Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Minggu, 31 Agustus 2008

Upaya Meningkatkan Kreativitas Menulis pada pembuatan Blog di Internet



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa di SMP. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang mendukung program KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diberlakukan di sekolah.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran TIK di KTSP pada tingkat SMP adalah siswa diharapkan mampu memahami penggunaan TIK dan prospeknya di masa datang, menguasai dasar-dasar keterampilan komputer, menggunakan perangkat pengolah kata dan pengolah angka untuk menghasilkan dokumen sederhana, memahami prinsip dasar internet/intanet dan menggunakannya untuk memperoleh informasi.

Sabtu, 30 Agustus 2008

Kongres VI dan Seminar Nasional IPTPI

Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) yang berdiri sejak tanggal 26 September 1987 adalah suatu organisasi yang independent. IPTPI selama ini telah berusaha mewujudkan tujuan menghimpun sumber daya untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi pengembangan teknologi pendidikan sebagai teori, lapangan, dan profesi di tanah air, bagi kemanfaatan kemajuan warga dan bangsa Indonesia. Usaha tersebut didasarkan pada kebijakan pembangunan nasional pendidikan di sinergikan dengan pembangunan sektor lain yang terkait, serta dengan berorientasikan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mengingat bahwa kebijakan pembangunan nasional telah mengalami perubahan mendasar dengan diterbitkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Guru dan Dosen, Undang-undang Telekomunikasi, Undang-undang Penyiaran, Undang-undang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan berbagai ketentuan perundangan lain, maka dirasa perlu dilakukan pemutakhiran dalam ketentuan dan program kerja organisasi. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART), perubahan dalam ketentuan dan kegiatan organisasi perlu dilakukan dalam konggres.

Konggres V telah dilaksanakan pada bulan November 2004 di Kampus UNJ bersamaan dengan Seminar Nasional Teknologi Pendidikan, dengan tema Peningkatan Peran Profesi Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan. Dalam konggres tersebut telah disetujui perubahan AD & ART dan pembaharuan pengurus pusat organisasi. Kecuali itu, berdasarkan hasil seminar, Kongres menyepakati kompetensi dan kurikulum inti dalam pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada jenjang sarjana, magister dan doktor.

Selama ini para teknolog pendidikan telah cukup berhasil memberikan kontribusi dengan dilembagakannya berbagai konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan dalam pembangunan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia pada umumnya. Sistem pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh, belajar berjaringan, konsep pembelajaran, prinsip pendidikan yang berfokus pada peserta didik (learner centered), prinsip pendekatan dari bawah (bottom-up approach) dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran, telah dikukuhkan dalam ketentuan perundangan. Hal ini justru merupakan tantangan bagi para teknolog pendidikan untuk mampu melaksanakan dan mengembangkan berbagai konsep, prinsip dan prosedur tersebut.

Perlu pula diperhatikan bahwa pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan telah berkembang dan menyebar ke seluruh tanah air, baik pada jenjang sarjana maupun pascasarjana. Namun sementara ini belum ada pengakuan hukum atas keahlian teknologi pendidikan tersebut pada jenjang sarjana. Secara historis pendidikan keahlian teknologi pendidikan merupakan perkembangan dari apa yang semula dikenal dengan didaktik dan metodik. Perkembangan tersebut merupakan implikasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan akan pendidikan yang bermutu, merata.dan relevan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diadakannya Konggres VI dan sekaligus Seminar Nasional teknologi Pendidikan, untuk konsolidasi organisasi agar dapat lebih banyak memberikan kontribusinya.

Jumat, 29 Agustus 2008

Pembelajaran yang Mengundang


Saya jadi penasaran kenapa anak-anak suka banget main games dan chatting di friendster. Mengapa games dan friendsters di internet begitu mengundang anak-anak untuk melakukannya? Apa yang menyebabkan mereka begitu "fun" dengan games dan friendster? Saya mulai mengumpulkan satu persatu jawaban-jawaban siswa.

Ada yang bilang games itu membuat enjoy dan sebagai obat stress dari pelajaran di sekolah. Juga ada anak yang bilang kalau games itu melatih kita untuk berpikir secara simulasi apa yang akan kita kerjakan dalam bentuk animasi. Terus yang lebih enak lagi, games biasa digunakan untuk melatih kita menggerakkan otak kiri dan kanan kita. Lalu bagaimana dengan friendster?

