(Sebuah Refleksi di Ulang Tahun Labschool ke-40)
Tulisan ini diilhami dari hasil perenungan yang mendalam. Juga mengambil hikmah dari terjadinya musibah kebakaran di Labschool, Rabu 30 Juli 2008. Si jago merah itu telah melumat habis beberapa fasilitas Labschool. Hanya dalam hitungan menit fasilitas yang megah itu hilang ditelan bumi. Padahal, baru sehari sebelumnya kami bangga karena akan terpilih menjadi sekolah sehat di DKI Jakarta. Melalui lomba sekolah sehat (LSS) kami berharap mendapatkan juara pertama dan mengungguli sekolah lainnya.
Harapan terkadang berbeda dengan kenyataan. Kebakaran di Labschool telah membuat suasana sekolah berubah. Berubah menjadi kecemasan, apakah setelah fasilitas terbakar kami mampu menjaga Labschool agar tetap unggul? Apakah fasilitas merupakan segalanya untuk mencapai keunggulan?.
Penulis mencoba menerawang ke masa lampau. Masa di mana pada saat itu Labschool lahir di tahun 1968, persis 40 tahun yang lalu. Tentu para pendiri sekolah ini berpengharapan agar kelak sekolah yang mereka dirikan menjadi sebuah sekolah yang bermutu dan diperhitungkan keberadaannya pada masa yang akan datang. Sekolah Labschool yang berlokasi di Jalan Pemuda Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta Timur ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dan unik. Nama Labschool yang melekat pada TK, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta) mengandung makna sejarah di dalamnya. Sejarahnya dapat dilihat di http://id.wikipedia.org/wiki/labschool.
Kini memasuki usianya yang ke-40, Labschool diharapkan tetap menjadi sekolah unggul. Unggul dalam berbagai bidang. Bidang akademis maupun non akademis yang tercerminkan dari berjalannya program intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mampu bersaing di dunia global yang terus berkembang dan tak kenal berhenti..
Melalui motto matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak diharapkan Labschool seperti seorang manusia yang semakin dewasa. Tidak menua, melupa, dan melemah kemudian dilupakan orang. Tetapi justru harus semakin hebat, kuat, dan menarik. Sehingga keberadaannya memiliki keunggulan yang tetap terjaga. Semua itu terjadi bila berbagai komponen yang berada di dalamnya menyatu dalam sebuah kebersamaan. Saling asah, saling asih, dan saling asuh.
Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam menjaga agar Labschool tetap unggul dan mampu bersaing di dunia global. Beberapa hal itu adalah sebagai berikut :
A. Memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan di Labschool. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Pasal 4 UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa, guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi. Kompetensi diartikan oleh Cowell (Depdikbud, 1988) sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif.
Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai; yang terkait dengan profesi guru. Namun demikian, kompetensi saja tidak cukup. Harus ada komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga Labschool agar tetap unggul. Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat. Tak pernah berhenti untuk belajar selama hayat masih dikandung badan. Dalam rangka mengembangkan potensi menjadi guru profesional.
Menjadi guru profesional adalah harapan dari semua pendidik. Tak dapat dipungkiri, sebagai garda terdepan dalam membangun Labschool guru mempunyai peran yang sangat tinggi. Dari guru yang memiliki kompetensi, dedikasi dan komitmenlah Labschool dapat terjaga. Baik mutu maupun kualitasnya.
B. Memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan
Siswa berprestasi lahir dari penanganan guru yang profesional. Labschool harus semakin banyak mencetak siswa berprestasi yang sesuai dengan visi dan misi Labschool. Visi dan misi Labschool yang bagus itu dapat dibaca dan dilihat di : http://www.labschool-unj.sch.id/info.php?info=visi.
Labschool harus terus menciptakan siswa berprestasi yang dapat membawa nama baik sekolah ditingkat nasional maupun internasional. Karena itu adanya sebuah pembinaan jelas menjadi sebuah keharusan. Labschool harus unggul dalam berbagai event olympiade. Baik bidang sains, matematika, ataupun yang lainnya. Hal ini akan dapat dibuktikan dengan adanya berbagai piala kejuaraan yang dipajang di sekolah.
Semakin banyak piala dari kejuaraan yang diperoleh akan semakin mengibarkan nama Labschool ke seluruh penjuru dunia. Sehingga Labschool benar-benar sekolah yang unggul dan sangat memperhatikan siswa berprestasi.
