Info OTN
Mengapa Ada OTN Padahal Sudah Ada OSN?
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), Guru Blogger Indonesia
Pertanyaan itu masih teringat jelas dalam benak saya.
“Mengapa ada OTN, padahal sudah ada OSN?”
Kalimat itu saya sampaikan kepada sahabat saya, Bambang Susetyanto, S.Kom, seorang guru TIK asal Indramayu, Jawa Barat, ketika pertama kali kami mengadakan Olimpiade TIK Nasional (OTN) di Aula Gedung A Kemdikbud, Senayan, Jakarta Pusat.
Kala itu, saya berpikir, bukankah sudah ada Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk bidang-bidang seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi?
Namun, Bambang menjawab dengan yakin,
> “Kalau anak-anak bisa berkompetisi di bidang sains, mengapa anak-anak yang unggul di bidang teknologi tidak punya wadah yang sama?”
Jawaban itulah yang menjadi awal perjalanan panjang Olimpiade TIK Nasional, atau yang kini akrab disebut OTN — ajang kebanggaan guru dan siswa TIK se-Indonesia.
---
Lahir dari Kegelisahan Guru TIK
Cikal bakal OTN berawal dari kegelisahan para guru TIK dan KKPI di seluruh Indonesia setelah diberlakukannya Kurikulum 2013, di mana mata pelajaran TIK sempat dihapus dari struktur kurikulum.
Banyak guru kehilangan jam mengajar, sebagian dipindahkan menjadi petugas laboratorium, dan tak sedikit yang merasa profesinya terpinggirkan. Namun, dari situ justru muncul semangat perjuangan baru.
Para guru TIK bersatu dalam wadah Ikatan Guru TIK dan KKPI (IGTIK-KKPI) PGRI, bertekad untuk menjaga api TIK tetap menyala. Dari forum diskusi, pelatihan, dan pertemuan daring, lahirlah gagasan besar: mengadakan Olimpiade TIK Nasional (OTN) sebagai ruang kompetisi dan inovasi teknologi.
---
OTN I: Awal dari Perjuangan
Olimpiade TIK Nasional pertama kali diadakan pada tahun 2017 di Aula Gedung A Kemdikbud, Senayan, Jakarta Pusat.
Acara ini diikuti oleh guru dan siswa dari berbagai provinsi. Meski dengan fasilitas sederhana dan dana swadaya, semangatnya luar biasa.
Saya, Omjay, menjadi saksi langsung bagaimana para guru membawa laptop pribadi, menata ruang lomba, bahkan membuat spanduk sendiri. Semua dilakukan dengan satu niat: menghidupkan kembali semangat TIK di dunia pendidikan.
Dari sinilah sejarah OTN dimulai.
---
Perjalanan Sejarah OTN dari Tahun ke Tahun
Berikut perjalanan lengkap Olimpiade TIK Nasional (OTN) dari tahun pertama hingga ketujuh:
1. 🏁 OTN I (2017) – Aula Gedung A, Kemdikbud, Senayan, Jakarta
Tema: “TIK untuk Inovasi Pendidikan”
Tonggak pertama gerakan guru TIK nasional di bawah naungan IGTIK-KKPI PGRI.
2. 🌴 OTN II (2018) – Hotel Mahajaya, Denpasar, Bali
Tema: “Literasi Digital untuk Semua”
OTN pertama di luar Jakarta, menjadi simbol bahwa semangat TIK telah menembus daerah.
3. 🏟️ OTN III (2019) – Jakarta Hall Convention Center (JHCC), Senayan, Jakarta
Tema: “TIK Menyatukan Nusantara”
Dihadiri ribuan peserta guru dan siswa dari seluruh provinsi.
Mulai ada lomba desain grafis, coding, dan aplikasi mobile education.
4. 💻 OTN IV (2020) – Hybrid Event Nasional (masa pandemi COVID-19)
Tema: “Digitalisasi Pendidikan di Era Industri 4.0”
Walau pandemi melanda, panitia berhasil menyelenggarakan OTN secara daring dengan partisipasi luar biasa.
