Saya tak pernah bermimpi untuk punya mobil baru. Setelah mobil lama kami jual untuk membeli rumah di Bekasi, saya lebih suka naik kendaraan umum atau naik motor ke sekolah. Saya sendiri lebih suka berinvestasi untuk jangka panjang seperti membeli sebidang tanah daripada membeli mobil Avanza baru.
Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah
Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com
Sabtu, 07 Desember 2013
Selasa, 19 November 2013
Cara Gampang Menjadi Penulis Produktif, dan Terkenal
Cara Gampang Menjadi Penulis Produktif, dan Terkenal
“Menulis, dan teruslah menulis. Sampai suatu saat akan ada orang lain yang menghargai tulisanmu. Akan ada orang yang menyukai gaya menulismu. Keajaiban akan datang bertubi-tubi seiring dengan banyaknya tinta yang kau goreskan.” (Omjay)
Rahasia Sukses Menulis
Minggu, 17 November 2013, omjay bersama mas Rukin diminta memberi materi Rahasia Sukses Menulis di Royal Plaza Surabaya. Ada sekitar 200 mahasiswa hadir mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh HMJ PLS UNESA. Ramai sekali suasananya, sebab kegiatan ini dilaksanakan di sebuah Mall yang ramai dikunjungi orang di Surabaya.
Mas Rukin berbicara tentang apa itu Menulis di sesi Pertama, sedangkan saya diminta memberikan motivasi menulis di sesi kedua. Kami saling berkolaborasi untuk saling melengkapi materi.
Selasa, 29 Oktober 2013
Workshop Ice Breaker #2 Tahun IGI Bekasi
Salam Blogger PersahabatanOmjayhttp://wijayalabs.comMenulislah Terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi
Rabu, 14 Agustus 2013
Sosok Guru Labschool: Wijaya Kusumah
Biodata Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd
Mari berbagi dan saling mengisi, silahkan mengambil isi dari blog pendidikan wijayalabs.com asalkan menuliskan sumbernya. Berikut ini adalah biodata saya.
Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd, Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1970.
Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Teknik
Elektro (1990-1994). Telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program
Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2010) dan akan
melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan
Pascasarjana UNJ.
Senin, 15 Juli 2013
Ada Omjay di Rubrik Sosok Koran Kompas Selasa, 28 Mei 2013
Ada Omjay di Rubrik Sosok Koran Kompas Selasa, 28 Mei 2013
Alhamdulillah, akhirnya muncul juga sosok Omjay di Harian Kompas pagi ini Selasa, 28 Mei 2013. Semoga dapat memotivasi dan menginspirasi guru-guru lainnya di Indonesia.
Wijaya Kusumah, Guru yang Suka Menulis dan “Nge-blog”
KOMPAS(Nasional) – Selasa, 28 May 2013 Halaman: 16
Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU
Menulis setiap hari jadi aktivitas wajib bagi Wijaya Kusumah (42), guru teknologi informasi dan komunikasi di SMP Labschool Jakarta. Menulis di blog membuat Omjay, panggilannya, semakin produktif. Ia pun meraih berbagai penghargaan dan menerbitkan buku.
Omjay tak hanya dikenal sebagai guru yang aktif nge-blog di berbagai blog gratisan hingga berbayar. Berkat nge-blog, bapak dua anak ini tak lagi terbatas sebagai guru ataupun praktisi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sesuai dengan bidang kuliahnya.
Jumat, 05 Juli 2013
Ketika Guru Menulis dan Ngeblog
Halo teman-teman-teman guru. Tak banyak loh guru yang hobi menulis. Apalagi ngeblog di dunia maya. Bersyukurlah bagi mereka yang sudah merasakan kedahsyatan menulis, dan ngeblog. Pasti mereka akan memiliki keinginan untuk terus berbagi.
Memang harus diakui, tidak mudah untuk bisa konsisten menulis. Apalagi memiliki komitmen yang tinggi dalam menerbitkan sebuah buku. Hal itulah yang saya alami sendiri setelah lama ngeblog dan menulis setiap hari.
