Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Minggu, 01 Februari 2009

Kepemimpinan SBY

Pemimpin yang diharapkan oleh rakyatnya adalah seorang pemimpin yang selalu berada di garis depan. Dialah yang membuka jalan akan adanya perubahan. Perubahan terjadi apabila pemimpin itu memiliki jiwa kepemimpinan. Lalu kepemimpinan yang bagaimanakah yang dinginkan rakyat? Apakah Pak SBY sudah layak disebut pemimpin?


Seth Godin seorang ahli perubahan dan kepemimpinan menyarankan 7 sifat yang membuat pemimpin mampu menghadapi segala tantangan di abad 21, saya akan coba mencari hubungannya dengan kepemimpinan bapak SBY yang sekarang ini menjabat sebagai presiden. Mohon untuk dicermati secara bijaksana. Ini hanya sudut pandang kecil dari seorang guru yang melihat sisi positif dari diri bapak SBY. Bukan bermaksud untuk mengkampanyekan beliau agar terpilih kembali sebagai presiden.


Ketujuh sifat-sifat yang baik dari seorang pemimpin itu adalah:


1. Challenge - Tantangan.

Pemimpin yang baik memberi tantangan kepada komunitas rakyatnya. Banyak hal yang bisa dijadikan tantangan, dan hanya pemimpin negara yang baik yang bisa membuat tantangan menjadi kenyataan. Terkadang terlalu tinggi menggantung standar juga akan berakibat tidak baik, hitunglah sumber daya dan keunggulan apa yang negara punyai. Baru kemudian tantangan atau target bisa dimulai dari sana. Ingat sukses yang besar dimulai dari sukses yang kecil-kecil.


Pak SBY adalah sosok pemimpin yang selalu berhadapan dengan tantangan. Ketika terpilih menjadi presiden, tantangan demi tantangan menerpa Pak SBY. Namun semua itu dapat dihadapinya dengan penuh keyakinan akan dapat mengatasi itu dengan baik. Lihatlah bencana alam yang terjadi di Indonesia, Pak SBY yang dipilih langsung oleh rakyat mampu mengatasinya dengan baik.


Juga tentang guru sebagai profesi, pak SBY mampu mewujudkannya dengan lahirnya UU Guru dan Dosen. Segala keputusan pak SBY pun banyak yang memberikan tantangan, misalnya ketika keputusan beliau mengangkat menteri profesional sebagai pembantunya. Lalu memberantas korupsi, dan mengizinkan para gubernur dan pejabat lainnya untuk diperiksa oleh KPK. Termasuk besannya sendiri. Bapak Aulia Pohan.


2. Culture - Budaya.

Pemimpin yang baik secara sadar menciptakan budaya. Budaya yang baik dan dapat dicontoh oleh rakyatnya. Budaya tepat waktu misalnya, bisa dimulai dari hal yang kecil, tidak terlambat saat memulai rapat, atau masuk kerja.


Budaya menghormati orang lain bisa dimulai dengan mematikan HP saat rapat sedang berlangsung dan tidak berbicara satu sama lain saat ada orang yang berbicara di depan podium.


Budaya antri dan tertib berlalu lintas harus pula dicontohkan oleh seorang pemimpin. Hal-hal yang sederhana itu bila diterapkan secara terus menerus bisa dengan mudah menjadi budaya positip di suatu negara. Jangan lupa budaya memberi ucapan selamat atau reward kepada orang lain yang mempraktekan kebiasaan yang baik.


Indonesia adalah negara yang berbudaya. Budayanya pun ber-aneka ragam. Pak SBY telah mampu mengatasi keanekaragaman budaya Indonesia yang ada. Pak SBY telah mampu pula memimpin rakyatnya untuk memiliki budaya yang kokoh. Budaya yang kita namakan Bhinneka Tunggal Ika.


3. Curiosity - Ingin tahu.

Pemimpin negara yang baik selalu ingin tahu. Ingin tahu apa yang dialami rakyatnya. Selalu bertanya untuk segala kemungkinan yang terbaik. Jika ada rakyatnya mengeluhkan sesuatu hal, ia akan mengajarkan atau memberi contoh untuk mencari tahu apa yang mungkin bisa dilakukan sekaligus bersama-sama mencari jalan keluar. Bisa anda bayangkan bila bangsa kita dipimpin oleh presiden yang tidak ingin tahu penderitaan rakyatnya.


