melalui Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan salah satu dari delapan standar nasional pendidikan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) No.23 Tahun 2006.

Labschool telah memiliki sistem pengembangan budaya sekolah yang terintegrasi dan terimplementasi dalam proses pembelajaran. Sekolah juga telah melakukan inovasi-inovasi kegiatan budaya sekolah dan terinventarisasikannya budaya sekolah Labschool yang sesuai dengan nilai-nilai lokal, nasional, dan internasional. Semuanya itu telah menyatu ke dalam kegiatan akademik dan kegiatan kesiswaan melalui kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan ekstrakurikuler sehingga nantinya SMP Labschool Jakarta akan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan membuka kelas billingual yang telah berjalan beberapa tahun belakangan ini.

Pengelola sekolah membangun sebuah sistem yang di dalamnya mengutamakan kerjasama atau team work. Kesuksesan dibangun atas dasar kebersamaan dan bukan kerja satu orang kepala sekolah atau one man show. Kepala sekolah setiap periode akan berganti, tetapi sistem akan terus berjalan mendampingi siapapun pemimpinnya. Melalui budaya organisasi, Labschool terus menata kembali status kelembagaan, struktur organisasi, komitmen civitas akademika, aturan kepegawaian dan kesejahteraan, merencanakan penggunaan teknologi dengan menempatkan ’Access Point’ di tiap sudut sekolah, sistem pemeliharaan fasilitas, pengembangan program dan layanan pendidikan, dan sumber keuangan sekolah.

Setiap sekolah harus dapat menciptakan budaya sekolahnya sendiri sebagai identitas diri, dan juga sebagai rasa kebanggaan akan sekolahnya. Kegiatan tidak hanya terfokus pada intrakurikuler, tetapi juga ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan otak kiri dan kanan secara seimbang sehingga melahirkan kreativitas, bakat dan minat siswa. Selain itu, dalam menciptakan budaya sekolah yang kokoh, kita hendaknya juga berpedoman pada misi dan visi sekolah yang tidak hanya mencerdaskan otak saja, tetapi juga watak siswa yang selalu disampaikan oleh tokoh pendidikan Indonesia Bapak Prof. Dr. H. Arief Rachman, serta mengacu pada 4 tingkatan kecerdasan yaitu : kecerdasan intektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan rohani (SQ) dan kecerdasan sosial.

Budaya sekolah akan subur dan tetap eksis bila orang tua siswa dilibatkan dalam menunjang kegiatan kesiswaan. Melalui kegiatan Indonesian Parenting Forum, orang tua diberi kesempatan melakukan kegiatan Seminar Nasional. Karena kegiatan inilah Mendiknas, Bambang Sudibyo mau meluangkan waktunya membuka Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh POMG SMP Labschool Jakarta pada 12 Mei 2007 di Shangrila Hotel Jakarta. Kegiatan POMG telah menjadi budaya sekolah yang kental dan didukung penuh oleh pimpinan sekolah. Hasilnya, POMG dapat mengumrohkan para guru ke tanah suci Mekah, Rekreasi guru dan keluarga, dan lain-lain yang sangat menunjang untuk kegiatan siswa dan kesejahteraan para guru. Namun demikian, kegiatan POMG tetap berjalan dalam koridor tidak ’mengobok-obok’ kurikulum sekolah yang telah dibuat oleh sekolah dan Badan Pengelola Sekolah (BPS) Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta.

Keterlibatan orang tua dalam menunjang kegiatan sekolah, keteladan guru (mendidik dengan benar, memahami bakat, minat dan kebutuhan belajar anak, menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan serta memfasilitasi kebutuhan belajar anak), dan prestasi siswa yang membanggakan adalah tiga hal yang menyuburkan budaya sekolah. Kegiatan-kegiatan itu menjadi gengsi tersendiri dalam suatu sistem yang utuh (komprehensif) melalui indikator yang jelas, sehingga karakter atau watak siswa dapat terpotret secara optimal melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Kegiatan itu telah menjadi budaya dan berpengaruh dalam perkembangan siswa selama bersekolah di Labschool.

Karena budaya sekolah Labschool itulah yang tertanam di hati para siswa. Hampir bisa dikatakan sekolah kami bebas dari narkoba, rokok, minuman keras, tawuran antar pelajar, dan ’penyakit’ kenakalan pelajar lainnya. Siswa terbaik yang lulus, akan terukir namanya dalam batu prasasti. Alumni SMP labschool Jakarta tersebar ke sekolah-sekolah SMA favorit ’papan atas’ baik di tingkat propinsi maupun nasional dan menjadi ’leader’ di sekolahnya masing-masing.