Kamis, 13 Juni 2013
Seminar Nasional ICT BersamaWijaya Kusumah di IGI Kalsel
Kamis, 6 Juni 2013, saya diminta menjadi narasumber seminar nasional ICT yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia (IGI) wilayah Kalimantan Selatan. Selain saya, ada pak Mohammad Ihsan (Sekjen IGI Pusat), Ibu Yanti dari Pesona Edu, dan Pak Ketut (pengurus IGI Kalsel).
Jumat, 24 Mei 2013
Berkreasi dalam tulisan guna memanfaatkan internet sehat
Berkreasi dalam tulisan guna memanfaatkan internet sehat
OPINI | 12 May 2013 | 10:23 Dibaca: 127 Komentar: 6 Nihil
Sambil menikmati penyakit flu yang menyerang diri, saya tuliskan makalah yang akan saya sampaikan dalam seminar internet sehat dan berkreasi dalam tulisan.
Beberapa hari lalu telah datang ke ruang kerja saya di labschool 2 orang mahasiswi cantik yang mengantarkan undangan resmi kepada saya untuk mengisi seminar ini. Kedua mahasiswi ini adalah mahasiswi yang targabung dalam himpunan mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial universitas negeri jakarta (unj).
Saya sangat mengapresiasi kegiatan yg baik ini, apalagi kegiatan ini merupakan rangkaian acara ips festival yang pasti ramai pengunjungnya.
Minggu, 28 April 2013
Menumbuhkan Semangat Meneliti di Kalangan Guru dan Mahasiswa
Minggu, 28 April 2013 Writing Institute menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penulisan Ilmiah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Salah satu materi yang diberikan adalah menumbuhkan semangat meneliti di kalangan mahasiswa. Sebuah materi yang sangat cocok untuk diberikan kepada mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir mahasiswa yang biasa disebut skripsi.
Sebagai salah satu nara sumber yang diminta oleh panitia untuk menyampaikan materi itu, saya mencoba memberikan semangat baru kepada teman-teman mahasiswa yang hadir dalam pelatihan penulisan ilmiah ini. Sebelumnya, mereka sudah dibekali materi bagaimana menulis karya tulis ilmiah.
Saya sendiri merasakan tidak mudah untuk menumbuhkan semangat meneliti di kalangan mahasiswa. Namun berdasarkan pengalaman saya sendiri, dan kisah nyata menjadi mahasiswa yang telah lulus S1 dan S2 saya mampu mempresentasikannya dengan baik. Hal itu bisa saya buktikan dengan selesainya tugas akhir mahasiswa yaitu skripsi dan tesis. Alhamdulillah, kedua proses itu saya lalui dengan tepat waktu. Tinggal tugas desertasi saja yang belum saya lakukan, karena belum menyelesaikan kuliah S3.
Saya memulai presentasi dengan sebuah motivasi dan beberapa prestasi saya di bidang karya tulis ilmiah. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, tetapi saya bermaksud untuk memotivasi teman-teman mahasiswa untuk mampu beprestasi. Sebab dibutuhkan perjuangan untuk menggapainya, dan nikmati prosesnya. Jadi tidak bisa kesuksesan itu diperoleh dengan cara sim salabim. Semua bermula dari kegagalan demi kegagalan, dan saya pantang menyerah untuk menggapainya.
Kita tentu ingin menjadi kaya di usia muda, karena itu kita harus kreatif dan memiliki karakter yang kuat untuk menjadi orang yang sukses. Kita harus mengasah kreativitas dan imajinasi kita. Salah saunya yaitu dengan keterampilan menulis. Keterampilan inilah yang saya fokuskan untuk diri saya, dan Alhamdulillah banyak menuai berbagai prestasi di bidang karya tulis ilmiah.
Selain itu, kita harus cepat tanggap dengan perubahan dan kondisi yang terjadi. Untuk mampu menumbuhkan semangat menulis, pelajari cara orang menulis. Terutama menulis skripsi bagia mahasswa yang akan menyelesaikan studinya. Tak ada cara lain selain belajar cara jitu menulis skripsi. Sesuatu yang mungkin tidak didapatkan di bangku kuliah.
Seringkali pada saat mau menulis skripsi kita bingung mau menuliskan darimana. Begitu banyak masalah yang terlihat di depan mata. Oleh karena itu, kita harus sering main ke perpustakaan untuk melihat karya tulis ilmiah orang lain. Kita belajar dari mereka.