Friendster itu juga jelas enak. Selain kita bisa tukar menukar foto, kita bisa saling chatting dengan cepat. Lagi pula friendster itu mudah cara mengoperasikan dan menggunakannya. Pokonya enjoy banget dech! Kalau kamu belum punya, bikin dech pasti kamu akan merasakan nikmatnya.

Tapi yang jelas, games dan friendster telah melakukan pembelajaran yang mengundang, sehingga siswa tertarik dan merasa hanyut dalam permainan-permainan yang terkadang aneh dan lucu. Seperti belajar memasak, menanam buah, membuat kue, bermain komputer, dan lain-lain.

Jadi, games dan friendster sudah berhasil membuat pembelajaran yang mengundang. Bagaimana menurut anda? Mohon tanggapan dan komentarnya.

Selasa, 26 Agustus 2008

Ucapan Terima Kasih


Puji syukur saya ucapkan kepada Allah, karena pada hari ini blog saya sudah mendapatkan kujungan lebih dari 10.000 orang pengunjung. Tentu ini sebuah tantangan buat saya, agar blog ini dapat terus dikelola dengan baik agar dapat bermanfaat buat semua orang.

Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman semua, baik siswa maupun teman sejawat yang telah memeriahkan blog ini dengan berbagai macam komentar. Mohon maaf bila tulisan dalam blog ini belum menyentuh dan masih terasa hambar. Maklumlah saya baru memulai belajar menulis. Belajar untuk Menulis. Menulis untuk Belajar.

Tapi saya yakin, walaupun baru memulai saya merasakan kekuatan yang begitu besar untuk terus bersemangat menulis. Wahai kawan, teruslah menulis dan berbagilah kepada sesama dengan tulisanmu yang mengukir kalbu.

Salam super, dan terima kasih

Wijaya Kusumah
Pembuat Blogger Besar
Guru Besar dari Labschool Jakarta

Minggu, 24 Agustus 2008

Mengapa Menulis Itu Sulit?


MENGAPA MENULIS ITU SULIT?

Menulis itu sulit kalau kita tidak pernah memulainya. Menulis itu sulit bagi mereka yang tidak pernah membaca. Membaca buku, membaca ciptaan Tuhan pemilik bumi dengan hatinya, dan membaca lingkungan sekelilingnya. Baca, baca dan baca itu kuncinya. Lalu banyaklah berlatih menulis. Dengan banyak menulis anda akan jadi terbiasa menulis.

Menulis apa saja yang anda ingin tulis. Menulis tentang diri, menulis tentang sahabat setia anda, menulis tentang keluarga, menulis tentang alam sekitar dan menulis tentang kejadian-kejadian yang kita alami. Boleh juga menulis tentang keinginan-keinginan yang belum tercapai. Pokoknya, menulis sajalah dulu. Dengan topik apa saja dan jangan takut salah. Salah benar itu relatif, tergantung dari sudut mana kita menilai. Pembaca biasanya akan melihat tulisan anda itu baik, kalau ada sesuatu yang menyentuh hatinya. Karena itu, selalu menulis dengan hati dengan cara banyak mendengar dan menjadi pendengar yang baik. Berbuat kebaikan jadikan panduan dalam menulis.

Menulis dengan hati harus hati-hati. Sebab bila tidak hati-hati percuma saja, tulisan anda tidak akan mengena dihati. Seperti busur panah yang tepat sasaran, anda harus dapat membidiknya dengan baik. Hal itu anda dapatkan dengan banyak berlatih. Berlatih menulis dimana saja dan kapan saja pada saat hati anda senang atau pada saat anda memang ingin menulis. Menulis sesuatu yang membuat anda termotivasi untuk menuliskannya. Sehingga orang lain tertarik untuk membacanya. Menulis ibarat sebuah pisau, bila sering diasah, maka akan semakin tajam.