III. PENUTUP

Lingkungan pendidikan yang harmonis dalam suasana kekeluargaan merupakan faktor yang mendukung terselenggaranya KBM yang baik. Sebab dengan lingkungan yang aman dan nyaman serta bersahabat siswa akan tenang dalam belajar. Salah satu usaha menciptakan keharmonisan tersebut adalah dengan budaya salam yang kental tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) sehingga terbangun tata krama yang sistematik dan dapat membangun akhlaqul karimah yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
Budaya sekolah yang harus diciptakan selain hal-hal tersebut di atas adalah budaya unggul dan mampu bersaing di dunia global. Memiliki daya juang yang tinggi, tanpa kehilangan jati diri suatu bangsa, dan tak mengenal kata ’putus asa’. Sekolah harus dapat melestarikan budaya lokal dengan tetap mengikuti tren budaya global yang berkembang, misalnya bahasa daerah, gamelan, dan tarian tradisional perlu dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa. Tetapi tidak dapat kita pungkiri pula bahwa penguasaan bahasa asing, band, dan modern dance harus juga dipelajari sebagai budaya global yang disukai remaja saat ini.

Karena itu, nuansa religius di sekolah dengan pelaksanaan tadarus dan kebaktian sebelum pembelajaran yang dilaksanakan harus dijadikan aktivitas rutin. Membudayakan salam dan saling menegur dengan bahasa yang ramah harus menjadi fenomena yang biasa. Budaya keteladanan, kedisiplinan, dan kerja sama, baik orang tua, guru, dan siswa harus terus dikembangkan dan memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Melalui kegiatan POMG atau komite sekolah, para orang tua harus berperan aktif membantu program-program yang dibuat oleh sekolah sehingga dapat membawa nama baik sekolah di masyarakat. Rendahnya mutu pendidikan kita saat ini disebabkan oleh lemahnya komitmen warga sekolah dalam mewujudkan budaya sekolah dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan sehingga akan berdampak pada rendahnya peran serta dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan baik secara moril maupun materiil.

Kredibilitas sekolah di mata masyarakat, akuntabilitas kinerja sekolah, dan sigma kepuasan orang tua siswa harus sudah terbentuk, sehingga membawa sekolah memiliki budaya sekolah yang tetap eksis. Guru, orang tua, dan siswa harus dapat bekerja sama menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis di tengah era derasnya globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Budaya sekolah terbentuk dari eratnya kegiatan akademik dan kesiswaan, seperti dua sisi mata uang logam yang tak dapat dipisahkan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dalam bidang keilmuan, keolahragaan, dan kesenian membuat siswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya masing-masing. Budaya sekolah dapat dimulai dari hal kecil seperti tempat duduk siswa yang berpusat pada guru harus diubah menjadi tempat duduk yang mendorong interaksi antar siswa. Hasil karya siswa yang berupa gambar, karangan, puisi, dan kerajinan harus dipasang di tempat terbuka di sekolah untuk mendorong kebanggaan berprestasi. Foto-foto ilmuwan juga perlu dipajang guna merangsang motivasi belajar siswa.

Sekarang ini, keunggulan suatu sekolah tidak ditentukan oleh besar kecilnya dana yang tersedia, tetapi lebih pada komitmen dan dedikasi para guru juga peran serta orang tua dalam memajukan sekolah dan dapat menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis dengan terus membangun kredibilitas dan akuntabilitas kinerja, sehingga melahirkan sigma kepuasan di kalangan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

DAFTAR ACUAN
· http://www.depdiknas.go.id/
· http://www.kompas.co.id/
· http://www.republika.co.id/
· http://www.mediaindonesia.co.id/
· Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi. 3-
cetakan.1. – Jakarta : Balai Pustaka 2001
· Rachman, Arief. 2007. Makalah Seminar Nasional : Peran Orang tua dalam
Mempersiapkan Remaja Menuju Masa depan Sukses. Jakarta, 12 Mei 2007
· Tim SMP Labschool Jakarta, Panduan Kegiatan Ekskul SMP Labschool Jakarta, 2006.
· Tim SMP Labschool Jakarta, Pedoman kegiatan Kesiswaan SMP Labschool Jakarta, 2007.
· Tim SMP Labschool Jakarta, Program Kerja SMP Labschool Jakarta, 2007.