Sesuai dengan pesan presiden SBY agar sekolah-sekolah memperhatikan para siswa berprestasi yang telah berhasil dalam berbagai ajang kejuaraan. Berita ini dapat di lihat di http://www.detiknews.com/read/2008/08/05/212856/983509/10/sby-siswa-berprestasi-harus-bisa!
C. Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis ditengah merambahnya budaya global
Dalam tulisan penulis di dalam Konferensi Guru Indonesi (KGI) 2007 yang diselenggarakan oleh Sampoerna Foundation Institut dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang guru, Penulis menuliskan bagaimana menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis (http://dewanpendidikan.wordpress.com/2007/08/01/budaya-lab-school-wijaya-kusumah/). Dalam tulisan itu, penulis membeberkan panjang lebar tentang keunggulan Labschool yang terletak pada budaya sekolahnya yang tetap eksis.
Bayangkan Anda memasuki sebuah sekolah, hal apa kira-kira yang akan Anda lihat dan dengar? Sulit atau mudah memasuki lingkungan sekolah tersebut. Bagaimana cara guru dan siswa menyapa Anda. Bagaimana dengan pengaturan ruang administrasi dan papan demo keterampilan siswa ditata dan ditampilkan, serta ruang kelas dibentuk. Bagaimana suasana belajar-mengajar berlangsung, dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana kondisi kamar kecil (toilet) sekolah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan budaya. Sebab, sekolah sedang berusaha memberikan impresi terhadap tamu dan pengunjung lainnya bahwa inilah kami, inilah budaya sekolah kami. Berpadunya tiga kekuatan, guru, siswa, dan orang tua siswa.
Jika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tradisi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspektasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan seluruh aktivitas personel sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan suatu entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan, 'sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan'. Atau, seperti hidrogen yang merupakan elemen utama air, maka nilai-nilai dalam masyarakat juga merupakan bagian utama dari budaya sekolah.
D. Memiliki tokoh penting kaliber nasional seperti figur Pak Arif Rachman, yang mampu untuk menjadi contoh pemimpin masa depan.
Ketika penulis mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2005, pertanyaan yang lebih dulu ditanyakan oleh dewan juri pada saat itu adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool. Begitupula untuk kedua kalinya mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2006. Lagi-lagi yang ditanya oleh dewan juri adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool.
Nama Arief Rachman telah menyatu dengan Labschool. Bahkan Rektor UNJ sendiri Pak Bedjo mengatakan bahwa Pak Arief sangat identik dengan Labschool. Arief Rachman, yang lahir di Malang, Jawa Timur, 19 Juni 1942 adalah seorang guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta. Pada tahun 2000 Arief Rachman sempat aktif sebagai pembawa acara program agama Islam Hikmah Fajar di RCTI.
Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi, namun masih aktif di dunia pendidikan. Beliau dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia, dan sempat ditanya pendapatnya ketika Presiden Amerika Serikat George Walker Bush berkunjung ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006. Saat ini ia juga menjabat duta UNESCO dari Indonesia dan sebagai Wakil Ketua Komisi Pencari Fakta kekerasan IPDN yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diketuai oleh Prof. Dr. Ryaas Rasyid.
Pak Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai seorang Pakar Pendidikan. Bicaranya sendiri khas seorang guru, seorang pendidik. Dia bukanlah pembicara yang gerakannya membangkitkan motivasi, karena motivasi itu sendiri lebih banyak datang dari kata-kata yang dia ucapkan dengan gaya seperti orang bercerita. Tak lupa diikuti dengan ekspresi mimiknya yang unik. Kelihatannya, ekspresi mimiknya inilah yang mungkin membuat ia banyak diundang ke berbagai acara seminar karena - walaupun sudah tua, rambutnya juga sudah banyak yang memutih - ia tidak ragu-ragu melakukan ekspresi mimik selucu apapun untuk menghidupkan materinya. Sedangkan dari segi materinya sendiri, ia banyak menggunakan ilmu psikologi pendidikan. Lengkap dengan contoh-contohnya. Sangat ilmiah saya kira. Namun karena ia banyak menggunakan contoh-contoh yang membumi, seringkali unsur kerumitan ilmiahnya ini tetap bisa dimengerti oleh audience.