Menulis itu sulit buat orang yang malas. Malas untuk menuangkan ide yang ada dalam pikirannya. Malas untuk mengolah kata menjadi bermakna. Malas untuk berbagi dan memberi kepada orang lain. Hidupnya hanya untuk dirinya sendiri. Kemalasan telah mengikat dirinya dengan tali yang sangat kuat. Orang malas tak pandai melawan dirinya. Dia akan kalah dengan dirinya sendiri. Seribu alasan akan dicari. Seribu hambatan akan dibuat. Padahal hambatan terbesar berasal dari dalam dirinya sendiri. Sering menunda adalah makanan favoritnya, dan merasa diri tidak mampu menulis adalah iklan kelemahannya yang selalu terpampang besar di bola matanya. Wajar saja bila akhirnya menulis itu sulit. Karena kesulitan terbesar untuk memulai menulis justru berasal dari dirinya sendiri. Kreativitas menulisnya tertunda karena dia tak memulai menulis. Bakat dan potensinya dalam menulis tertutup oleh dirinya sendiri.

Tak ada paksaan dalam menulis. Tak ada sangsi yang berat kalau anda tidak menulis. Tak ada aturan yang berlaku kalau menulis itu harus begini dan begitu. Kecuali memang tulisan itu untuk dikonsumsi oleh orang banyak, diperlukan ilmu untuk itu. Tetapi tentu saja, kuncinya lagi-lagi membaca teori tentang menulis. Kalau anda sudah pernah membaca teori menulis, pasti anda akan jago dalam praktek menulis. Bukankah seharusnya begitu? Karena biasanya praktek dan teori selalu mendukung. Namun pada kenyataannya praktek lebih mudah dibanding teori. Dengan sering praktek semakin melatih kita untuk menulis. Teori menulis didapatkan dari praktek menulis itu sendiri yang hasilnya dibukukan dalam bentuk teori. Biasakan menulis dari hal-hal kecil dan mudah, baru kepada hal-hal yang besar dan sulit.

Sebagai guru, penulis sering menemukan banyak siswa yang tak mampu untuk menulis. Hal ini terlihat pada proses pembuatan blog atau pembuatan website gratis di internet. Mereka bingung setelah blognya jadi. Siswa bingung mau menulis apa?. Mereka hanya sanggup membuat blog, tetapi tak sanggup untuk mengisinya. Akhirnya blognya kosong melompong dan sepi tulisan. Padahal blog itu ibarat sebuah buku diary yang siap dituliskan untuk menumbuhkan kreativitas menulis para siswa. Semuanya serba gratis dan kita hanya diminta untuk menulis di blog itu dengan tulisan yang menarik pengunjung untuk saling berkomentar. Bisa di www.blogger.com, www.wordpress.com, www.multiply.com dan masih banyak tempat yang lainnya di internet.

Menulis adalah kegiatan merangkai kata menjadi kalimat agar dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain yang membacanya dengan tujuan apa yang ditulis dapat memberikan informasi sehingga pembaca seolah-olah berkomunikasi dan mendapatkan manfaat dari kalimat yang dituliskan. Menulis adalah suatu cara untuk menyampaikan ide dan saran kita kepada orang lain. Menulis adalah cara lain memberikan informasi dan mempublikasikan diri kepada orang lain agar mereka tahu apa yang kita lakukan. Dengan menulis proses komunikasi berjalan lebih lancar. Masih banyak kriteria dan definisi menulis. Tapi intinya, menulis adalah sebuah proses saling memberi informasi dan saling berkomunikasi antar sesama manusia dalam bentuk tulisan.

Bentuk tulisan berbagai macam ragam. Ada yang berbentuk tulisan manual di buku, koran, majalah, dan tabloid. Ada juga yang berbentuk tulisan digital di komputer dengan bentuk digital book. Semua yang anda tulis dapat anda buat dengan beragam bentuk seiring dengan pesatnya kemajuan di bidang Teknologi Informasi, dan Komunikasi (TIK).

Tak ada kesulitan dalam menulis bila kita tahu kalau menulis itu mudah. Karena itu mulailah menulis! Dengan anda memulai menulis, anda sudah dapat mengatasi kesulitan yang berada dalam diri anda sendiri. Camkanlah dengan baik bahwa menulis itu MUDAH!. Mudah apabila kita mau memulainya. Sulit bagi mereka yang belum mencobanya. Oleh karena itu, kalau tidak memulai dari sekarang kapan lagi???

Wijaya Kusumah, S.Pd

Guru TIK SMP Labschool Jakarta

HP. 0815 915 5515

Telp. 021 8482225

http://wijayalabs.blogspot.com

http://wijayalabs.wordpress.com

http://wijayalabs.multiply.com

Minggu, 17 Agustus 2008

Guru Teladan dan Berprestasi di Labschool


Namanya lengkapnya Bapak H. Sarmilih, S.Pd. Biasa dipanggil pak Sarmilih. Mengajar pada bidang studi Fisika (IPA). Pada upacara 17 Agustus 2008 ini beliau dinobatkan menjadi guru teladan dan berprestasi dari SMP Labschool Jakarta.