Alangkah indahnya, bila masalah itu berdasarkan pengalaman atau kisah nyata yang dilakukan sehari-hari sehingga membekas ke dalam diri dan mudah sekali menuliskannya. Saya memberikan contoh tentang kejadian Wedhus Gembel di daerah gunung Merapi Yogyakarta. Tentu akan berbeda hasilnya bila kita Cuma baca dari perpustakaan dengan kita mengalaminya secara langsung. Apalagi bila kita bisa mendokumentasikan kejadiannya. Seperti mobil Suzuki APV yang hangus terbakar terkena wedhus gembel di dekat rumah mbak Marijan almarhum.
Saya mengajak peserta pelatihan penulisan ilmiah untuk praktik menulis. Praktik menulis ini saya dapatkan dari Mas baban yang sangat produktif sekali menulis buku dan karya tulis ilmiah. Saya meminta peserta untuk menuliskan sebuah karangan yang berjudul alangkah indahnya wajah desaku.
Sungguh saya tak percaya melihat hasil karya tulis para peserta. Tulisannya sangat bagus sekali dan menginspirasi. Terbukti tak ada satupun tulisan yang sama antara satu peserta dengan peserta lainnya. Itulah bukti dari indahnya sebuah keragaman. Tak ada orang yang memiliki gaya menulis sama walaupun judulnya sama. Di situlah terbukti, bahwa skripsi yang baik pastilah tidak akan pernah sama antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, kecuali mereka melakukan plagiarisme atau melakukan praktik copy paste yang tidak dibenarkan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Banyak hal yang saya sampaikan dalam pelatihan ini. Jangan pelit beli buku dan perbanyak baca buku. Intinya adalah untuk menumbuhkan semangat meneliti diperlukan soft skill dalam melobi, membaca jurnal ilmiah, mampu berkomunikasi, dan mampu menggolkan ide dengan baik. Pada saat sidang skripsi jangan lupa untuk menguasai materi dengan baik. Percaya diri dan interaksi dengan dosen penguji menjadi salah satu kunci kesuksesan anda. Itulah sikap dari masyarakat akademis.
Bagi anda yang ingin mendapatkan materi yang saya sampaikan, dapat mengirimkan email ke wijayalabs@gmail.com. Semoga bermanfaat!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Rabu, 24 April 2013
Surat untuk Wapres Boediono
Yth. Bapak Wapres Boediono
Semoga bapak dalam keadaan sehat ketika membaca surat ini. Saya selalu
mendokan agar bapak selalu sehat dalam mendampingi tugas bapak presiden
sby yang tentu banyak menyita pikiran dan waktu bapak.
Saya adalah seorang guru, dan sekaligus
orang tua siswa. Besok Senin, 22 April 2013 anak pertama saya akan
mengikuti ujian nasional. Tentu sebagai orang tua saya memotivasinya
agar rajin belajar sehingga prestasinya bagus. Saya masukkan anak saya
ke dalam bimbingan belajar dan juga pendalaman materi di sekolah.
Harapannya cuma satu, lulus dari SMP dengan nilai terbaik sehingga mudah
masuk SMA yang kelak akan dipilihnya nanti.
Kami sempat stress juga sebagai orang
tua, ketika anak kami jatuh sakit. Belajar terlalu keras juga tak baik
buat kesehatan. Pelajaran itulah yang saya dapatkan dari anak sendiri.
Kesehatan harus dijaga agar mampu mengerjakan soal ujian nasonal dengan
baik.
Begitipun saya sebagai seorang guru.
Hari jumat kemarin saya ditugaskan untuk mengikuti pengarahan pengawas
un di salah satu sekolah negeri di jakarta timur. Intinya, kami sebagai
pengawas, diminta untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Bapak Boediono yang saya sayangi dan
kagumi. Sebenarnya ujian nasional ini untuk siapa? Mengapa pemerintah
begitu ngototnya melaksanakan un dengan cara sentralisasi. Semua soal
dikerjakan di pusat. Bukankah akan lebih baik bila soal dikerjakan di
setiap daerah? Bukankah dengan cara desentralisasi soal menjadi lebih
mudah sampai ke daerah-daerah? Nampaknya pemerintah belum terlalu
percaya dengan pemerintah daerah, dan menganggap soal un harus diambil
oleh pusat. Kalau begini cara kerjanya, kejadian un SMA yang tertunda di
beberapa propinsi menjadi pembelajaran yang sangat berharga.