Prof. Dr. Arief Rachman pernah mengatakan bahwa seorang guru itu harus memenuhi 5 kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh para guru dalam menjaga Labschool agar tetap unggul.
Akhirnya, untuk menjaga agar Labschool tetap unggul diperlukan persatuan yang kokoh dari berbagai komponen yang ada di Labschool. Itulah yang disebut Keluarga Besar Labschool. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam membangun Labschool ke arah yang lebih baik dari hari ini. Diperlukan suatu sistem yang utuh dan menyeluruh atau sistemik agar Labschool tetap unggul. Sistem yang dibangun harus juga mencerminkan empat kekuatan di atas yang dimiliki oleh Labschool. Kalau bukan kita yang menjaga Labschool agar tetap unggul, lalu siapa lagi?
Harapan terkadang berbeda dengan kenyataan. Kebakaran di Labschool telah membuat suasana sekolah berubah. Berubah menjadi kecemasan, apakah setelah fasilitas terbakar kami mampu menjaga Labschool agar tetap unggul? Apakah fasilitas merupakan segalanya untuk mencapai keunggulan?.
Penulis mencoba menerawang ke masa lampau. Masa di mana pada saat itu Labschool lahir di tahun 1968, persis 40 tahun yang lalu. Tentu para pendiri sekolah ini berpengharapan agar kelak sekolah yang mereka dirikan menjadi sebuah sekolah yang bermutu dan diperhitungkan keberadaannya pada masa yang akan datang. Sekolah Labschool yang berlokasi di Jalan Pemuda Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta Timur ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang dan unik. Nama Labschool yang melekat pada TK, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta) mengandung makna sejarah di dalamnya. Sejarahnya dapat dilihat di http://id.wikipedia.org/wiki/labschool.
Kini memasuki usianya yang ke-40, Labschool diharapkan tetap menjadi sekolah unggul. Unggul dalam berbagai bidang. Bidang akademis maupun non akademis yang tercerminkan dari berjalannya program intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mampu bersaing di dunia global yang terus berkembang dan tak kenal berhenti..
Melalui motto matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak diharapkan Labschool seperti seorang manusia yang semakin dewasa. Tidak menua, melupa, dan melemah kemudian dilupakan orang. Tetapi justru harus semakin hebat, kuat, dan menarik. Sehingga keberadaannya memiliki keunggulan yang tetap terjaga. Semua itu terjadi bila berbagai komponen yang berada di dalamnya menyatu dalam sebuah kebersamaan. Saling asah, saling asih, dan saling asuh.
Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam menjaga agar Labschool tetap unggul dan mampu bersaing di dunia global. Beberapa hal itu adalah sebagai berikut :
A. Memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan.
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan di Labschool. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Pasal 4 UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa, guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi. Kompetensi diartikan oleh Cowell (Depdikbud, 1988) sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif.
Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai; yang terkait dengan profesi guru. Namun demikian, kompetensi saja tidak cukup. Harus ada komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga Labschool agar tetap unggul. Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat. Tak pernah berhenti untuk belajar selama hayat masih dikandung badan. Dalam rangka mengembangkan potensi menjadi guru profesional.
Menjadi guru profesional adalah harapan dari semua pendidik. Tak dapat dipungkiri, sebagai garda terdepan dalam membangun Labschool guru mempunyai peran yang sangat tinggi. Dari guru yang memiliki kompetensi, dedikasi dan komitmenlah Labschool dapat terjaga. Baik mutu maupun kualitasnya.
B. Memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan
Siswa berprestasi lahir dari penanganan guru yang profesional. Labschool harus semakin banyak mencetak siswa berprestasi yang sesuai dengan visi dan misi Labschool. Visi dan misi Labschool yang bagus itu dapat dibaca dan dilihat di : http://www.labschool-unj.sch.id/info.php?info=visi.
Labschool harus terus menciptakan siswa berprestasi yang dapat membawa nama baik sekolah ditingkat nasional maupun internasional. Karena itu adanya sebuah pembinaan jelas menjadi sebuah keharusan. Labschool harus unggul dalam berbagai event olympiade. Baik bidang sains, matematika, ataupun yang lainnya. Hal ini akan dapat dibuktikan dengan adanya berbagai piala kejuaraan yang dipajang di sekolah.