Tampak terlihat kebingungan di wajahnya. Karena tidak begitu yakin kalau beliau terpilih menjadi guru teladan dan berprestasi. Beliau mengatakan bahwa masih banyak guru yang lain dan lebih baik dari dirinya. Beliau merasa belum begitu banyak berbuat untuk Labschool.

Penulis sendiri merasa salut dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada bapak ketiga anak ini. Beliau adalah orang yang sangat konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap Labschool. Walaupun rumahnya jauh di Babelan, beliau tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Mengajarnya enak dan disukai oleh para siswa. Pokoknya beliau adalah sosok guru ideal idaman setiap siswa.

Pada tahun ajaran ini beliau lulus tes untuk mengikuti pendidikan S2 di Pascasarjana UNJ. Jurusan yang beliau pilih adalah Program Studi Penilaian dan Evaluasi Pendidikan (PEP).

Semoga pak Sarmilih terus memberikan kita teladan yang baik, dan menularkan pada kita untuk menjadi orang yang terbaik. Buat kalian yang mau memberikan komentar untuk pak Sarmilih, Omjay persilahkan. Mungkin ada kehebatan lainnya yang belum tertuliskan.

Selamat memberikan komentar!





Sabtu, 16 Agustus 2008

Wanita Gagah dari Labschool


Jenis kelaminnya memang 100% perempuan, tapi jenusnya laki-laki. Kamu pasti bingung. Kok ada wanita gagah dari Labschool. Biasanya kalau bicara gagah, gagah itu lambang kejantanan yang dimiliki oleh seorang pria. Lalu dimana gagahnya wanita ini? Siapa sich orangnya? Kamu pasti mau tahu kan???

Namanya Ibu Kris Budiyani, S.Pd. Biasa dipanggil bu Kris. Beliau adalah guru Keterampilan Jasa dan Pembukuan (KJP) SMP Labschool Jakarta. Usianya masih belum terlalu tua, baru 36 tahun. Tapi semangatnya boo sangat luar biasa..... Selalu memiliki semangat tinggi. Anak ABG pasti kalah! Apalagi kalau sudah bersangkut paut dengan urusan bisnis. Beliau jagonya. Mulai dari bisnis konvensional sampai bisnis jaringan. Belum ada yang menandinginya di Labschool. Mau tahu apa saja yang dikerjakannya setiap hari?

Setiap hari rata-rata tidurnya hanya 3 jam, itu kata anak pertamanya, Dini. Tapi beliau tak pernah mengantuk di sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, biasanya beliau menyusui dulu anak ketiganya yang masih balita, namanya Nayla. Beliau memiliki 3 orang anak, dua orang putri (Dini & Nayla) dan satu orang putra (Fahmi). Penulis pernah tanya, apa sich resepnya? Beliau cuma tersenyum dan memperlihatkan sebuah brosur yang bertuliskan NONI.

Setiap hari beliau mengendarai sendiri mobilnya. Suzuki Karimun Warna merah tua. Kalau sudah di jalan, dijamin anda nyaman di dalamnya. Beliau sangat nyaman sekali menyetir mobilnya. Walaupun kecepatan mobilnya di atas 120 Km/jam, dan bahkan sampai luar kota pun beliau sanggup bawa sendiri mobilnya tanpa didampingi sopir. Gilaaa.... berani bangeeeet...!

Selain mengajar, beliau juga dipercaya oleh keluarga besar Labschool menjadi Ketua Koperasi Labschool. Di tangan beliaulah koperasi ini semakin maju dan mendapatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang sangat tinggi dalam sejarah perkoperasian di Labschool. Bukan itu saja, kemampuannya dalam memanage keuangan koperasi belum ada duanya. Sampai saat ini, beliau terus mengembangkan bisnis koperasi yang hasilnya digunakan untuk kesejahteraan guru dan karyawan Labschool.

