Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Minggu, 29 November 2009

Penghargaan Tak Terlupakan di Hari Guru

Omjay Mendapatkan Penghargaan dari Kepala Pusat Bahasa Depdiknas
Omjay Mendapatkan Penghargaan dari Kepala Pusat Bahasa Depdiknas

Rabu, 25 November 2009, bertempat di pusat bahasa depdiknas Rawamangun Jakarta Timur, saya mendapatkan penghargaan yang tak terlupakan di hari guru. Hari itu saya diminta hadir oleh panitia lomba blog balai bahasa bandung, kang syarif untuk menerima hadiah dan piala serta sertifikat sebagai pemenang pertama lomba blog tingkat nasional. Bahagia rasanya hati ini, bukan karena mendapatkan hadiah uang sebesar Rp. 4.000.000,-, tetapi penyerahan itu diberikan bertepatan dengan peringatan hari guru yang jatuh pada setiap tanggal 25 November.

Penghargaan ini adalah penghargaan yang tak terlupakan seumur hidup saya sebagai guru. Sebab saya tak pernah menduga sebelumnya bahwa hasil saya nge-blog setiap hari ternyata bukanlah pekerjaan sia-sia. Padahal kalau saya mau jujur, ngeblog itu pada awalnya bagi saya hanya sekedar iseng karena ingin berbagi kepada teman-teman guru di dunia maya. Tak pernah terpikirkan untuk mendapatkan hadiah dari hasil nge-blog.

Saya merasakan bahwa akses internet sangat bermanfaat bagi guru untuk bisa saling berbagi dan melengkapi. Apalagi saya merasakan bahwa ketersediaan sumber bacaan seperti buku di daerah sangat sulit diperoleh, dan saya berusaha apa yang saya baca, saya sharingkan kepada teman-teman guru, mahsiswa, dan juga khalayak ramai yang peduli dengan dunia pendidikan.

Kalau anda melihat blog saya di http://wijayalabs.wordpress.com, rasanya tak ada yang istimewa dari blog ini. Saya sendiri agak sedikit bingung mengapa dewan juri memilih blog saya itu sebagai pemenang pertama dari hampir 900 peserta yang mendaftarkan blognya di balai bahasa Bandung dari seluruh Indonesia. Bahkan kalau mau jujur, menurut saya banyak blog yang sangat bagus dan interaktif tetapi tak terpilih menjadi pemenang.

Lomba blog di balai bahasa ini adalah lomba blog tahun kedua yang saya ikuti. Tahun pertama, saya ikut mendaftarkan diri, tetapi belum berhasil terpilih sebagai pemenang, dan alhamdulilah baru tahun ini blog saya terpilih menjadi pemenang pertamanya.

Di sekolah, saya pandangi piala yang saya dapatkan di depan anak-anak, dan saya sampaikan kepada para peserta didik saya bahwa Omjay baru saja mendapatkan penghargaan lomba blog untuk memotivasi mereka. Mengabarkan pada mereka bahwa menulis di blog bukanlah pekerjaan sia-sia. Anak-anak pun memberikan ucapan selamat dan seraya berkata, " Wah enak juga ya jadi blogger!".

Para pembaca yang saya hormati dan banggakan,

Tanpa saya sadari, setelah kang pepih (admin kompasiana) memberikan kesempatan pada saya untuk terus menulis di blog, baik di kompasiana maupun di blog pribadi membuat saya menjadi terbiasa dalam menulis. Blog bukan saja membuat saya menjadi terampil menulis cepat, tetapi juga membuat saya lebih kreatif dalam menulis. Kreativitas menulis membuat saya menulis terus setiap hari dan membuat saya menjadi kompasianers teraktif bersama-sama dengan Pak Pray, Pak CH, Mas Wisnu, dan Kang pepih sendiri tentunya.

Saya tak mengira sama sekali keajaiban blog telah menggiring saya mendapatkan hadiah berupa uang secara beruntun di bulan November ini. Keberuntungan Pertama yang saya dapatkan adalah ketika buku yuk kita ngeblog! yang saya susun mendapatkan juara pertama sayembara penulisan naskah buku pengayaan 2009. Sebagai pemenang pertama bidang keterampilan tingkat SMP, saya mendapatkan hadiah uang sebesar Rp. 20.000.000,-. Jumlah yang sangat besar bagi seorang guru seperti saya. Kini, di hari guru saya mendapatkan hadiah uang sebesar Rp. 4.000.000,- sebagai juara pertama lomba blog dari balai bahasa bandung. Dengan jumlah uang Rp. 24.000.000,- itu saya serasa menjadi jutawan kaya baru yang alhamdulillah uang itu bisa saya manfaatkan untuk merenovasi rumah kami di Jatibening bekasi yang selalu terkena banjir.

