Sabtu, 19 Maret 2010, sekolah kami mengadakan kembali pelatihan metode metaphorming (metaforming). Pelatihan ini dilaksanakan di gedung Auditorium Labschool Jakarta Gedung Utama Lantai 3 Rawamangun Jakarta Timur. Kegiatan pelatihan ini adalah kegiatan lanjutan yang ketiga dari pelatihan metaphorming sebelumnya yang sudah 2 kali dilaksanakan. Kini para guru diminta melaporkan atau mempresentasikan implementasi metode metaphorming dalam pembelajaran di sekolah. Mereka diminta memaparkan hal-hal yang telah dilakukannya, dan melaporkan temuan-temuan penting selama menggunakan metode metaphorming.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan sebuah games metaphorming yang sangat menyenangkan. Games ini dibawakan dengan baik sekali oleh pak Taufiq dan pak Aji. Mereka meminta perwakilan 5 orang guru untuk tampil ke depan. Saya (omjay) termasuk salah seorang guru itu yang berani tampil ke depan untuk bermain games.
Pak Aji dan pak Taufik meminta kami menyebutkan kegunaan gitar lainnya selain untuk bermain musik. Kami diminta untuk menyebutkan sesuatu yang berbeda dan mendemonstrasikannya. Kebetulan saya mendapatkan tugas pertama menyebutkan fungsi gitar itu. Lalu tanpa berpikir panjang, saya pura-pura menggunakan gitar untuk memukul pak Amir, salah seorang rekan saya di SMPLabschool Jakarta. Selain Pak Amir, ada beberapa guru lainnya yang tampil ke depan, yaitu Ibu Lina, Ibu Susan, dan Ibu Arifa . Masing-masing guru diminta menyebutkan fungsi gitar sambil mendemostrasikan kegunaannnya.
Hal yang paling kocak adalah ketika ibu Lina memperagakan gitar untuk bermain kuda lumping, dan membuat para guru yang mengikuti pelatihan metaphorming tertawa. Ibu Lina pun mendapatkan tepuk tangan yang luar biasa sehingga berhak mendapatkan doorprize berupa uang yang berada dalam amplop tertutup. Sebuah door prize yang membahagiakan di pagi hari.
Dari hasil permainan itu, nampak jelas bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode metaphorming sangat menyenangkan, dan bermakna. Kata metaforming adalah kata yang berasal dari kata Yunani yaitu meta dan phora yang memiliki makna tindakan yang mengubah sesuatu menjadi bermakna. Ini diawali dengan memindahkan makna baru dan mengasosiasikan beberapa ide menjadi suatu ide yang baru. para guru pun akhirnya menjadi kreatif, dan melakukan inovasi baru dalam pembelajaran.
Dapat dikatakan bahwa metaphorming adalah suatu pemikiran yang mendalam dan kreatif. Inilah awal dari pemikiran yang jenius. Pemikiran ini memiliki tujuan yang riil dan bermanfaat yang menggunakan seluruh daya upaya semua organ tubuh kita sehingga menjadi suatu kesatuan yang mengarahkan kita menuju pemikiran yang essential . Pemikiran inilah yang akan membawa siswa atau peserta didik menuju percepatan dalam berpikir, berkreasi, menemukan suatu hal yang baru, dan menghubungkan semua hal yang terlihat tidak berhubungan menjadi hal yang saling terkait, dan pada akhirnya bermuara pada penyelesaian masalah. Pembelajaran ini akan meningkatkan, dan memperkaya pengalaman belajar, dan meningkatkan komunikasi baik antara guru-siswa, guru-guru, guru-pimpinan sekolah, dan kepala sekolah-siswa.
Permainan games yang dilaksanakan oleh pak Aji dan Pak Taufiq, diperkuat lagi dengan games metaphorming yang dibawakan langsung oleh bapak Masribi. Beliau adalah kepala pengembang pendidikan labschool Jakarta. Beliau lebih senang mengatakan bahwa metodologi metaphorming lebih pas bila disebut teknik metaphorming. Sebuah teknik pembelajaran yang membuat para siswa menemukan keterkaitan antara satu kata dengan kata yang lain menjadi saling berhubungan. Beliau membukanya dengan tema Belanja. Setiap guru yang diminta ke depan (dalam foto) harus mampu menyebutkan nama-nama benda sesuai abjad huruf yang diminta. dan harus dibeli di pasar. Teman-teman gurupun larut dalam games yang menyenangkan. tak terasa, games itu adalah sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Beliau terapkan itu dalam pembelajaran sejarah.
Hal di atas diperkuat lagi dengan presentasi bapak Dr. M. Sukarjo tentang pentingnya metodologi metaphorming dalam pembelajaran yang menyenangkan. Beliau memberikan contoh tentang materi limas pada pelajaran matematika yang menjadi mudah dipahami oleh siswa. Dengan adanya metaphorming guru terlatih menjadi seorang fasilitator dalam pembelajaran yang menyenangkan. Pak Alipun sebagai moderator acara menyimpulkan bahwa metode metaphorming sangat bagus diterapkan dalam pembelajaran berbagai bidang studi.
Setelah pemaparan para pakar metode metaforming, para peserta dihibur oleh group musik dadakan hasil kolaborasi guru-guru di labschool rawamangun dan kebayoran yang bernama "Metamorvoice". Mereka (pak Rimlan, Aji, Dedi, Taslim, Kuncoro, yahya) menyanyikan lagu-lagu Labschool, dan lagu-lagu gembira hasil ciptaan mereka. Sungguh sebuah kolaborasi musik dan lagu yang sangat indah. Kamipun terhibur karenanya.
Kini tibalah presentasi implementasi metaphorming di sekolah Labschool oleh perwakilan guru yang ditunjuk. Ada 6 orang guru yang diminta untuk mempresentasikan hasil pembelajarannya dengan menggunakan metode metaphorming. Keenam guru itu adalah:
- Yulinda Asnita, guru Biologi (SMP)
- Erlina Nurlianti, guru TK/KB (TK)
- NurArifah, Guru Bahasa Inggris (SMA)
- Sudarto, guru Matematika (SMP)
- Shelma Syakira, Guru bahasa Inggris (SMP)
- Beni Aminullah, guru TIK (SMA)
Kegiatan presentasi itu, dimoderatori oleh pak ukim Komarudin (kepala sekolah SMP Labschool Kebayoran), dan pak Fakhrudin (kepala SMA Labschool Jakarta).
Presentasi keenam guru itu sangat menarik, dan saya berusaha untuk mendapatkan file presentasi mereka. Bagi anda yang tertarik, dapat memberikan email kepada saya di wijayalabs@gmail.com. Saya akan memberikan copy file mereka yang telah berhasil mengimplementasikan metode metaphorming dalam pembelajaran di sekolah.
Acara pelatihan metode metaphorming lebih mantap lagi ketika disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Conny R. Semiawan. Beliau menyampaiakan materi Rasional, dan Evaluasi Implementasi Metaphorming di Labschool. Materi ini dimoderatori oleh ibu Ulya Latifah (kepala SMA Labschool Jakarta).
Akhirnya, pelatihan metode metaphorming membuat saya semakin percaya bahwa pembelajaran akan menjadi semakin hidup, dan bermakna. Sungguh luar biasa bila para guru mampu menerapkannya. Mari belajar dari para guru-guru di Labschool Jakarta yang telah berhasil menerapkannya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.