Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Minggu, 20 Februari 2011

Belajar Mengajar Calon Penulis Andal

Trianto Thomas SPd

Guru SMPK Santa Maria II Malang
triantothomas.gmail.com

Budaya menulis masih menjadi sesuatu yang kurang familiar bagi siswa. Menyikapi fenomena tersebut, sebagai guru, orang tua, dan pengambil kebijakan sekolah berjuang membudayakan proses kreatif menulis. Dengan pendekatan dan pandangan yang konstruktif dunia menulis akan menjadi kegiatan rutin yang akan dilakukan oleh pemilik masa depan negeri ini.

Realitas yang ada adalah kegiatan menulis masih menjadi kegiatan yang kurang diminati, baik itu siswa maupun lingkunga kita. Semua sadar, menulis adalah proses yang kompleks, rumit dan berulang-ulang, bukan proses yang bersifat linier. Proses menulis adalah proses berpikir yang berlangsung selama kegiatan menulis (Crowhurst, 1988:7) Sebagai tindak lanjut, apa yang mesti dilakukan?

Guru sebagai motivator adalah orang yang selalu menfasilitasi kegiatan menulis siswa, harus memiliki visi jelas. Arah tujuan yang akan didapat tentunya sesuai dengan kurikulum yang sudah ditata sesuai kondisi budaya belajar di sekolah. Penulis yakin tak ada seorang guru yang tak menginginkan siswanya memiliki kesempatan dan keterampilan lebih. Jadi peran guru dari pelbagai disiplin ilmu harus memberi kesempatan agar keterampilan menulis mulai dibudayakan.

Menyadari peranan penting itu, penulis meyakini guru masih menjadi orang yang patut dijadikan teladan, kalau toh masih ada guru yang belum terbiasa menulis atau memiliki budaya menulis, semata-mata karena faktor lingkungan. Buktinya jika di lingkungan guru kebiasaan menulis menjadi target pembiasaan yang sudah dicanangkan, sekolah pastilah tak akan ada satu guru pun yang akan menghindari pembiasaan tersebut. Mungkin yang menjadi faktor penghambat adalah waktu yang kurang/tak memungkinkan guru melakukan refleksi dan proses kreatif karena terlalu banyaknya tugas dan kegiatan. Belum lagi jika kita menoleh tanggung jawab sosial guru dalam keluarga dan masyarakat.

Semua itu dapat disiasati dengan kebijakan dan pemikiran lebih arif. Pendek kata mari mencoba memfasilitasi kegiatan menulis siswa sehubungan dengan mata pelajaran yang kita ampu ini. Menyadari keterampilan menulis siswa usia remaja harus dijadikan pembiasaan, kiranya peranan orangtua pun cukup penting. Janganlah sebagai orang tua memiliki pemikiran sempit terhadap definisi belajar bagi anak. Dukung anak jika mereka mencoba untuk menulis puisi, cerita pendek, novel, ataupun karya ilmiah. Kadang ada orangtua yang menganggap kegiatan itu kurang penting! Dengan menulis, anak akan memiliki pola pikir sistematis dalam menyampaikan gagasan dan imajinasi logisnya, dengan demikian otak melakukan aktivitas mereproduksi apa yang menjadi pikirannya.

Orangtua diharap memberi dukungan baik materi (perangkat keras kegiatan menulis) maupun dorongan moral (dialog/interaksi). Memberi waktu /dukungan dengan pembimbingan secara langsung. Misalnya, dengan duduk bersama untuk melatih cara menyampaikan pikiran/gagasan dalam bentuk tulisan, mengarahkan anak untuk mencoba mengirimkan tulisan ke media yang memungkinkan hasil tulisan tersebut dipublikasikan.

Siswa harus menemukan rasa percaya dengan menanyakan pada diri sendiri jika Ayu Utami atau Dyan Nuranindya bisa menulis mengapa aku tidak? Pertanyaan itu silakan terus dikumandangkan dalam proses belajar. Dengan memiliki rasa percaya diri yang besar merupakan modal mengawali belajar menulis kian bergairah. Siswa harus mengikuti perkembangan sepak terjang penulis muda. Misalnya peserta lomba karya ilmiah, penulis teenlit, dan hasil-hasil tulisan baik dari internet, televisi, surat kabar, maupun koran. Selalu mau dan berusaha melihat karya orang lain karena dengan demikian pikiran akan mendapat informasi terbaru. Ingat tulisan yang baik adalah tulisan yang memiliki kesegaran.

Siswa harus bermental baja, tak takut gagal jika tulisannya dikirim dan masih belum mendapat kesempatan dimuat karena berbagai pertimbangan. Lakukan evaluasi dengan menenangkan diri, catatlah ide-ide yang bisa menjadi sumber inspirasi tulisan. Totalitas berpikir dan cita-cita yang jelas akan memotivasi diri. Anak akan memiliki mental yang kuat jika mengalami kegagalan, terus maju jika mendapatkan tantangan, dengan demikian kekuatan yang dibangun untuk lebih memotivasi diri akan mendongkrak jiwa ini dalam memosisikan diri sebagai calon penulis andal

http://www.surya.co.id/pendapat/untukmu-guru/belajar-mengajar-calon-penulis-andal-2.html.

