Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Jumat, 19 September 2008

Senyum


By Ida Fitrirayami
Sabtu, 13 September 2008 pukul 04:04:00

Anggapan bahwa sebagian umat Islam mudah menjadi pemberang dan sering bermuka masam, semestinya tidak perlu ada. Bukankah Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan bagi umatnya, dikenal sebagai manusia yang sangat ramah dan sangat murah senyum? Lalu, bila kemiskinan harta menjadi alasan seseorang sulit tersenyum, agaknya itu juga tidak sepatutnya. Nabi kita Muhammad SAW juga tak bisa dibilang kaya harta ketika hidupnya. Sebagai pemimpin yang miskin harta itu, beliau ternyata justru senantiasa mampu tampil berseri-seri, memancarkan sinar yang mampu memberi daya hidup bagi sahabat-sahabatnya.

Seorang sahabat Rasulullah mengisahkan bahwa wajah beliau penuh senyum dan cinta kasih terhadap sesamanya. Lantas bagaimana agar seorang muslim dapat tampil menjadi pribadi yang ramah dan murah senyum? Kuncinya ada pada hati (qalb). Wajah yang cerah berseri hanya akan muncul dari hati yang tenang dan tenteram. Alquran telah menunjukkan resep bagaimana agar kita dapat meraih ketenangan dan ketenteram hati: hendaklah kita senantiasa mengingat Allah SWT (Q. S. 13: 28).

Dengan senantiasa mengingat Allah SWT, kita akan selalu yakin atas keberadaan-Nya sebagai Rabbul 'Alamin (Maha Pemelihara Alam Semesta). Keyakinan ini menjadikan kita yakin bahwa kita tidak hidup seorang diri. Kita juga menjadi yakin bahwa kalau kita bekerja keras dengan didasari niat yang baik serta memenuhi kehendakNya (perintah dan laranganNya), Sang Maha Pencipta pun akan menolong kita. Bila keyakinan seperti itu terus kita pelihara dalam diri kita, insya Allah, kita tidak akan lagi dihinggapi perasaan gelisah atau cemas akan kelangsungan hidup kita, sekalipun berbagai kesulitan hidup tengah mendera kita. Justru dengan kesulitan-kesulitan hidup itu, barangkali Sang Maha Pencipta sedang menguji cinta kita kepadaNya.

Dengan hati yang tanpa beban, tersenyum akan terasa sangat ringan. Demikian pula sebaliknya, dengan senyum yang tanpa beban, maka hati akan terasa ringan. Seorang ulama pernah memberikan nasihat, jika kita merasakan dada sesak disertai keinginan menangis, cobalah paksakan untuk tersenyum.

Senyum dapat menjadi terapi kejiwaan untuk mengurangi kesesakan dada dan dorongan untuk bersedih. Di samping menimbulkan dampak positif kepada si empunya, senyum juga sekaligus memberi dampak positif kepada orang yang disenyumi. Senyum adalah cara yang paling mudah dan paling murah untuk berbagi sukacita, harapan, dan kebahagiaan kepada sesama. ''Senyummu yang kau tunjukkan kepada saudaramu,'' sabda Nabi SAW, ''adalah sedekah.'' (ah)

Diambil dari :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.