Rasa syukur tak terhingga saya ucapkan kepada Allah SWT, kalau bukan skenario Engkau tidaklah mungkin seorang guru seperti saya mendapatkan hadiah sebesar itu. Mohon dijauhkan dari sifat sombong dan ria. Karena Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri. Apa yang saya tuliskan di sini sekedar ingin memotivasi bahwa menulis di blog memiliki keajaiban.

Kepada teman-teman pembaca semua, saya ucapkan banyak terima kasih, karena apa yang saya tuliskan di blog mendapatkan tangapan dan sambutan. Peran anda tak akan pernah saya lupakan. Penulis tanpa pembaca seperti sayur tanpa garam. Garing dan sunyi dari pengunjung. Karena itu biasakanlah menulis, dan juga memberikan komentar di blog orang lain. Di sanalah terlihat semangat berbagi terasakan.

Kepada pembaca saya pesankan, menulislah terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi. Keajaiban-keajaiban akan menyertai anda, bila anda komitmen dan konsisten. Seperti keajaiban yang telah juga menimpa teman saya mas dwiki Setiyawan, salah satu kompsianaers yang baru saja memenangkan lomba blog dengan hadiah Rp. 4.000.000,-.

Tak ada hal yang sia-sia, bila semua itu kita niatkan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta menjadi ladang amal bagi kita sebelum ajal menjemput. Jasad kita boleh saja hilang diteman bumi, tetapi tulisan-tulisan kita akan terkenang selalu sepanjang masa oleh generasi kita berikutnya. Seperti tulisan almarhum buya hamka, dan ws rendra serta penulis-penulis tenar lainnya. Percayalah!

salam blogger persahabatan

Omjay

Rabu, 18 November 2009

SBY, Keajaiban Blog, dan Tangisan Istri

Omjay Mengucapkan Terima Kasih
Omjay Mengucapkan Terima Kasih

Membaca Kompas cetak hari ini, Selasa 17 November 2009, tentang disfungsi presiden, presiden harus konsekuen, dan Pak SBY bicaralah yang dituliskan oleh para penulis hebat membuat saya tersulut untuk menuliskan pendapat bahwa saatnya pak SBY untuk bicara setelah mendapatkan rekomendasi dari tim delapan.

Apalagi kini kita telah sama-sama tahu bahwa kasus bibit-chamzah sangat lemah di mata hukum dan merupakan rekayasa dari para pejabat yang berkuasa agar KPK lumpuh. Tentu ini sebuah dilema bangsa yang harus membuat kita berpikir bahwa kejujuran saat ini sangat mahal harganya. Orang akan dengan sangat mudahnya bersumpah di muka pengadilan dan merasa dirinya paling benar.

Kalau saya menjadi pak SBY, saya akan bertindak hati-hati dan hal ini bisa menjadi senjata makan tuan. Apalagi teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat terbuka, dimana orang bisa saja cuap-cuap melalui blog dan jejaring sosialnya. Bagi saya pribadi, kekuatan para blogger dan facebooker tidak bisa dianggap enteng. Apalagi blog memiliki keajaiban yang dapat mengangkat pemiliknya menjadi seorang blogger yang dapat bermanfaat untuk orang banyak. Dikenal dan terkenal.

Itulah yang saya rasakan malam ini. Ada rasa haru dan bangga, karena baru saja diumumkan oleh dewan juri bahwa naskah buku saya yang berjudul yuk kita ngeblog! mendapatkan juara pertama tingkat SMP.

Blog memang ajaib. Media ini bukan hanya mengangkat saya menjadi pemenang pertama sayembara penulisan naskah buku pengayaan 2009, Juga blog telah membuat saya menjadi terampil menulis. Bahkan kini blog telah membuat saya menjadi kreatif menulis. Rasanya belum bisa tidur, kalau belum memposting satu tulisan untuk teman-teman di dunia maya. Teman-teman pasti menunggu tulisan-tulisan saya. Meski terkadang tulisan itu mungkin kurang bermanfaat buat orang banyak.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ilahi Rabbi, dalam waktu yang hampir bersamaan saya telah memenangkan dua lomba sekaligus, sebagai juara pertama nasional lomba blog balai bahasa bandung, dan juara pertama buku pengayaan 2009. Tentu ini semua bukan pekerjaan yang langsung selesai, tetapi merupakan sebuah proses perjuangan yang membutuhkan perjuangan.

