Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 05 November 2008

Mengajar Kelas Akselerasi

Terus terang mengajar kelas akselerasi itu enak. Saya biasa menyebutnya kelas aksel. Kelas berkumpulnya anak cerdas dan berbakat. Perlu penanganan yang profesional untuk dapat berinteraksi dengan mereka. Kalau sampai salah penangannya bisa bahaya.

Tipe mereka adalah tipe anak yang haus akan ilmu. Guru harus dapat merangsang mereka belajar secara aktif dan menyenangkan. Bukan itu saja, guru juga harus terus belajar memahami apa yang mereka inginkan. Sebab, bila tidak paham justru guru akan dikritik oleh mereka. Guru harus sering melakukan feedback (umpan balik) dalam pembelajarannya agar tujuan yang direncanakan berjalan dengan baik.

Awalnya saya merasa kesulitan mengajar di kelas aksel. Namun, seiring dengan berjalannya waktu saya akhirnya dapat juga menemukan strategi yang tepat dalam berinteraksi dengan mereka. Tentu saja itu semua melalui proses yang cukup panjang.

Anak aksel pada dasarnya adalah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa. Guru harus membuat pembelajaran yang mengundang agar kecerdasan mereka menjadi lebih terasah. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (metacognition) harus terus diberikan kepada mereka.

Melalui kegiatan Problem Basic Learning (PBL) mereka dilatih untuk memecahkan masalah yang terjadi. Untuk pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), saya biasanya lebih sering menugaskan mereka untuk selalu menulis di blog yang mereka buat. Mereka harus terbiasa menulis agar dapat berbagi dengan yang lain. Dengan banyak menulis akan terlihat kualitas mereka dalam memahami setiap persoalan atau masalah. Selain itu, mereka bisa mengembangkan kreativitasnya dalam menulis.

Semoga saya dapat terus menemukan cara-cara baru dalam mengajar kelas aksel. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) saya akan terus meneliti di kelas aksel agar kualitas dan mutu lulusan kelas aksel di SMP Labschool Jakarta menjadi semakin baik.

8 komentar:

  1. waah.. bapak bikin saya tersanjung melihat posting bapak.. wahaha

    BalasHapus
  2. mengajar kelas reguler lebih enak kan pak ya? ahahaha apalagi angkatan saya pak hehe

    BalasHapus
  3. duhh bapak bkin kepala kita besar nehh..hhe, kliatannya ngajar ank aksel emg tantangan ya pak, selain itu kita juga bandel-bandel..^^, terus berjuang ya pak

    BalasHapus
  4. wah, emenag beda banget yaaa pak? tapi kan kelas reguler juga pinter-pinter kan pak? apalagi LDXV yaaaa kan?

    BalasHapus
  5. emang apa bdanya pak? susah ya pak? bandel2 ya kita ya pak? haha

    BalasHapus
  6. waduh bapak, saya tersanjung sekali lho pak.. emang nanganin aksel kadang-kadang susah ya pak?

    BalasHapus
  7. saya tersanjung pak bacanya, tapi kayaknya ngajar semua kelas sama aja rasanya

    BalasHapus
  8. Menarik untuk diteliti dan dieksplorasi. Saya sepakat dengan Bapak bahwa pelayanan kepada Peserta Didik Cerdas atau Bakat Istimewa yang didalam buku juknisnya disingkat PDCI/BI harus berbeda dengan siswa yang lain, namun diferensiasi mereka juga harus dibatasi karena rekrutmen untuk masuk ke SMA atau ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi memakai standar yang sama yang dalam hal ini Ujian Nasional.

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.