Pak SBY bukan tidak tahu harga sembako sulit terjangkau dan bukan tidak tahu pula kalau banyak rakyat yang terpaksa mengantri minyak tanah. Semua itu diketahuinya.


Memang sudah menjadi tugas pemimpin untuk menangani keluhan dari semua pihak. Namun pemimpin yang baik bisa mendengarkan, memberi masukan sekaligus menyelesaikan masalah dengan arif dan bijaksana.


Pak SBY selalu memperhatikan rakyatnya dengan baik. Rasa ingin tahu beliau tentang penderitaan rakyat membuat hatinya terkadang menjerit. Saya pernah melihat dalam foto, Pak SBY menangis ketika mengunjungi rakyatnya yang terkena musibah tsunami di Aceh. Rasa ingin tahu Pak SBY yang besar juga mengantarkan beliau mengatasi segala persolan yang ada dalam negara ini.


4. Charisma - Berkarisma.

Karisma adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Orang seperti bapak Soekarno, presiden pertama kita memang berkarisma, buat kita yang orang biasa, berharap mempunyai karisma seperti beliau nampaknya hanya mimpi.


Semua pemimpin sebenarnya dengan gampang bisa mempunyai karisma, tergantung caranya memimpin. Buat saya, Pak SBY adalah orang yang berkarisma. Kharismanya bukan hanya tebar pesona atau main yoyo tapi benar-benar diperhitungkan matang.


Pada pidato hari guru dan HUT PGRI bulan Desember 2008 yang baru lalu, saya melihat dengan langsung bagaimana beliau menyapa kami dengan ramah, lalu memberikan pidato yang sangat menyentuh hati kami para guru.


Ingatlah, siapa saja pemimpin yang baik pada guru, maka akan ditambah rezekinya, dan akan dilapangkan pula segala kesulitan yang membelitinya. Amin.


Terus terang belum ada pemimpin yang berkarisma seperti pak SBY pada saat ini. Dibandingkan dengan calon-calon presiden yang akan datang, Karisma Pak SBY masih di atas mereka. Pak SBY jelas memiliki kharisma yang berkarakter. Karakter seorang pemimpin masa depan yang mampu memimpin rakyatnya dengan baik.


Karisma beliau bukan hanya tebar pesona seperti apa yang pernah disampaikan lawan politiknya. Karisma yang ada dalam diri beliau adalah karisma yang telah menyatu karena memiliki kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.


5. Communicate - Berkomunikasi.

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Komunikasinya harus dua arah. Pemimpin yang baik berbicara ‘dengan’ kita bukan berbicara’kepada’ kita. Hal di atas merupakan sesuatu yang berbeda. Kedua istilah tersebut kelihatan sederhana. Namun terasa sekali bedanya. Seorang pemimpin negara yang baik mampu berbicara dengan rakyatnya. Tetapi pada saat yang sama pemimpin juga harus mampu menjadi pendengar yang baik, mau mengerti dan menempatkan harga diri, rasa kepercayaan serta itikad baik terhadap orang lain diatas segalanya. Pemeimpin seperti inilah yang diinginkan oleh rakyat.


Pak SBY mampu berkomunikasi dengan rakyatnya dengan baik. Terbukti dari kunjungan beliau ke terminal Pulau Gadung Jakarta Timur beberapa waktu lalu, dan tempat-tempat lainnya di Indonesia. Beliau tidak sombong dan berempati dengan masalah yang dihadapi rakyatnya.


Kemampuan berkomunikasi ini telah beliau tunjukkan sepanjang kepemimpinan beliau menjadi presiden. Pak SBY telah menjadi contoh bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Itu semua diliput oleh para wartawan. Baik cetak maupun elektronik. Baik wartawan dalam negeri maupun luar negeri.


Namun, kita juga harus maklum. Pak SBY sebagai kepala negara tidaklah mungkin berkomunikasi langsung dengan rakyatnya setiap hari. Banyaknya tugas kenegaraan, dan persaingan global antar negara harus juga diperhatikan oleh beliau. Kalau kita tidak puas dengan kepemimpinan beliau, ada media yang menyalurkannya. Kita dapat berkomunikasi dengan beliau melalui berbagai cara. Saya kira anda semua sudah tahu bagaimana caranya.