Selain menjabat sebagai ketua koperasi, beliau juga menjabat sebagai Koordinator Ekskul di SMP Labschool Jakarta. Di tangan beliau yang ahli dalam hal pengelolaan ekskul diharapkan ekskul di SMP Labschool Jakarta semakin berkualitas. Mampu bersaing di event nasional maupun international. Kita doakan semoga Ibu Kris Budiyani sehat selalu dan dapat mengelola manajemen ekskul di SMP ke arah yang lebih baik. Khususnya dalam hal pengelolaan keuangan.

Oh ya ada yang terlupa, beliau tahun kemarin terpilih sebagai guru terdisiplin oleh angkatan delferienso. Semoga terus menjadi teladan buat kami. Saat ini beliau juga menjadi wali kelas aksel-2 yang terkenal kompak itu.

Mohon bantuan para pembaca untuk memberikan komentar tentang bu Kris, barangkali masih ada kegagahan lainnya yang belum tertuliskan.

Bagi pembaca yang mau tahu alamat beliau dapat bertanya ke Om Google di internet. Dijamin, hanya 0,21 detik nama ibu kris budiyani terpampang jelas dilayar monitor kalian. Tapi,... sulit sekali cari foto beliau di internet. Foto ini pun penulis dapatkan dari hasil kerja keras mencari kesana kemari foto bu kris, yang akhirnya penulis temukan di CD Guru Labschool Jakarta.

Penulis tunggu ya komentarnya, Wanita Gagah dari Labschool!






Jumat, 15 Agustus 2008

Sayembara Penulisan Tentang Guru

Yang akan kukenang seumur hidup

Catatan Kecil tentang guruku


Guru baik bikin terharu, guru asyik bikin belajar jadi seru, guru galak bikin senewen. Masa, sih? Kalau kamu punya pengalaman berkesan bareng guru kamu, bagi saja cerita kamu di sayembara menulis kisah tentang guru. Di sini, kamu bisa tuangkan pengalaman senang, sedih, kesal, atau mengharukan bersama gurumu. Caranya gampang, kok.

- Peserta adalah murid SMP atau SMA.
- Tulisan terdiri atas minimal 1.500 kata dan maksimal 2.000 kata.
- Peserta berhak mengirimkan maksimal dua buah karya tulis.
- Menyertakan formulir dan pernyataan keaslian karya dan kesediaan untuk diterbitkan yang bisa di-download di web (www.gagasmedia. net) dan blog (http://kandangagas. blogspot. com), jangan lupa juga sertakan kartu pelajar (kartu pelajar harap di-scan apabila mengirimkan karya via email).
- Karya tulis dikirim melalui email ke sayembaraceritaguru @gagasmedia. net atau kirim via pos dalam bentuk CD atau disket ke Redaksi GagasMedia Jl. H. Montong no. 57 Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan 12630 dengan subject: Yang Akan Kukenang Seumur Hidup.
- Pengumuman akan dilakukan melalui web dan blog GagasMedia.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat;
- Karya tulis menjadi milik panitia.
- Sayembara ditutup pada 10 Oktober 2008.

Dua puluh lima pelajar yang memenangi sayembara ini, masing-masing akan mendapat hadiah berupa uang tunai sebesar Rp250.000 dan paket buku senilai Rp200.000. Hasil karya pemenang akan dibukukan oleh GagasMedia dan masing-masing pemenang akan mendapatkan 2 buah nomor lepas dari buku tersebut. Jadi, ingat-ingat lagi, deh, pengalaman tak terlupakan bersama gurumu, lalu tulis jadi cerita ?.

Minggu, 10 Agustus 2008

MENJAGA LABSCHOOL AGAR TETAP UNGGUL

(Sebuah Refleksi di Ulang Tahun Labschool ke-40)

Tulisan ini diilhami dari hasil perenungan yang mendalam. Juga mengambil hikmah dari terjadinya musibah kebakaran di Labschool, Rabu 30 Juli 2008. Si jago merah itu telah melumat habis beberapa fasilitas Labschool. Hanya dalam hitungan menit fasilitas yang megah itu hilang ditelan bumi. Padahal, baru sehari sebelumnya kami bangga karena akan terpilih menjadi sekolah sehat di DKI Jakarta. Melalui lomba sekolah sehat (LSS) kami berharap mendapatkan juara pertama dan mengungguli sekolah lainnya.

Harapan terkadang berbeda dengan kenyataan. Kebakaran di Labschool telah membuat suasana sekolah berubah. Berubah menjadi kecemasan, apakah setelah fasilitas terbakar kami mampu menjaga Labschool agar tetap unggul? Apakah fasilitas merupakan segalanya untuk mencapai keunggulan?.

