Menulis berita itu susah atau mudah ya? Pertanyaan itulah yang saya tanyakan dalam presentasi power point kepada para siswa dari 15 SMP RSBI di Jakarta. Tepatnya di Wisma Bahtera Cisarua Bogor pada Jum’at, 7 Oktober 2011. Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan pengembangan pendidikan karakter bangsa melalui penulisan jurnalistik, OSIS/LDK/ESQ, dan Kepramukaan/PMR.
Menulis berita akan serasa mudah bila kita tahu caranya, dan akan serasa susah ketika kita belum mengetahui cara menuliskannya. Hal itu dikarenakan kita belum menguasai ilmu menulis dengan baik. Sebab menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa diajarkan.
Siapapun bisa menulis, hanya saja untuk mampu menulis berita diperlukan keterampilan khusus. Mungkin kita bisa memulainya dari menulis cerita lebih dahulu. Oleh karena itu, saya pun bertanya kepada mereka, apa bedanya berita dan cerita? Mereka pun langsung menjawabnya dengan baik, dan rata-rata dari mereka sudah mampu menjawabnya dengan baik. Saya cukup memperlihatkan beberapa slide saja, lalu merekapun tahu mana tulisan berbentuk cerita, dan mana yang berbentuk berita.
Saya meminta mereka untuk menyiapkan selembar kertas, lalu menulsikan nama lengkap mereka,asal sekolah dan nomor handphone. Saya meminta mereka menceritakan apa yang mereka rasakan selama mengikuti penulisan jurnalistik. Saya meminta mereka menuliskannya di selebar kertas, dan saya pun membaca satu persatu hasil tulisan mereka yang sungguh luar biasa.
Mereka bercerita tentang suka duka mengikuti penulisan jurnalistik, dan mereka tuliskan kalau lebih banyak sukanya ketimbang dukanya. saya pun tersenyum-senyum sendiri keika ada yang menuliskan nama saya sebagai nara sumber terbaik dari nara sumber lainnya. Katanya cara saya menyampaikan materi itu enak, lucu, dan mudah dicerna sehingga mereka gak bosen dan gak ngantuk. Sayapun berterima kasih atas apresiasi ini. Sebab tidak mudah memberikan materi di saat-saat jam ngantuk. Peran humor sangat penting dalam menghidupkan suasana. Harus terjadi interaksi antara pembicara dan peserta sehingga pesan yang disampaikan masuk ke otak para peserta dengan baik.
Menulis berita pada hakekatnya mudah. Saya mencontohkan postingan saya di kompasiana kepada mereka yang berjudul hebat euy! kecil-kecil sudah jadi wartawan. Mereka pun kaget karena foto-foto mereka sudah tersebar luas ke dunia maya. Bahkan mereka bisa melihat langsung komentar yang dituliskan oleh teman-teman kompasiana. Hal yang menarik adalah komentar dari mbak Linda Jalil (mantan Wartawan Istana). Saya bacakan komentarnya itu kepada anak-anak SMP yang mengikuti penulisan jurnalistik. Begini isi tulisan komentar mbak Linda:
Terima kasih Om Jay, tulisanmu bagus sekali. Saya bangga melihat ini semua. Wartawan sering ditempatkan sebagai warga kelas tiga. Penghargaan pun hanya sekedarnya. Salah sedikit dihajar, kalau berita bagus dianggap biasa. Padahal, pekerjaan wartawan adalah kegiatan yang ’setengah mati’ memeras keringat, tenaga dan otak. Tentu mutlak harus dengan nurani yang bersih, jujur, akurasi yang tinggi, tanpa muatan apapun kecuali melaporkan keadaan yang sebenar-benarnya. Bahwa ada ‘oknum’ wartawan yang kini sering melenceng ke mana-mana, memang harus diakui itu terbukti. Tapi, bukankah kita masih punya harapan banyak dan setinggi langit dengan anak-anak muda yang lain, yang berminat kelak menjadi wartawan?
Semoga wartawan Indonesia semakin berkualitas dalam menjalankan profesinya. Tugas guru tak dapat disepelekan begitu saja, dalam proses pembinaan kepada anak-anak muda ini. Selamat !!
Terus terang, saya sangat berterima kasih atas komentar mbak Linda ini. Setidaknya pesan langsung dari seorang mantan wartawan yang pernah mengalaminya akan sangat mengena di hati, sehingga menjadi pembekalan tersendiri buat anak-anak ini dalam menuliskan berita, dan suka dukanya menjadi seorang wartawan.
Akhirnya, saya harus mengakhiri tulisan saya bahwa menulis berita itu mudah dengan semakin canggihnya teknologi. Siapa saja bisa menuliskan berita, dan ceritanya di blog, dan dapat disebarkan ke berbagai sosial media lainnya seperti facebook, twitter, dan google plus. Beritampun dengan mudah tersebar ke seluruh dunia. Semoga apa yang saya sampaikan dalam penulisan jurnalistik kepada anak-anak SMP dari 15 sekolah RSBI di Jakarta dapat membuat mereka kreatif dalam membuat majalah sekolah. Amin.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.