Minggu, 06 Februari 2011


12967428231468071066
Berbagi Ilmu PTK di sekolah Guru Ekselensia Indonesia dan Berfoto Bersama usai Pelatihan PTK

Kamis, 3 February 2011 saya diundang untuk menjadi nara sumber materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah guru ekselensia Indonesia (SGEI) yang berada di Jl. Raya Parung Bogor. Kehadiran saya di sana untuk memenuhi undangan ibu Evi Afifah Hurriyati, yang menjadi kepala sekolah di SGEI.

Senang sekali bisa bertemu, dan berbagi ilmu PTK dengan teman-teman calon guru di SGEI. Mereka masih muda-muda sekali, dan memiliki semangat tinggi untuk mengabdikan diri sebagai seorang guru. Ada 30 orang sarjana dari disiplin ilmu yang berbeda dengan latar belakang perguruan tinggi yang berbeda pula. Mereka diberi berbagai pelatihan kependidikan di tempat ini. Mereka dilatih untuk menjadi guru yang membawa semangat perubahan. Perubahan yang membawa amanah bahwa citra guru harus terjaga dan terpelihara dengan baik.



1296743684665233342
Gedung Sekolah Guru Ekselensia Indonesia

Terus terang ketika sampai di tempat ini, saya langsung kagum sekali. Tempatnya asri, dan pemandangannya pun indah. Ingin rasanya berlama-lama di tempat yang membahagiakan ini, namun sayangnya dalam setiap kali pertemuan pasti ada perpisahan. Saya hanya bisa memberikan kuliah dan pelatihan PTK sampai pukul 15.30 WIB saja. Bagi saya mengajar adalah ibadah.



12967442881143472502
Omjay dan Peserta Pelatihan PTK

Ketika sampai di tempat sekolah guru Ekselensia Indonesia ini, saya menemukan wajak-wajah baru yang belum saya kenal. Masih muda-muda dan lulusan terbaik pula dari perguruan tingginya masing-masing. Mereka datang dari berbagai tanah air di Indonesia. Mereka siap menjadi guru, dan ditempatkan di mana saja yang menjadi mitra SGEI. Pokoknya mereka siap ditempatkan di seluruh pelosok nusantara yang membutuhkan tenaga guru.

Dari teman-teman baru ini saya banyak belajar. Betapa semangatnya mereka dalam membawa perubahan untuk mengajak saya kembali "terlahir" kembali menjadi guru. Rasanya bangga bertemu dengan para calon guru yang luar biasa. Bahkan mereka telah membuat buku keroyokan yang berjudul RENAISSANCE, terlahir kembali menjadi guru. Buku itu saya dapatkan dari pak Amru, seorang trainer pendidikan di SGEI ini.



12967447952089615756
Berdiskudi dalam kelompok untuk Merancang Proposal PTK

Dibantu oleh 3 orang guru senior, saya meminta mereka untuk berdiskusi dan merancang proposal PTK-nya. Mereka saya minta untuk saling berkolaborasi dan merasakan nikmatnya menyusun proposal PTK. Dari proposal PTK inilah mereka nantinya akan terjun ke kelas dan menelitinya secara langsung dalam proses pembelajaran.

Dari hasil diskusi mereka, saya temukan berbagai judul PTK yang menarik untuk diteliti, dan membuat saya percaya akan kemampuan mereka dalam melaksanakan PTK dan melaporkannya. Judul-judul PTK itu diantaranya:

  1. Praktik memainkan peran tokoh drama untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 MI Nurul Iman.
  2. Peningkatan daya ingat dalam pelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas 5 SDN Plus Pelita Insani dengan Teknik Sosio Drama.
  3. Upaya meningkatkan pemahaman sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia melalui metode sosiodrama pada kelas V SD Nusa Bakti Depok.




12967456561472960892
Praktek Menyusun Sistematika PTK

Dalam pelatihan PTK ini, kami juga berlatih menyusun sistematika PTK yang saya buat dalam potongan puzzle sehingga mereka mampu menyusunnya sendiri sesuai dengan sistematika PTK yang benar. Setelah mereka mampu menyusunnya, maka mereka saya minta untuk menuliskannya di kertas folio bergaris yang sudah saya siapkan. Pelatihanpun menjadi menyenangka karena semuanya terlibat aktif.



1296746371672831537
Mereka menari dan Bernyanyi

Sebelum memulai pelatihan PTK, saya melihat mereka menyanyi dan menari di pagi hari. Sungguh bahagia sekali. Saya pun bahagia bisa berbagi ilmu PTK di sekolah guru yang sangat luar biasa ini. Semoga dapat diundang lagi.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com