Siapakah Guru Termahal di Indonesia?
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
Guru Blogger Indonesia
Siapakah guru termahal di Indonesia?
Pertanyaan ini kerap muncul dalam diskusi pendidikan, terutama ketika isu kesejahteraan guru kembali mengemuka. Apakah guru termahal itu mereka yang mengajar di sekolah internasional dengan gaji puluhan juta rupiah? Ataukah guru privat elite dengan tarif ratusan ribu rupiah per jam?
Jawabannya bukan.
Guru termahal di Indonesia tidak diukur dari besar kecilnya gaji, melainkan dari besarnya pengorbanan, keikhlasan, dan dampak hidup yang ia berikan kepada murid-muridnya.
Guru Termahal Itu Tidak Pernah Mengeluh di Depan Muridnya
Guru termahal adalah mereka yang tetap datang ke sekolah meski:
Honor belum cair berbulan-bulan
Fasilitas sekolah sangat terbatas
Harus mengeluarkan uang pribadi untuk spidol, kertas, dan kuota internet
Mengajar di daerah terpencil, menyeberangi sungai, melewati hutan, atau mendaki bukit
Mereka mungkin tak terkenal. Tak viral. Tak punya panggung besar. Namun tanpa mereka, roda pendidikan akan berhenti berputar.
Mahal dalam Pengorbanan, Murah dalam Penghargaan
Ironisnya, banyak guru di Indonesia justru:
Dibayar rendah
Dituntut tinggi
Disalahkan pertama kali ketika ada masalah
Dilupakan saat kebijakan dibuat
Guru memberi yang terbaik, tetapi sering menerima yang tersisa. Jika pengabdian guru dihitung dengan logika pasar, maka negara sebenarnya berutang sangat besar.
Guru Termahal adalah Mereka yang Mengubah Hidup
Guru termahal bukan hanya mengajar mata pelajaran, tetapi:
Menyelamatkan anak dari putus sekolah
Menguatkan murid yang kehilangan orang tua
Menjadi pendengar saat anak tak punya tempat bercerita
Menanamkan nilai saat dunia sibuk mengejar angka
Banyak orang sukses hari ini berdiri di atas bahu guru-guru sederhana yang tak pernah disebut namanya di media.
Komentar Omjay: Guru Mahal Karena Ketulusan
Menurut Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), Guru Blogger Indonesia:
> “Guru termahal itu bukan karena gajinya besar, tapi karena ketulusannya langka. Ia mendidik dengan hati, bukan dengan hitungan jam. Ia mengajar bukan demi pujian, tetapi demi masa depan anak-anak bangsa.”
Omjay menegaskan bahwa jika ketulusan guru hilang, maka sehebat apa pun kurikulum, pendidikan akan kehilangan ruhnya.
Menulis: Cara Guru Memperpanjang Pengabdian
Banyak guru memilih menulis sebagai bentuk perlawanan sunyi. Menulis bukan untuk mencari uang, melainkan untuk menyuarakan nurani dan mengabadikan pengalaman mendidik.
> “Guru boleh pensiun dari sekolah, tetapi tulisannya akan terus mengajar,”
ujar Omjay.
Melalui tulisan, guru tidak hanya mengajar murid di kelas, tetapi juga mendidik masyarakat luas.
Keteladanan adalah Harga Paling Mahal
Guru termahal adalah teladan hidup:
Datang tepat waktu meski tak diawasi
Jujur meski bisa curang
Sabar meski sering disakiti
Konsisten meski jarang diapresiasi
Nilai-nilai inilah yang membentuk karakter bangsa, dan tidak bisa dibeli dengan uang.
Penutup: Guru Termahal Ada di Sekitar Kita
Guru termahal di Indonesia mungkin adalah:
Guru honorer di sekolah pinggiran
Guru desa yang mengajar multikelas
Guru tua yang tetap setia di ruang kelas
Guru yang diam-diam mendoakan muridnya setiap malam
Mereka tidak meminta dihormati berlebihan. Mereka hanya ingin dimanusiakan.
Karena sesungguhnya, bangsa yang besar bukan yang paling kaya, tetapi yang paling menghargai gurunya.
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.