Semakin banyak piala dari kejuaraan yang diperoleh akan semakin mengibarkan nama Labschool ke seluruh penjuru dunia. Sehingga Labschool benar-benar sekolah yang unggul dan sangat memperhatikan siswa berprestasi.
Sesuai dengan pesan presiden SBY agar sekolah-sekolah memperhatikan para siswa berprestasi yang telah berhasil dalam berbagai ajang kejuaraan. Berita ini dapat di lihat di http://www.detiknews.com/read/2008/08/05/212856/983509/10/sby-siswa-berprestasi-harus-bisa!
C. Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis ditengah merambahnya budaya global
Dalam tulisan penulis di dalam Konferensi Guru Indonesi (KGI) 2007 yang diselenggarakan oleh Sampoerna Foundation Institut dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang guru, Penulis menuliskan bagaimana menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis (http://dewanpendidikan.wordpress.com/2007/08/01/budaya-lab-school-wijaya-kusumah/). Dalam tulisan itu, penulis membeberkan panjang lebar tentang keunggulan Labschool yang terletak pada budaya sekolahnya yang tetap eksis.
Bayangkan Anda memasuki sebuah sekolah, hal apa kira-kira yang akan Anda lihat dan dengar? Sulit atau mudah memasuki lingkungan sekolah tersebut. Bagaimana cara guru dan siswa menyapa Anda. Bagaimana dengan pengaturan ruang administrasi dan papan demo keterampilan siswa ditata dan ditampilkan, serta ruang kelas dibentuk. Bagaimana suasana belajar-mengajar berlangsung, dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana kondisi kamar kecil (toilet) sekolah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan budaya. Sebab, sekolah sedang berusaha memberikan impresi terhadap tamu dan pengunjung lainnya bahwa inilah kami, inilah budaya sekolah kami. Berpadunya tiga kekuatan, guru, siswa, dan orang tua siswa.
Jika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tradisi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspektasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan seluruh aktivitas personel sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan suatu entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan, 'sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan'. Atau, seperti hidrogen yang merupakan elemen utama air, maka nilai-nilai dalam masyarakat juga merupakan bagian utama dari budaya sekolah.
D. Memiliki tokoh penting kaliber nasional seperti figur Pak Arif Rachman, yang mampu untuk menjadi contoh pemimpin masa depan.
Ketika penulis mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2005, pertanyaan yang lebih dulu ditanyakan oleh dewan juri pada saat itu adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool. Begitupula untuk kedua kalinya mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional tahun 2006. Lagi-lagi yang ditanya oleh dewan juri adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool.
Nama Arief Rachman telah menyatu dengan Labschool. Bahkan Rektor UNJ sendiri Pak Bedjo mengatakan bahwa Pak Arief sangat identik dengan Labschool. Arief Rachman, yang lahir di Malang, Jawa Timur, 19 Juni 1942 adalah seorang guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta. Pada tahun 2000 Arief Rachman sempat aktif sebagai pembawa acara program agama Islam Hikmah Fajar di RCTI.
Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi, namun masih aktif di dunia pendidikan. Beliau dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia, dan sempat ditanya pendapatnya ketika Presiden Amerika Serikat George Walker Bush berkunjung ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006. Saat ini ia juga menjabat duta UNESCO dari Indonesia dan sebagai Wakil Ketua Komisi Pencari Fakta kekerasan IPDN yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diketuai oleh Prof. Dr. Ryaas Rasyid.
Pak Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai seorang Pakar Pendidikan. Bicaranya sendiri khas seorang guru, seorang pendidik. Dia bukanlah pembicara yang gerakannya membangkitkan motivasi, karena motivasi itu sendiri lebih banyak datang dari kata-kata yang dia ucapkan dengan gaya seperti orang bercerita. Tak lupa diikuti dengan ekspresi mimiknya yang unik. Kelihatannya, ekspresi mimiknya inilah yang mungkin membuat ia banyak diundang ke berbagai acara seminar karena - walaupun sudah tua, rambutnya juga sudah banyak yang memutih - ia tidak ragu-ragu melakukan ekspresi mimik selucu apapun untuk menghidupkan materinya. Sedangkan dari segi materinya sendiri, ia banyak menggunakan ilmu psikologi pendidikan. Lengkap dengan contoh-contohnya. Sangat ilmiah saya kira. Namun karena ia banyak menggunakan contoh-contoh yang membumi, seringkali unsur kerumitan ilmiahnya ini tetap bisa dimengerti oleh audience.