Penulis mencoba menerawang ke masa lampau. Masa di mana pada saat itu Labschool lahir di tahun 1968, persis 40 tahun yang lalu. Tentu para pendiri sekolah ini berpengharapan agar kelak sekolah yang mereka dirikan menjadi sebuah sekolah yang bermutu dan diperhitungkan keberadaannya pada masa yang akan datang. Sekolah Labschool yang berlokasi di Jalan Pemuda Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta Timur ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dan unik. Nama Labschool yang melekat pada TK, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta) mengandung makna sejarah di dalamnya. Sejarahnya dapat dilihat di http://id.wikipedia.org/wiki/labschool.

Kini memasuki usianya yang ke-40, Labschool diharapkan tetap menjadi sekolah unggul. Unggul dalam berbagai bidang. Bidang akademis maupun non akademis yang tercerminkan dari berjalannya program intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mampu bersaing di dunia global yang terus berkembang dan tak kenal berhenti..

Melalui motto matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak diharapkan Labschool seperti seorang manusia yang semakin dewasa. Tidak menua, melupa, dan melemah kemudian dilupakan orang. Tetapi justru harus semakin hebat, kuat, dan menarik. Sehingga keberadaannya memiliki keunggulan yang tetap terjaga. Semua itu terjadi bila berbagai komponen yang berada di dalamnya menyatu dalam sebuah kebersamaan. Saling asah, saling asih, dan saling asuh.

Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam menjaga agar Labschool tetap unggul dan mampu bersaing di dunia global. Beberapa hal itu adalah sebagai berikut :

A. Memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan di Labschool. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Pasal 4 UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa, guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi. Kompetensi diartikan oleh Cowell (Depdikbud, 1988) sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif.

Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai; yang terkait dengan profesi guru. Namun demikian, kompetensi saja tidak cukup. Harus ada komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga Labschool agar tetap unggul. Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat. Tak pernah berhenti untuk belajar selama hayat masih dikandung badan. Dalam rangka mengembangkan potensi menjadi guru profesional.

Menjadi guru profesional adalah harapan dari semua pendidik. Tak dapat dipungkiri, sebagai garda terdepan dalam membangun Labschool guru mempunyai peran yang sangat tinggi. Dari guru yang memiliki kompetensi, dedikasi dan komitmenlah Labschool dapat terjaga. Baik mutu maupun kualitasnya.


B. Memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan
Siswa berprestasi lahir dari penanganan guru yang profesional. Labschool harus semakin banyak mencetak siswa berprestasi yang sesuai dengan visi dan misi Labschool. Visi dan misi Labschool yang bagus itu dapat dibaca dan dilihat di : http://www.labschool-unj.sch.id/info.php?info=visi.
Labschool harus terus menciptakan siswa berprestasi yang dapat membawa nama baik sekolah ditingkat nasional maupun internasional. Karena itu adanya sebuah pembinaan jelas menjadi sebuah keharusan. Labschool harus unggul dalam berbagai event olympiade. Baik bidang sains, matematika, ataupun yang lainnya. Hal ini akan dapat dibuktikan dengan adanya berbagai piala kejuaraan yang dipajang di sekolah.

Semakin banyak piala dari kejuaraan yang diperoleh akan semakin mengibarkan nama Labschool ke seluruh penjuru dunia. Sehingga Labschool benar-benar sekolah yang unggul dan sangat memperhatikan siswa berprestasi.
Sesuai dengan pesan presiden SBY agar sekolah-sekolah memperhatikan para siswa berprestasi yang telah berhasil dalam berbagai ajang kejuaraan. Berita ini dapat di lihat di http://www.detiknews.com/read/2008/08/05/212856/983509/10/sby-siswa-berprestasi-harus-bisa!


C. Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis ditengah merambahnya budaya global
Dalam tulisan penulis di dalam Konferensi Guru Indonesi (KGI) 2007 yang diselenggarakan oleh Sampoerna Foundation Institut dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang guru, Penulis menuliskan bagaimana menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis (http://dewanpendidikan.wordpress.com/2007/08/01/budaya-lab-school-wijaya-kusumah/). Dalam tulisan itu, penulis membeberkan panjang lebar tentang keunggulan Labschool yang terletak pada budaya sekolahnya yang tetap eksis.