Saran saya secara pribadi, bila
pemerintah masih ngotot un harus dilaksanakan juga setiap tahunnya, maka
lakukanlah evaluasi secara menyeluruh dan terima masukan dengan cara
bijaksana. Usul saya un sebaiknya tak menjadi salah satu alat kelulusan,
un sebaiknya berfungsi sebagai pemetaan saja. Mungkin ini akan
mempermudah kerja pemerintah dan melalukan proses evaluasi dari berbagai
daerah.
Pak wakil presiden Boediono yang saya banggakan. Saya yakin bapak adalah
orang yang mau mendengar derita kami para guru. Sudah lama para guru
belum merdeka. Sebab alat evaluasi siswa tidak sepenuhnya di tangan
guru. Masihkan bapak tidak percaya kepada kami? Sedangkan kami sangat
percaya kepada pemerintah bahwa mutu pendidikan memang menjadi tugas
kita bersama. Pendidikan menjadi kunci pembangunan seperti apa yang
bapak tuliskan di koran kompas beberapa waktu lalu.
Pertanyaannya sekarang, haruskah masih ada ujian nasional? Sementara
kami melihat sarana dan prasarana sekolah belum merata dan sdm guru yang
masih sangat kurang di berbagai daerah. Pemerintah sebaiknya fokus
kepada pelatihan guru dan perbaikan sarana dan prasarana.
Semoga kita bisa saling berdiskusi dengan cara kekeluargaan karena
tujuan kita sebenarnya sama. Hanya saja cara yang kita lakukan sangatlah
berbeda. Semoga ada angin surga yang membuat bapak mendengar lubuk hati
kami yang terdalam. Un sebaiknya direposisi keberadaannya atau
dihapuskan saja dengan mendapatkan masukan yang terbaik dari para pakar
dan praktisi pendidikan. Jangan korbankan anak bangsa demi arogansi
kekuasaan.
Mohon doa dari bapak agar anak kami cepat sembuh dan bisa mengikuti
ujian nasional dengan baik di sekolahnya. Mohon maaf bila saya
mengganggu waktu bapak untuk membaca surat ini. Terima kasih atas
perhatian pak wapres Boediono. Salam sayang dari kami sekeluarga dan
semoga bapak sehat selalu.
Kamis, 11 April 2013
Surat dari Guru untuk Presiden SBY
Yth. Bapak Presiden SBY.
Semoga
bapak presiden selalu dalam keadaan sehat. Semoga pula pintu kesuksesan
senantiasa mengiringi hari-hari bapak dalam mengurusi rakyat indonesia.
Bapak senantiasa diberi kesabaran dan kebijaksanaan dalam
menghadapinya.
Bapak
presiden sby yang saya hormati, dan banggakan. Perkenalkan saya adalah
seorang guru yang sudah mengabdikan diri selama 23 tahun di dalam dunia
pendidikan. Terus terang saya sungguh bergembira dengan akan
diberlakukannya kurikulum baru. Kurikulum ini diberinama oleh kemdikbud kurikulum 2013. Kurikulum yang saya harapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Namun
sayang, setelah beberapa kali saya mengikuti proses sosialisasi
kurikulum 2013, saya menemukan kekecewaan. Kurikulum 2013 ini ternyata
belum siap pakai untuk digunakan atau diterapkan di seluruh sekolah di
Indonesia. Masih banyak hal yang harus diperbaiki dan disempurnakan.
Terutama tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar yang banyak
dikritisi oleh para pakar dan praktisi pendidikan.
Kami
sudah banyak memberikan masukan dan kritik yang membangun kepada tim
pengembang kurikulum. Tetapi selalu saja mentok dan tak didengar. Mereka
terlalu percaya bahwa kurikulum 2013 sangat tepat diterapkan di tahun
ini. Mereka seolah tuli, dan merasa benar sendiri. Kami dianggap tidak
memahami kurikulum yang sedang disosialisasikan.
