Banyak teman saya bilang kalau saya ada dimana-mana. Kalau buka internet dan cari-cari artikel tentang pendidikan, pastilah ada wajah saya yang imut dan gendut disitu. Cari tentang humor, eh ada juga foto omjay disitu. lalu teman saya berkata, “Guru kok narsis?”
Guru sekarang memang harus narsis.Dia harus mampu menulis. Menulis apa saja yang dikuasainya dan disukainya. Menyebarkan pengetahuan dan pengalamannya menjadi seorang pendidik.
Paradigma guru harus dirubah. Kalau guru zaman dulu, kerjanya cuma mencari indormasi alias baca buku doang. Tetapi sekarang, di tengah arus informasi dan era gombalisasi eh salah globalisasi guru harus kreatif dalam menciptakan informasi.
Agar bisa menciptakan informasi, guru tentu harus bisa menulis. Dengan banyak menulis guru pun akan menjadi narsis. Dengan narsis, guru menjadi selebritis di dunia maya. Saya pun tak heran bila banyak tulisan saya yang di “copas” oleh para netter yang bejibun itu. Bukankah dengan begitu kita pun dipublikasikan secara gratis tanpa harsu eh harus membayar kolom iklan?
Sewaktu pikiran saya masih mencari informasi, pekerjaan saya di internet hanya searching, and browsing. Cuma sekedar mencari informasi apa yang saya butuhkan. Namun, seiring dengan bertambahnya waktu, saya tak hanya mencari informasi, tetapi juga menciptakan informasi. Bagaimana caranya???
Langkah awal saya adalah menjadi seorang blogger. Saya benar-benar belajar autodidak menjadi seorang blogger. saya belajar bagaimana membaut eh membuat blog pribadi. Banyak sekali informasi di internet bagaimana membuat dan mengelola blog. Informasi yang bermanfaat itu langsung saya praktikkan, dan saya memiliki 3 buah blog yang servernya di luar negeri. Ketiga blog itu adalah:
- http://wijayalabs.blogspot.com
- http://wijayalabs.wordpress.com
- http://wijayalabs.multiply.com
Ketiga blog itu saya
update terus sampai saat ini, dan ketiganya saya link dalam blog profesional saya di
http://wijayalabs.com. Sebuah blog yang saya dedikasikan untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Itu semua berkat saran dari seorang blogger hebat yang bernama mas Vavai dengan blognya yang terkenal
http://vavai.com.
Dari mas vavai itulah, saya terinspirasi untuk menjadi guru narsis. Seorang guru yang selalu menulis setiap hari di blog, dan menjadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan. Menulis yang awalnya alamiah menjadi ilmiah. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk menulis sebelum tidur.
Adanya blog di dalam negeri yang begitu menggoda, membuat saya ikut-ikutan juga bergabung dalam blog itu. Blog-blog yang saya kelola sampai saat ini adalah:
- http://wijayalabs.blogdetik.com
- http://politikana.com/wijayalabs
- http://kompasiana.com/wijayalabs
- ada juga sih yang lain, tapi lupa alamatnya saking banyaknya, hehhehehe
Dari blog-blog itulah saya berusaha untuk mengelolanya dengan baik. Namun, entah kenapa saya jatuh cinta dengan sebuah blog keroyokan yang bernama KOMPASIANA. Dalam blog kompasiana ini begitu ajaib. Begitu saya menulis, sudah ada beberapa teman yang langsung memberikan tanggapan. Hal ini berbeda jauh dari blog saya lainnya. Belum lagi, di blog kompasiana saya mendapatkan banyak kawan baru yang tidak hanya akrab dalam dunia maya, tetapi juga menjadi akrab dalam dunia nyata.
Adaya blog di tanah air yang semakin banyak, membuat saya harus fokus dalam satu blog besar yang saya harus konsisten dan komitmen menulis di dalamnya. Terus belajar dari 20 gaya postingan dari mas
Romi satria wahono, saya pun mengikhlaskan diri untuk menulis setiap harinya di rumah sehat
KOMPASIANA. Rumah sehat kita semua para blogger handal di era global.
Jadi guru memang harus narsis. Dengan kenarsisan itu kita menjadi kreatif untuk terus memberikan informasi seputar pendidikan. Jangan biarkan orang luar mencibir bahwa guru Indonesia malas menulis dan membaca. Menulislah terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.
Alhamdulillah, berkat ngeblog, tahun 2008 saya berhasil menjadi finalis lomba keberhasilan guru dlam pembelajaran tingkat nasional, lalu tahun 2009 blog saya terpilih sebagai juara pertama lomba blog tingkat nasional dari pusat bahasa, dan pada tahun 2009 itu pula saya membuat sebuah buku pengayaan yang berjudul yuk kita ngeblog! Buku itu mendapat juara pertama di tingkat nasional pula, dan saya mendapatkan hadiah berupa uang dari pusat perbukuan.
Saya pun percaya, ngeblog di internet bukan hanya sekedar narsis, tetapi gurupun menjadi suka menulis dan memberikan keteladanan kepada para peserta didiknya. Saling membuat link diantara blog guru dan blog siswa, sehingga terjadi interaksi dalam dunia maya.
Kalau para peserta didik kita tak suka menulis, itu karena para gurunya banyak yang tak suka menulis. Padahal, banyak hal yang guru bisa lakukan dalam belantara internet yang tak pernah tidur.
Bila Para guru Senang menulis
Bila banyak guru kreatif dalam menulis, maka jangan kaget bila banyak orang mengenal para guru kreatif melalui dunia maya. Seperti apa yang saya alami sendiri dalam kegiatan simposium hasil penelitian yang baru lalu di hotel Bidakara. Banyak penggemar tulisan saya yang meminta berfoto dengan saya. Padahal baru hari itu, saya kenal mereka secara langsung.
Jadi guru memang harus narsis, agar bisa memberikan keteladanan dalam menulis kepada peserta didik yang kian menipis. Bila guru banyak menulis, maka akan banyak konten-konten kreatif bertebaran dan membuat peserta didik sibuk dengan banyak membaca tulisan para gurunya yang kreatif itu. Kalau sudah begitu, budaya membaca dan menulis akan terasakan dalam dunia pendidikan kita.
Kenapa para guru tak mencoba menjadi guru narsis?
Salam Blogger Persahabatan
Omjay