Pada tengah malam sekitar jam 00.00, saya kabari istriku di rumah, dan saya katakan bahwa saya mendapatkan juara pertama. Mendengar kabar itu, sontak istriku menangis bahagia. Meskipun hanya melalui HP, kudengar isak tangisan itu begitu membahagiakan dan mengharukan. Sungguh berita yang tiada disangka, termasuk diriku sendiri. Betapa bahagianya kami. Malam itu, tanpa kami sadari, kami sama-sama menangis bahagia. Musibah yang kami alami telah diubah Allah menjadi anugerah tak ternilai. Robohnya rumah kami karena dimakan rayap yang memaksa kami juga harus mengontrak rumah petak untuk sebulan ini benar-benar membawa perasaan kami lebih berkeinginan untuk mendekat-Nya. Insya Allah, rumah rusak itu akan menjelma menjadi rumah indah yang penuh barokah karena dibangun dari isi otak karena kemurahan-Nya. Allah telah menganugerahkan limpahan rezeki kepada kami dengan jalan yang tiada terduga. Terima kasih ya Allah, karena Engkaulah kami dapat berubah dan mengubah keadaan ini. Engkau telah menunjukkan kami jalan rezeki melalui blog yang telah dikunjungi pembaca untuk berkenan berbagi. Kiranya Engkau tetap berkenan untuk meridloi blog ini agar tetap eksis di hati kami dan pembaca. Tentu kami berharap agar blog ini bermanfaat bagi kemajuan bangsa, khususnya dunia pendidikan yang sedang mulai bangun.

Melalui blog ini, dengan segala ketulusan dan keikhlasan, kami menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada pembaca. Tanpa pembaca dan motivasi Anda, kami bukanlah apa-apa. Pembaca, sedikit yang dapat kami sampaikan ini semoga menjadi sebuah pencerahan. Selain kepada pembaca, kami pun tak lupa dan melupakan jasa dan doa keluarga tercinta. Istriku, anak-anakku, ayahandamu hanya dapat mengucapkan terima kasih. Kalian adalah motivator ayahmu. Tanpamu, ayahmu bukanlah apa-apa. Jikalau ayahmu pergi, itu tidaklah bermaksud untuk menghindari kewajiban mendidikmu. Justru ayahmu pergi untuk kewajiban yang lebih besar, yakni mendidik bangsa ini agar mengenal karakter terdidik sehingga terbentuk generasi yang santun dan berprestasi. Kini doa dan dukungan kalian, sebagian telah dikabulkan Allah. Maka, ikhlaskanlah ayahandamu pergi untuk berbagi. Yakinlah, bahwa Allah itu mboten sare (tidak tidur), begitu saya meminjam istilah bahasa Jawa dari teman sekamarku, Johan Wahyudi dari Sragen Jateng, yang juga menjadi juara 1 untuk tingkat SMA.

Salam Blogger persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com


Kamis, 05 November 2009

Belajar dan Berbagi Ilmu PTK di SMPN 230 Jak-Tim

MGMP Guru-Guru Bahasa Indonesia di SMPN 230 jaktim

Guru-Guru Bahasa Indonesia di SMPN 230 jaktim

Hari ini saya mendapatkan undangan untuk memberikan materi Penelitian tindakan kelas (PTK) di Musywarah Guru Mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia di SMPN 230 Cipayung Jakarta Timur. Saya diundang oleh ibu Dra. Hj. Saida Edib Hanum, M.Pd, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Jakarta Timur.

Senang sekali bisa bertemu di sini, belajar dan berbagi ilmu PTK dengan teman-teman guru Bahasa Indonesia. Sebagai orang yang senang mempelajari bahasa Indonesia, merupakan sebuah kebahagian tersendiri bisa berbagi dengan teman-teman yang memperjuangkan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang benar-benar disukai oleh para anak didik kita. Ada 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik yaitu Mendengar, Berbicara, Membaca, dan Menulis.