Berdasarkan
pengalaman saya menjadi guru selama 23 tahun, kurikulum 2013 ini yang
banyak mengundang kontroversi. Bahkan staf khusus menteri di DPR ada
yang mengatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan atau ktsp 2006
melanggar undang-undang. Tentu tidaklah bijak mengatakan seperti itu
tanpa kajian ilmiah dan terbuka. Kita akui Ktsp 2006 memang bermasalah.
Namun kami ingin tahu dulu dimana letak masalah besarnya dari proses
evaluasi yang cermat dan teliti. Pusat kurikulum dan perbukuan harus
memberikan data yang jelas kepada publik.
Bapak
presiden yang saya hormati dan banggakan. Baru-baru ini kami para guru
berdemo ke DPR, dan didukung oleh berbagai kalangan yang mengkritisi
kebijakan kemdikbud. Tujuan kemdikbud mengganti kurikulum sangat kami
apresiasi, tapi nampaknya timing atau waktunya kurang tepat. Kurikulum 2013 lebih tepat disebut kurikulum ujicoba
yang bisa kita teliti kelebihan dan kekurangannya, setelah
diujicobakan. Barulah kita tahu apakah kurikulum ini layak diterapkan di
seluruh indonesia ataukah tidak. Kita bisa mendiskusikannya melalui
kajian ilmiah yang jelas. Bukan dengan pendekatan kekuasaan atau
politik.
Bapak
presiden SBYyang baik hatinya. Kami percaya bapak bisa melihat ini
secara jernih. Kurikulum 2013 belum bisa diterapkan di tahun ajaran ini.
Jangan korbankan peserta didik karena ketidaksiapan para guru
menghadapi kurikulum baru. Alangkah baiknya jajaran kemdikbud melakukan
terlebih dahulu pelatihan guru dari hasil uji kompetensi guru (UKG) yang
sudah dilakukan. Di sana akan terlihat jelas masih rendahnya kualitas
guru di negeri ini. Kitapun bisa melihat masih rendah pula kualitas
kepala sekolah dan pengawas dari hasil UKG. Solusi yang terbaik adalah
perbaiki kualitas guru dengan berbagai pelatihan yang efektif dan bukan
direkayasa pelaksanaannya dari 5 hari menjadi 3 hari. Kejujuran dalam
pelaksanaannya harus diperhatikan dan diawasi. Cara mengajar guru harus
diperbaiki dan ditingkatkan.
Bapak
presiden SBY yang saya hormati dan banggakan. Usul saya, lakukan debat publik agar rakyat indonesia tahu apa yang sesungguhnya terjadi tentang
kurikulum 2013. Kemdikbud dan jajarannya nampaknya sulit sekali menerima
kritik dan terus jalan sendiri tanpa memperhatikan usulan para pakar
dan praktisi di bidang pendidikan. Tentu kita ingin pendidikan Indonesia
menjadi lebih maju ketika dialog terus dikembangkan, dan inilah
kehidupan demokrasi yang sebenarnya. Bukan melalui pendekatan kekuasaan
dimana para guru diminta untuk tidak kritis dan menerima begitu saja
kurikulum 2013 yang masih banyak kekuarangannya. Terutama dalam
implementasinya di lapangan yang terkesan tergesa-gesa. Kami tak yakin
akan berhasil, sebab negara kita adalah negara kepulauan yang lebih dari
13.000 pulau di dalamnya. Banyak masalah yang nanti akan ditemui ketika
kebijakan ini diterapkan.
Akhirnya, saya harus mengakhiri surat saya ini dengan sebuah pesan kepada bapak bahwa guru adalah pemain inti dalam kurikulum. Apapun kurikulumnya, guru profesionallah yang akan membuat kurikulum itu mencapai tujuannya. Guru profesional adalah guru tangguh berhati cahaya yang mampu menghantarkan peserta didiknya ke pintu gerbang kesuksesan di dunia dan akhirat.
Kamis, 28 Februari 2013
Guru, Dosen, Buku, dan Kurikulum Baru
Begitu banyak tulisan tentang guru di berbagai media. Seolah-olah hanya
guru yang disalahkan dalam lemahnya ranah pendidikan di negeri ini.
Para dosen di perguruan tinggi tak mau disalahkan, sebab kunci kuatnya
pendidikan terletak pada guru. Padahal kita melihat, kualitas guru kita
menjadi kurang baik lantaran rendahnya mutu dosen di tingkat perguruan
tinggi . Terutama dosen-dosen di lembaga pencetak para guru. Silahkan
anda lakukan penelitian, pastilah anda akan mendapatkan kenyataan itu.