6. Connect - Terhubung.

Pemimpin negara yang baik selalu terkoneksi dengan semua orang. Dengan cepat orang lain bisa tahu apa yang sedang dikerjakan olehnya. Caranya bisa bermacam-macam dari berbicara didepan rapat mengenai apa yang dilakukannya, menulis di berbagai media tentang pemikiran-pemikirannya, bahkan sampai menulis di blognya sendiri di internet. Tidak usah dengan artikel yang panjang, dengan dot points saja sudah cukup untuk memberi kabar pada semua orang yang terlibat dengan pekerjaannya sebagai pemimpin. Dia bisa menugaskan beberapa staf ahli untuk membantunya. Atau mengikut sertakan beberapa wartawan untuk meliput aktivitasnya. Seperti apa yang telah dilakukan oleh mas Wisnu di Istana.


Saat ini adalah saat berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Seorang presiden harus bisa terhubung dengan rakyatnya dengan berbagai media. Untuk kondisi alam Indonesia, teknologi internet cukup ampuh menyebarkan informasi. Hanya saja, teknologi ini masih mahal bagi rakyat dan masih banyak rakyat yang belum familiar dengan internet. Jaringan internet belum menyebar secara merata. Masih berpusat di kota-kota besar. Kalau pemimpin mau terhubung dengan rakyatnya, wujudkan internet murah bagi rakyat. Itulah salah satu cara di bidang TIK.


Cara konvensional yang paling baik ditempuh agar pemimpin terhubung dengan rakyatnya adalah dengan selalu berkunjung keliling Indonesia, seperti apa yang sudah dilakukan oleh Pak SBY.


Rakyat semakin dekat dengan pemimpinnya, apabila pemimpin itu terhubung dengan rakyatnya. Mungkin kita perlu belajar dari Obama yang terpilih menjadi presiden AS. Salah satu kunci kemenangan Barack Obama adalah karena dia terhubung dengan rakyatnya melalui berbagai macam media.


7. Commit - komitmen.

Pemimpin yang baik menaruh komitmen yang tinggi terhadap kesejahteraan dan perasaan orang-orang disekitarnya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi pemimpin yang baik tahu apa masalah mendasar yang semua orang inginkan dan rasakan. Juga tidak melulu masalah sistem penggajian atau kesejahteraan. Sebab kadang persoalan kesejahteraan rakyatnya, tidak harus dengan penambahan penghasilan. Tapi bagaimana sang pemimpin mampu memberikan komitmen yang jelas, misalnya komitmennya tentang pemulihan ekonomi yang berimbas kepada daya beli rakyatnya. Kalau ekonomi negara baik, maka ekonomi rakyatnya pun cenderung baik. Begitupun sebaliknya.


Pak SBY telah memberikan komitmennya dengan jelas pada saat memimpin negara ini. Contoh yang paling nyata adalah masalah kesejahteraan guru. Ketika awal pemeritahannya di tahun 2004, beliau mengatakan kalau guru harus menjadi sebuah profesi. Pernyataan beliau dan diiringi dengan komimen yang tinggi telah menjadi kenyataan sekarang ini, dimana guru telah menjadi sebuah profesi dan pemerintah menyadari betul akan pentingnya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti anggaran pendidikan kita sudah dinaikkan menjadi 20% dari APBN.



Demikianlah beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin di abad ke-21 yang saya hubungkan dengan kepemimpinan Pak SBY. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua.


Kepada pak SBY sebagai presiden yang telah memimpin bangsa Indonesia, saya harapkan agar terus dapat menjadi pemimpin seperti kriteria hal tersebut di atas. Bapak HARUS BISA melakukannya!. Kepada calon presiden yang akan bersaing dengan pak SBY sebaiknya memiliki 7 sifat yang membuat pemimpin mampu menghadapi tantangan di abad 21.


Akhirnya, semua berpulang kepada rakyat. Karena rakyatlah yang akan memilih pemimpinnya. Setiap pemimpin pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi yang paling penting adalah bagaimana kelebihan dan kekurangan seorang pemimpin dapat dipadukan menjadi sebuah kekuatan yang dapat menghantarkan Indonesia kearah yang lebih baik. Mampu bersaing dengan negera-negar lainnya di dunia.


Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan di hati.

1 komentar:

  1. Memang berat kepemimpinan di Indonesia semoga Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan sejahtera

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.