Dari keempat keterampilan berbahasa itulah diharapkan anak didik mampu mengembangkan dirinya menjadi orang yang mampu mengembangkan keterampilan berbahasa itu seperti menjadi reporter, editor, penulis, penyair, dan lain-lain.

Ada juga keterampilan bersastra yang perlu dikembangkan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Seperti mereka bisa membuat puisi, pantun, dan prosa. Dari penerbit Erlangga, mereka mempresentasikan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan Standar Isi KTSP 2006 dan mengacu kepada SK dan KD yang telah ditetapkan oleh pusat kurikulum. Sangat menarik dan membuat para guru yang hadir untuk bisa juga membuat buku.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menggugah teman-teman guru bahasa Indonesia untuk mampu menulis dan mengembangkan karya tulisnya di bidang bahasa yang bermanfaat untuk mengembangkan keempat keterampilan berbahasa itu. Mengembangkan Potensi unik siswa melalui PTK.

Kalau para peserta didik menguasai keempat keterampilan itu, maka akan hebatlah para peserta didik karena mampu menguasai keterampilan ini dengan baik, dan mereka akan menjadi orang-orang yang dicari secara profesional karena kemampuannya di bidang bahasa. Bahasa Persatuan yang menjadi Bahasa Resmi bangsa Indonesia.

Ada puisi yang dibacakan oleh mas Erwan yang merupakan guru kesusastraan di beberapa sekolah yang membuat saya tertarik dan memaknainya. Dengan judulnya, Impian 3 hari 3 malam. Sunguh sangat mempesona puisinya dan mengingatkan saya pada puisi-puisi karya WS Rendra almarhum.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Selasa, 03 November 2009

Kolaborasi guru dan Dosen Dalam penelitian

Omjay dalam Lomaba Keberhasilan Guru dalam pembelajaran Tingkat Nasional 2008

Omjay dalam Lomaba Keberhasilan Guru dalam pembelajaran Tingkat Nasional 2008

Guru adalah orang yang mengajar di sekolah sedangkan dosen adalah orang yang mengajar di perguruan tinggi. Begitulah biasanya orang membedakan antara guru dan dosen secara sederhana. Tetapi sebenarnya guru dan dosen sama-sama orang yang menyampaikan ilmu yang dikuasainya untuk para peserta didik. Bila di sekolah peserta didik disebut siswa dan bila di perguruan tinggi peserta didik biasanya disebut mahasiswa.

Guru dan dosen adalah pekerjaan yang sangat mulia. Mereka berusaha membimbing para peserta didiknya agar mampu menguasai kompetensi yang diharapkan. Dengan begitu sangat penting peran mereka dalam dunia pendidikan kita, khususnya dalam keberhasilan guru dalam pembelajaran di sekolah. Namun, sangat disayangkan peran dan fungsi mereka seolah-olah terlihat berjalan sendiri-sendiri. Tak terjadi kolaborasi antara guru dan dosen. Padahal banyak yang akan dihasilkan dalam bidang pendidikan bila guru dan dosen berkolaborasi. Begitu banyak khasanah ilmu pendidikan yang belum ditemukan.

Setiap kali melakukan penelitian di sekolah, saya selalu mengajak teman-teman dosen untuk bergabung dalam penelitian saya di sekolah. Sebab bagi saya keilmuan mereka sangat penting dan dosen memiliki tri darma perguruan tinggi yang salah satunya adalah kemampuan meneliti. Dengan bergabungnya antara guru dan dosen akan menjadi jembatan antara dunia perguruan tinggi dan dunia persekolahan kita.

Contohnya, setiap kali saya membuat proposal penelitian di bidang pendidikan, baik proposal berbentuk Penelitian tindakan kelas atau lainnya, saya selalu berusaha berkonsultasi dengan mantan dosen saya di IKIP Jakarta/UNJ. Dari merekalah saya mendapatkan banyak masukan, khususnya dalam kerangka teoritis dan metodologi penelitiannya. Sebagai orang yang sehari-harinya mengamati proses yang terjadi di sekolah, dibutuhkan orang luar untuk mengamati pula apa yang telah kita lakukan di sekolah. Apakah telah sesuai dengan harapan perguruan tinggi atau justru malah sebaliknya. Melalui cara-cara kolaborasi seperti itulah, maka setiap kali melaporkan hasil penelitian saya dan kemudian saya ikutkan dalam lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran di departemen pendidikan nasional, membuahkan hasil dengan terpilihnya saya menjadi finalis dalam lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional tahun 2008.

