SAYA selalu bertanya pada diri saya, apakah saya mempunyai bakat menulis? Kata orang menulis itu harus punya bakat. Bakat yang sudah dilahirkan seiring dengan semakin bertambah umur hidup kita di dunia. Tetapi ada juga yang mengatakan kalau menulis itu tak perlu bakat. Anda cuma memerlukan kemauan untuk menulis, dan kemauan untuk berlatih menulis. Menulis apa yang penting untuk ditulis.
Saya jadi bingung, Apa mungkin menjadi penulis itu memerlukan bakat? Sebab yang saya tahu menulis itu bukan bakat tapi kebiasaan yang terlatih. Kebiasaan yang harus diasah terus menerus. Bahkan bisa dilatih setiap hari. Seperti kita berlatih mengendarai mobil.
Menulis adalah sebuah kreativitas. Dia bukan hanya sekedar keterampilan. Kreativitas menulis akan tumbuh kalau otak anda dirangsang untuk menciptakan sesuatu. Menciptakan sesuatu yang berbeda dan belum pernah dituliskan oleh orang lain. Itulah yang membawa saya dan teman-teman guru lainnya menjadi Finalis Lomba keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran 2008. Lomba menulis yang sangat dirindukan oleh guru-guru di Indonesia setiap tahunnya.
Tidak gampang jadi penulis. Apalagi menjadi penulis yang sudah dikenal oleh banyak orang karena karyanya enak dibaca dan memberikan pencerahan. Apalagi bila karyanya ternyata lebih memberikan banyak manfaat untuk hajat hidup orang banyak. Pernah baca buku karya Buya Hamka almarhum? Judulnya ” Dibawah Lindungan Ka’bah”. Sangat menyentuh dan mempesona bila anda membacanya dengan hati.
Terlatih untuk jadi penulis memang butuh perjuangan. Bukan hanya perjuangan untuk melawan diri sendiri tapi juga perjuangan untuk dapat diterima oleh masyarakat pembaca. Masyarakat pembaca yang di Indonesia belum begitu banyak jumlahnya, karena budaya baca belum menjadi budaya bangsa.
Namun perjuangan yang lebih penting adalah Perjuangan untuk dapat dipahami oleh orang lain. Sebab kita ini tidaklah hidup seorang diri. Kita hidup untuk orang lain. Kita hidup untuk bermanfaat buat orang lain. Kita hidup untuk menyemangati orang lain melalui tulisan-tulisan kita. Karena itu kita sendiri harus dapat memotivasi diri. Punya komitmen dan tekad yang kuat untuk menulis.
Dengan menulis kita dapat menyampaikan apa yang ada dalam otak kita menjadi kata-kata yang bermakna. Dengan menulis kita berusaha memberikan informasi kepada orang lain. Informasi yang mungkin saja sangat dibutuhkan. Bahkan mungkin informasi yang sedang ditunggu-tunggu dan dirindukan.
Wahai para pembaca setia blog saya sudahkah anda menulis hari ini???
Wijaya Kusumah, Tidak Gampang Jadi Penulis
Tidak gampang juga jadi guru, Pak. Apalagi yang ada di pelosok nusantara. Saya justru salut dengan pengabdian para guru di tengah kesejahteraan yang kadang sulit diterima akal sehat, mereka tetap bersedia berkarya. Salam.
BalasHapusSetuju.
BalasHapusKemarin pada saat jadi finalis, saya juga bertemu dengan guru yang mendapatkan penghargaan karena pengabdiannya di daerah terpencil. saya juga ketemu dengan ibu Muslimah yang asli dan saling bertukar informasi.
Nice Information! Thank you!
BalasHapusDont forget to click https://ittelkom-sby.ac.id/