5. 🎓 OTN V (2021) – Universitas Islam 45 (UNISMA), Bekasi, Jawa Barat
Tema: “Membangun Sekolah Digital di Masa Adaptasi Baru”
Bekerja sama dengan kampus UNISMA, OTN menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan teknologi.
6. 🚀 OTN VI (2022) – ICE BSD, Serpong, Tangerang Selatan
Tema: “Informatika untuk Semua”
Diselenggarakan dengan megah dan profesional.
Menjadi tonggak sinergi antara guru, siswa, pemerintah, dan industri digital.
7. 🏆 OTN VII (2024) – ICE BSD, Serpong, Tangerang Selatan
Tema: “Technology for New Era”
Di bawah kepemimpinan Lilis Juwita dari Majalengka, Jawa Barat,
OTN tampil semakin besar dan berkelas, menjadi ajang nasional yang menginspirasi ribuan peserta.
---
Sosok Inspiratif: Lilis Juwita dari Majalengka
Salah satu kunci keberhasilan OTN hingga bisa bertahan tujuh kali adalah sosok Lilis Juwita, seorang guru Informatika dari Madrasah Aliyah di Majalengka, Jawa Barat.
Beliau dikenal rendah hati namun tegas, mampu memimpin panitia nasional dengan semangat kolaboratif.
> “OTN bukan sekadar lomba, tapi wadah berbagi ilmu dan semangat,”
kata Lilis suatu kali.
Di bawah kepemimpinannya, OTN menjadi lebih inklusif — menjangkau madrasah, pesantren, dan sekolah-sekolah di pelosok yang baru mengenal dunia digital.
---
OTN: Lebih dari Sekadar Lomba
Kini, OTN bukan hanya ajang mencari juara, tetapi gerakan literasi digital nasional.
Dalam setiap penyelenggaraan, OTN menampilkan berbagai kegiatan inspiratif, antara lain:
Workshop Nasional Guru TIK dan Informatika
Lomba Coding, Desain Grafis, dan Video Edukasi Digital
Pameran Teknologi dan Media Pembelajaran Inovatif
Pelatihan Kecerdasan Buatan (AI) dan Inovasi Aplikasi Pendidikan
Melalui OTN, ribuan guru dan siswa Indonesia terinspirasi untuk terus berinovasi di bidang teknologi informasi.
---
Refleksi Omjay: Dari Pertanyaan Menjadi Kebanggaan
Kini saya paham, pertanyaan saya dulu ternyata memiliki jawaban yang sangat bermakna.
“Mengapa ada OTN padahal sudah ada OSN?”
Jawabannya:
Karena OTN mengisi ruang yang belum tersentuh OSN — ruang teknologi, ruang informatika, ruang masa depan.
OSN menumbuhkan kecerdasan logika dan sains klasik,
sementara OTN menumbuhkan kreativitas digital dan inovasi abad ke-21.
OTN adalah bukti nyata bahwa guru TIK Indonesia mampu mencetak generasi unggul yang cakap teknologi, berakhlak mulia, dan siap menghadapi masa depan digital bangsa.
---
Penutup: OTN, Api yang Tak Pernah Padam
Sebagai saksi sejarah sejak awal, saya bangga melihat bagaimana OTN tumbuh dari aula sederhana di Kemdikbud hingga menjadi perhelatan megah di ICE BSD.
Di tangan guru hebat seperti Bambang Susetyanto dari Indramayu dan Lilis Juwita dari Majalengka,
Olimpiade TIK Nasional (OTN) akan terus menjadi lentera digital bagi pendidikan Indonesia.
Dan semoga suatu hari nanti, OTN dan OSN dapat berjalan berdampingan — membentuk generasi muda Indonesia yang cerdas, kreatif, dan berkarakter digital.
> “OTN bukan sekadar lomba, tapi gerakan perubahan menuju era baru teknologi pendidikan.”
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.