Bayangkan Anda memasuki sebuah sekolah, hal apa kira-kira yang akan Anda lihat dan dengar? Sulit atau mudah memasuki lingkungan sekolah tersebut. Bagaimana cara guru dan siswa menyapa Anda. Bagaimana dengan pengaturan ruang administrasi dan papan demo keterampilan siswa ditata dan ditampilkan, serta ruang kelas dibentuk. Bagaimana suasana belajar-mengajar berlangsung, dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana kondisi kamar kecil (toilet) sekolah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan budaya. Sebab, sekolah sedang berusaha memberikan impresi terhadap tamu dan pengunjung lainnya bahwa inilah kami, inilah budaya sekolah kami. Berpadunya tiga kekuatan, guru, siswa, dan orang tua siswa.

Jika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tradisi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspektasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan seluruh aktivitas personel sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan suatu entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan, 'sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan'. Atau, seperti hidrogen yang merupakan elemen utama air, maka nilai-nilai dalam masyarakat juga merupakan bagian utama dari budaya sekolah.


D. Memiliki tokoh penting kaliber nasional seperti figur Pak Arif Rachman, yang mampu untuk menjadi contoh pemimpin masa depan.
Ketika penulis mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2005, pertanyaan yang lebih dulu ditanyakan oleh dewan juri pada saat itu adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool. Begitupula untuk kedua kalinya mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2006. Lagi-lagi yang ditanya oleh dewan juri adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool.
Nama Arief Rachman telah menyatu dengan Labschool. Bahkan Rektor UNJ sendiri Pak Bedjo mengatakan bahwa Pak Arief sangat identik dengan Labschool. Arief Rachman, yang lahir di Malang, Jawa Timur, 19 Juni 1942 adalah seorang guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta. Pada tahun 2000 Arief Rachman sempat aktif sebagai pembawa acara program agama Islam Hikmah Fajar di RCTI.

Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi, namun masih aktif di dunia pendidikan. Beliau dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia, dan sempat ditanya pendapatnya ketika Presiden Amerika Serikat George Walker Bush berkunjung ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006. Saat ini ia juga menjabat duta UNESCO dari Indonesia dan sebagai Wakil Ketua Komisi Pencari Fakta kekerasan IPDN yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diketuai oleh Prof. Dr. Ryaas Rasyid.

Pak Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai seorang Pakar Pendidikan. Bicaranya sendiri khas seorang guru, seorang pendidik. Dia bukanlah pembicara yang gerakannya membangkitkan motivasi, karena motivasi itu sendiri lebih banyak datang dari kata-kata yang dia ucapkan dengan gaya seperti orang bercerita. Tak lupa diikuti dengan ekspresi mimiknya yang unik. Kelihatannya, ekspresi mimiknya inilah yang mungkin membuat ia banyak diundang ke berbagai acara seminar karena - walaupun sudah tua, rambutnya juga sudah banyak yang memutih - ia tidak ragu-ragu melakukan ekspresi mimik selucu apapun untuk menghidupkan materinya. Sedangkan dari segi materinya sendiri, ia banyak menggunakan ilmu psikologi pendidikan. Lengkap dengan contoh-contohnya. Sangat ilmiah saya kira. Namun karena ia banyak menggunakan contoh-contoh yang membumi, seringkali unsur kerumitan ilmiahnya ini tetap bisa dimengerti oleh audience.

Prof. Dr. Arief Rachman pernah mengatakan bahwa seorang guru itu harus memenuhi 5 kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh para guru dalam menjaga Labschool agar tetap unggul.


Akhirnya, untuk menjaga agar Labschool tetap unggul diperlukan persatuan yang kokoh dari berbagai komponen yang ada di Labschool. Itulah yang disebut Keluarga Besar Labschool. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam membangun Labschool ke arah yang lebih baik dari hari ini. Diperlukan suatu sistem yang utuh dan menyeluruh atau sistemik agar Labschool tetap unggul. Sistem yang dibangun harus juga mencerminkan empat kekuatan di atas yang dimiliki oleh Labschool. Kalau bukan kita yang menjaga Labschool agar tetap unggul, lalu siapa lagi?


Wijaya Kusumah, S.Pd
Guru TIK SMP Labschool Jakarta
Hp. 0815 915 5515