Guru dan dosen sebenarnya masing-masing saling membutuhkan. Guru memerlukan dosen sebagai tempat konsultasinya dan dosenpun memerlukan guru sebagai tempat menguji hipotesanya di bidang pendidikan. Apalagi bila dosen tersebut sedang mengambil program doktor kependidikan yang harus menuliskan desertasi di bidang pendidikan. Alhasil, bila dua kepentingan ini bertemu, maka akan melahirkan sebuah kolaborasi yang hebat dan akan menghasilkan hasil penelitian yang bisa diterima oleh dunia persekolahan dan dunia perguruan tinggi. Kerja keras mereka menggema kencang karena bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Di sinilah pentingnya sebuah penelitian kolaborasi antara guru dan dosen yang saling bekerjasama menyelesaikan masalah di bidang pendidikan atau mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Sebab kita masih melihat bahwa masih banyak guru yang hanya menggunakan satu model pembelajaran dan tidak menemukan potensi unik yang dimiliki anak didiknya.

Guru dan dosen harus saling bertegur sapa dalam dunia penelitian kita. Mereka adalah masyarakat ilmiah yang menjadi garda terdepan dalam melahirkan paradigma baru di bidang pendidikan. Bila mereka berjalan sendiri-sendiri, maka yang terjadi adalah apa yang dikerjakan guru tak terpublikasikan ke dalam dunia perguruan tinggi, dan apa yang diteliti dosen di perguruan tinggi tak sampai ke dalam dunia persekolahan. Kolaborasi guru dan dosen yang bergerak di bidang pendidikan tentu sangat dibutuhkan karena akan menimbulkan saling sinergi. Mereka harus saling bekerjasama dan saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi dan harus saling asah, asih, dan asuh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian.

Omjay bersama pemenang LKDP 2008

Omjay bersama pemenang LKDP 2008 di TVRI

Sebagai seorang guru yang telah merasakan benar pentingnya kolaborasi antara guru dan dosen membuat saya ingin mensharingkan kepada teman-teman guru untuk tidak malu bertanya kepada teman-teman yang berprofesi sebagai dosen. Saya merasakan benar, setiap kali penelitian yang saya lakukan bersama dosen, mencapai hasil sesuai yang saya harapkan dalam penelitian. Hasil penelitian itupun terekspos sampai ke tingkat nasional, dengan terpilihnya saya mengikuti lomba karya tulis ilmiah di departemen pendidikan nasional. Bagi saya, berkonsultasi dengan teman-teman dosen sangat menyenangkan, bukan saja saya mendapatkan ilmu tambahan, tetapi saya merasakan ada orang lain yang mengamati kinerja saya secara cermat dan teliti melalui tulisan ilmiah yang saya laporkan. Di sinilah letak kekritisan seorang dosen yang mampu berpikir secara ilmiah dan runut tentang metodologi penelitian.

Ketika penelitian telah sampai kepada pelaporan, maka guru dan dosen benar-benar merasakan apa yang terjadi di sekolah benar-benar telah terpecahkan dengan baik. Guru yang kurang terbiasa meneliti akan terbantu dengan adanya dosen yang mau berkolaborasi. Ingatlah selalu, kolaborasi selalu menghasilkan prestasi tinggi!. Itulah yang saya dengar dari beberapa guru besar yang mau turun gunung ke sekolah-sekolah mengecek langsung apa yang mereka teliti. Mereka tidak diam dalam menara gading dan menunggu laporan saja. Mereka turut aktif mengamati, dan membantu guru melakukan refleksi diri untuk memperbaiki kinerjanya sebagi guru. Bila tri darma perguruan tinggi benar-benar berjalan, maka setiap ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi akan benar-terasakan manfaatnya bagi sekolah.

Kolaborasi guru dan dosen harus terus digalakkan agar penelitian yang dilakukan oleh para guru menjadi lebih berarti bagi sekolah dan dunia perguruan tinggi, sehingga terjadi proses saling membutuhkan antara guru dan dosen yang sama-sama menjadi seorang peneliti.

Bila guru dan dosen tak meneliti dan tidak saling berkolaborasi dalam mengambangkan penelitiannya, maka akan semakin mundurlah dunia pendidikan kita. Percayalah!.

Salam blogger persahabatan

Omjay