Prof. Dr. Arief Rachman pernah mengatakan bahwa seorang guru itu harus memenuhi 5 kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh para guru dalam menjaga Labschool agar tetap unggul.
Akhirnya, untuk menjaga agar Labschool tetap unggul diperlukan persatuan yang kokoh dari berbagai komponen yang ada di Labschool. Itulah yang disebut Keluarga Besar Labschool. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam membangun Labschool ke arah yang lebih baik dari hari ini. Diperlukan suatu sistem yang utuh dan menyeluruh atau sistemik agar Labschool tetap unggul. Sistem yang dibangun harus juga mencerminkan empat kekuatan di atas yang dimiliki oleh Labschool. Kalau bukan kita yang menjaga Labschool agar tetap unggul, lalu siapa lagi?
Wijaya Kusumah, S.Pd
Guru TIK SMP Labschool Jakarta
Hp. 0815 915 5515
Menurut saya, posting Bapak Wijaya Kusumah sangat bagus. Dengan membaca blog ini, saya menjadi terinspirasi untuk menulis di blog, karena menulis blog tidak semudah yang saya bayangkan. Posting Pak Wijaya mengenai Labschool di usia yang ke 40 tahun mengingatkan kita untuk selalu bersatu dan bekerjasama dalam membangun Labschool.
BalasHapusMenurut saya, posting Bapak Wijaya Kusumah sangat bagus. Dengan membaca blog ini, saya menjadi terinspirasi untuk menulis di blog, karena menulis blog tidak semudah yang saya bayangkan. Posting Pak Wijaya mengenai Labschool di usia yang ke 40 tahun mengingatkan kita untuk selalu bersatu dan bekerjasama dalam membangun Labschool.
BalasHapusMenurut saya, posting Bapak Wijaya Kusumah sangat bagus. Dengan membaca blog ini, saya menjadi terinspirasi untuk menulis di blog, karena menulis blog tidak semudah yang saya bayangkan. Posting Pak Wijaya mengenai Labschool di usia yang ke 40 tahun mengingatkan kita untuk selalu bersatu dan bekerjasama dalam membangun Labschool.
BalasHapusblog ini sangat bagus.. Saya mendapat informasi yang belum saya ketahui. Saya akhirnya mengetahui bahwa menulis itu tidak gampang.
BalasHapusmudah mudahan labschool tetap unggul walaupun kita telah mendapat musibah
della mega shafira
grup 5
absen 14
menurut saya tentang tulisan yang Pak Wijaya buat mengenai "MENJAGA LABSCHOOL AGAR TETAP UNGGUL" sangatlah membuat saya bangkit dalam membangun LABSCHOOL yang kita cintai ini. Walaupun sudah 40 tahun Labschool berdiri tetapi Labschool masih menunjukkan eksistensinya di bidang pendidikan maupun non pendidikan. Saya senang menjadi siswa LABSCHOOL
BalasHapusBlog ini sangat bagus. Isinya membuat saya dapat mengekspresikan dir saya dengan menulis. Saya sadar menulis tidaklah mudah. Kita harus menggunakan kreativitas untuk membuat sesuatu.
BalasHapusDan semoga Labschool semakin jaya dan sehat dalam usia genapnya yang ke 40....
Desintya Afta C. ^__^ 7E
"Maaf pak belum punya blog. Blog saya hilang..."
heem menurut saya musibah kebakaran ini membuat saya jadi tambah semangat belajar karena bisa melihati puing" yang berjatuhan hehe..
BalasHapusuntuk posting nya sih keren abies ternyata nulis blog itu tidak gampang looh..buat kta sadar untuk rajin menulis
menurut saya blog bapak sangat bagus. saya menjadi tahu informasi ynag tidak saya ketahui sebelumnya. mudah mudahan labschool tetap unggul ya pak, amin
BalasHapussaya setuju dengan bapak, sebaiknya kita harus tetap menjaga labschool agar tetap unggul, pokoknya labschool tetap jaya !