Tak usah marah, mari kita sikapi dengan cara yang bijaksana.
Senin, 25 Februari 2013
Belajar dan Berbagi Ilmu PTK di Kampus UNJ Rawamangun
Akhirnya
datang juga hari itu. Hari yang ditunggu oleh para guru yang ingin
belajar dan berbagi ilmu PTK. Sekitar 50 orang guru hadir di Aula Wisma
UNJ Rawamangun pada hari Minggu, 24 April 2013. Meskipun hari libur,
mereka tetap semangat untuk belajar menulis proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dan melaporkannya. Kegiatan diulai dari pukul 08.00wib
sampai pukul 18.00 wib.
Rabu, 20 Februari 2013
Waktu
Waktu berganti begitu cepat. Dia tak
akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu gunakan selalu waktu dengan
sebaik-baiknya. Jangan biarkan waktu berlalu dari hal-hal yang kurang
bermanfaat. Jangan biarkan waktu meninggalkanmu tanpa rekam jejak yang
gemilang.
Selasa, 19 Februari 2013
Apa yang Kamu Lakukan Bila Pensiun?
Kamis, 07 Februari 2013
Belajar dan Berbagi Ilmu PTK di SMAN 1 Sumenep, Madura
Belajar dan Berbagi Ilmu PTK di SMAN 1 Sumenep, Madura
Senin, 21 Januari 2013
Belajar dan Berbagi Ilmu Penelitian Tindakan Kelas di SLB Ayah Bunda Parung Panjang Bogor
Belajar dan Berbagi Ilmu Penelitian Tindakan Kelas di SLB Ayah Bunda Parung Panjang Bogor
REP | 13 January 2013 | 18:11Dibaca: 60 Komentar: 0 Nihil
Alhamdulillah sudah sampai rumah kembali. Hari Sabtu, 12 Januari 2013 saya diminta memberikan materi mengenal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SLB Ayah Bunda, Parung Panjang Bogor. Kegiatan yang baik ini dilaksanakan dalam rangka Sosialisasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Workshop Menulis. Saya datang di tempat ini ditemani Mas Yulef dari rumah di Bekasi.
Selain saya, ada narasumber lainnya yang menjadi pembicara dalam kegiatan Workshop menulis ini. Ada pak Thamrin Sonata (Editor Pos Kota Group), Mas Yulef Dian (blogger bekasi), dan pengawas SLB Provinsi Jawa Barat, Bapak Drs. Asep Ading, SH, M.M. Mereka diminta oleh Ibu Titin Sulistiawati yang menjadi ketua pelaksana kegiatan ini. Ibu Titin sendiri adalah kepala sekolah di sekolah ini, dan salah seorang blogger yang rajin menulis. Saya salut dengan ibu Titin yang memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak banyak orang peduli dengan anak-anak ABK ini.
Terus terang saya belum maksimal dalam menyampaikan materi PTK kali ini. Di samping waktunya yang terbatas, materi yang saya bawakan hanya sebatas mengenalkan PTK saja, dan baru sampai pada sesi motivasi melakukan PTK.
Saya berharap ada workhop khusus tentang PTK yang tidak digabungkan dengan materi lainnya. Dengan begitu, para guru menjadi lebih memahami PTK secara utuh dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. Untunglah ada stand dari penerbit Indeks yang sudah siap menjual buku Mengenal PTK yang saya tuliskan bersama pak Dedi Dwitagama.
Belajar dan berbagi ilmu PTK di SLB Ayah Bunda Parung Panjang Bogor membuat saya salut dengan guru-guru di sekolah ini. Saya pun memberikan hadiah doorprize kepada salah seorang guru yang memenangkan games dengan sebuah buku karya saya sendiri yaitu “Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya”.
Di akhir acara, saya dan pak Thamrin Sonata diminta memilih juara satu, dua, dan tiga dalam lomba menulis guru hari itu. Alhamdulillah terpilih 3 orang guru yang bagus sekali isi tulisannya. Kamipun berfoto bareng di akhir acara.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Menulislah Terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi
Langganan:
Postingan (Atom)