Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 18 Februari 2009

Wajah Seorang Anggota DPR yang Tak Lagi Ramah

Membaca berita seputar tingkah laku beberapa anggota DPR kita membuat diri ini tersulut untuk membuat sebuah tulisan. Tulisan yang semoga dapat menyadarkan mereka bahwa mereka adalah wakil rakyat yang harus senantiasa menjadi contoh bagi rakyat. Mereka harus dapat memberikan keteladanan dan membantu mengayomi rakyat dari musuh bersama, yaitu kebodohan dan kemiskinan.

Suatu hari saya pernah bertemu dengan seorang anggota DPR yang juga berkuliah di tempat saya menambah ilmu pengetahuan. Ketika berada di ruang Direktur Pasca, orang ini terlihat sombong sekali. Kebetulan kami sama-sama menunggu pak Direktur untuk meminta tanda tangannya, maklumlah masih mahasiswa jadi masih memerlukan tanda tangan dosen sebagai pembimbing.

Ketika bersalaman dan memperkenalkan diri nampak sekali kesombongannya dan seolah-olah dia adalah raja dari kerajaan paling tersohor di dunia. Saya terus mendengarkan dia bicara, dan saya perhatikan benar orang ini tak begitu ramah memandang saya. Mungkin karena saya dianggap seorang guru yang tak punya pengaruh apapun terhadap nasib republik ini.

Pikir saya pada saat itu, orang ini akan menceritakan tentang pengalamannya selama menjadi anggota DPR. Namun saya kecewa, yang diceritakannya adalah sebuah kesombongan yang menurut saya, orang ini perlu belajar ilmu padi. Kian berisi kian merunduk.

Saya pun berusaha untuk seramah mungkin dengan anggota DPR ini, bagi saya beliau adalah orang yang terhormat dengan lencana DPR yang ada dalam jas safarinya. Tapi sayang, kehormatannya hanya sebatas pakaian, dan tak serasi dengan predikat yang disandangnya. Bicaranya terlalu tinggi dan seakan tak peduli dengan beban yang kini diderita oleh rakyat.

Ketika bertemu direktur pasca pun, lagi-lagi dia memperlihatkan sikap kesombongannya. Seolah tak mau mengantri siapa yang datang terlebih dahulu. Budaya antri rupanya sudah tak diperlukan lagi bagi anggota DPR itu. Di dalam ruang direktur pun saya dengarkan ocehannya yang baru saja pulang dari luar negeri. Saya tak tahu apakah dari studi banding ataukah hal lainnya. Tapi, lagi-lagi saya dengar dia bicara dan menyombongkan dirinya di depan pak direktur. Mungkin supaya di depan pak direktur dia adalah orang penting yang harus cepat diluluskan walaupun tingkat intelektualitasnya rendah.

Pada saat pulang pun, anggota DPR ini tetap bersikap sombong dan tak ada senyum tersungging di bibirnya kepada saya. Padahal ajaran agama mengajarkan pada kita untuk senantiasa tersenyum kepada siapa saja yag baru dikenalnya, karena senyum itu shodaqoh. Apakah orang ini sudah melupakan itu?

Lewat perbincangan dengan Pak Direktur, rupanya anggota DPR ini adalah salah satu mahasiswa yang menjadi bimbingan beliau. Namun, belum selesai-selesai juga karena kesibukannya menjadi anggota DPR.

Kini, setelah membaca tulisan Pak Chappy Hakim dan membaca di Forum Pembaca Kompas tentang kelakuan anggota DPR kita, diri ini menjadi teringat ketika bertemu salah seorang anggota DPR itu.

Wajah seorang anggota DPR yang tak lagi Ramah.

Keramahannya telah hilang di telan bumi. Kesombongan telah menjadi baju utamanya. Dia merasa dirinyalah yang paling benar. Tak peduli dengan orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dia lupa bahwa dia dipilih oleh rakyat dan terpilih untuk mengemban sebuah amanah besar. Amanah untuk mewakili rakyatnya yang mulai terseok-seok menghadapi kesulitan hidup.

Semoga di pemilu 2009 ini kita dapatkan anggota DPR yang benar-benar ramah dan mengayomi rakyat yang telah memilihnya. Karena itu wahai saudaraku, berhati-hatilah dalam memilih calon legislatif kita. Salah-salah kita akan memilih orang yang wajahnya ramah dalam baliho dan poster, tapi tak lagi ramah ketika kita bertemu langsung dengannya.

4 komentar:

  1. sebutkan saja namanya pak jadi banyak orang tau siapa orang yang tak ramah itu? salam hormat dan kenal dari saya pak... :-)

    BalasHapus
  2. Maaf saya sudah lupa namanya. Tapi saya masih ingat orangnya, bila nati bertemu lagi.

    BalasHapus
  3. It's a nice blog. Salam kenal ya....

    BalasHapus
  4. Dipasang pagar kawat
    Pasang pagar disuruh nyonya
    Anggota DPR wakil rakyat
    Sudah hilang keramahannya

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.