BalasHapusSMP LABSCHOOL JAKARTA mempunyai latar belakang yang sangat baik dan juga mempunya visi dan misi yang mendidik saya bangga menjadi murid di SMP LABSCHOOL JAKARTA
BalasHapusfathirah r. putri group 6
Posting Pak Wijaya kali ini sangat bagus. Walaupun Labschool sudah 40 tahun, tapi Labschool harus tetap EKSIS. Malahan di usia ke-40 ini seharusnya Labschool makin berprestasi. LABSCHOOL JAYAAA !!! =]
BalasHapusmenurut saya,sudah semestinya kita menjaga labschool ini,karena labschool adalah bagian dari Indonesia,dan seharusnya dijaga untuk keunggulan Indonesia juga
BalasHapusmenurut saya posting bapak bagus banget. setelah musibah ini saya termotivasi untuk belajar. kita harus tetap berprestasi meskipun kita sedang dalam musibah yang sangat berat. saya yakin labs tetap menjadi sekolah yang unggul. amiiinn..
BalasHapusLatasha 7f
Menurut saya posting Bapak dapat membuat kita semua semangat dan tidak putus asa untuk membangun lagi seluruh fasilitas di Labschool Jakarta ini. Terus terang saya sedih sekali ketika mendengar bahwa Labschool terbakar.
BalasHapusblog ini sangat mengajak kita untuk tetap menjaga keunggulan Indonesia,karena Indonesia harus tetap unggul selalu,makasih...
BalasHapusPendapat omjay benar walau kita terpuruk karena kebakaran,kita tetap harus menjaga dan berusaha agar labschool tetap unggul di usianya yang sudah menginjak umur 40 tahun.LABSCHOOL JAYA!!!!!
BalasHapuspanjang banget pak .tapi saya yakin labschool akan tetap jadi unggulan apa lagi muridnya berprestasi
BalasHapussaya setuju dengan postingnya pak wijaya, walaupun kita tertimpa musibah tetapi kita tidak boleh patah semangat untuk membangun kembali Labschool agar tetap jaya dan tetap menjadi swekolah yang teladan dan berprestasi.
BalasHapusMenurut saya musibah kebakaran yang kita alami bersama ini memberikan hikmah tersendiri bagi saya. Hikmahnya adalah kita dapat merasakan bencana kebakaran yang orang lain rasakan sebelumnya... Semoga kita dapat menjalani cobaan ini dengan sabat dan tabah. Amien..
BalasHapusFicananda 7F-19
panjang pak seru abis labschool akan tetep unggul luar biasa
BalasHapustema tulisan bapak bagus sekali.kalau tentang cerita A SAYA SANGAT MENYETUJUI ITU
BalasHapusmenurut saya postingan pa wijaya sangat bagus kita jadi tahu hal yang sebelumnya kita tak tahu terima kasih pa wijaya
BalasHapusmenurut saya tulisan pa wijaya bagus dan tulisannya baik..
BalasHapussaya setuju dengan postingnya pak wijaya kita tidak boleh patah semangat untuk membangun kembali Labschool agar bisa lebih baik
BalasHapusmenurut saya tulisan pa wijaya bagus dan tulisannya baik..
BalasHapushmmmm.. menurut saya sih blog bapa bagus!saya jadi lebih semangat utk belajar sejak saya melihat posting blog bapa.ternyata nulis blog itu ga gampang lho..biar kita sadar untuk rajin menulis...
BalasHapussemoga smp labschool lebih unggul dari sekolah yanag lain,amin...
menurut saya posting bapak waijaya sangat bagus. Mudah-mudahan Labschool tetap unggul ya pak
BalasHapusblog omjay eh salah pak wijaya buuuuuuuuuaaaaaaaaaagussssssssssss banget saya juga turut bersedih atas peristiwa kebakaran saya akan membantu menjaga labschool saya janji lo pa.
BalasHapussaya setuju sama bapak.sebaiknya kita harus tetap menjaga Labschool agar tetap unggul . pokoknya Labschool tetap jaya deh !!
BalasHapusFeni-7F
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusmemasuki usia yang ke 40, SMP labschool harus lebih jaya walaupun telah di timpa bencana kebakaran. tetapi dibutuhkan persatuan yang kokoh antar semua warga labschool agar labschool tetap jaya sesuai dgn motto 'matang dalam berfikir, bijak dalam bertindak.'
Saya setuju dengan posting Pak Wijaya, kita tidak boleh patah semangat untuk membangun kembali Labschool tercinta ini.
BalasHapusMenurut saya,posting Pak Wijaya sangat bagus. Dengan membaca ini saya ingin mejaga Labschool agar tetap kokoh.
BalasHapusKarima Zakiya
omjay eh salah pak Wijaya blognya bagus buanget saya juga turut berduka cita atas peristiwa kebakaran beberapa waktu lalu saya akan menjaga nama baik labscool agar kembali berdiri kokoh kembali saya berjanji tapi tidak sumpah lo pak hehehehehehe.
BalasHapusMenurut saya itu benar kita tetap harus berusaha walau kita terpuruk agar labschool tetap unggul dan jaya dalam umurnya yang ke 40 tahun
BalasHapusSaya bilang blog ini sudah cukup bagus buat para siswa siswi Labschool
BalasHapusTerutama pada informasi dan komunikasi, tetapi blognya dikerenin lagi dunk...
THX
menurut saya, blog ini sangat menarik. beberapa informasi yg msih blum saya ketahui, skarang sdah mndapat jwabnanya. blog ini bisa saja mnjdi inspirasi orang untuk bngkit dan lbih mju, trmasuk sya. smoga Labschool makin berprestasi, makin maju, dan tetap eksis.
BalasHapus--amy--
menurut saya, blog ini sangat menarik. beberapa informasi yg msih blum saya ketahui, skarang sdah mndapat jwabnanya. blog ini bisa saja mnjdi inspirasi orang untuk bngkit dan lbih mju, trmasuk sya. smoga Labschool makin berprestasi, makin maju, dan tetap eksis.
BalasHapus--amy--
menurut saya, posting bapak sangat bagus. dengan membaca blog ini, saya jadi terinspirasi untuk menulis. dan menulis itu tidak semudah yang saya bayangkan. saya juga bisa mendapat informasi yang belum saya ketahui.dan semoga labschool semakin jaya dengan usia nya yang ke 40.
BalasHapuswah, blognya pak Wijaya ternyata bagus dan up to date, juga nggak ngebosenin jadi ngebacanya enak. Pak, saya bingung nih mau nulis apa lagi segini aja ya pak, untung bapak nggak nentuin berapa banyak kata yang harus ditulis. Kalau ditentuin, wah saya bisa kebingungan sendiri deh nyari kata-katanya.
BalasHapusNadiya grup 4
Terima kasih atas komentar yang diberikan dalam blog saya ini.
BalasHapusmenurut saya posting bapak sangat bagus. dan saya juga berharap semoga labschool akan tetap jaya dan dapat terus maju dan lebih baik lagi.
BalasHapusAstrid Avanda Putri
7b / group 2
Menurut saya, blog yang pak wijaya buat sangat berisi pak. Karena pengetahuan saya bisa bertambah dengan membaca blog bapak, khususnya berita terbaru Labschool. Sasya juga turut berduka cita atas kebakaran minggu lalu. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya.Amin.
BalasHapuswah, pak blognya bagus ya... nggak kalah sama website website yang terkenal loh... ngebaca nya juga nggak ngebosenin soalnya isinya bagus. Pokoknya nggak nyesel deh buka blog nya Pak Wijaya...
BalasHapusom jay eh salah pak wijaya tulisan bapak bagai mutiara di atas tanah karena ditengah kebakaran labschool masih ada tulisan yang sebagus ini saya kagum sekaligus turut berduka cita atas musibah yang menimpa labschool untung lab TIK gak kena kan kalau kena bisa berabeh saya akan menjaga labschool agar tetap unggul saya janji dengan prestasi tapi bukan sumpah hehehehehehehehehehe.
BalasHapussungguh kasihan anak-anak jalanan yang terlantar itu...saya simpati.Hidup tanpa keluarga sungguh tidak enak.Tidak bisa sekolah dan bermain bersama teman-teman.Hidup di pinggiran rel,lampu merah,sungguh kasihan anak-anak jalanan
BalasHapussungguh kasihan anak-anak jalanan yang terlantar itu...saya simpati.Hidup tanpa keluarga sungguh tidak enak.Tidak bisa sekolah dan bermain bersama teman-teman.Hidup di pinggiran rel,lampu merah,sungguh kasihan anak-anak jalanan
BalasHapusmenurut saya blog bapak sangat bagus semoga dengan adanya blog bapak ini saya akan termotivasi untuk menulis blog dan saya turut berduka cita atas kebakaran di labschool semoga kita sabar atas musibah ini
BalasHapus