Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 10 September 2025

Motivasi Hidup

Motivasi hidup:

Tidak Ada Kenikmatan di Masa Tua bagi Mereka yang Malas di Masa Muda

✨ “Masa muda adalah kesempatan emas. Jangan sia-siakan, sebab waktu tidak akan kembali. Apa yang kamu tanam hari ini, itulah yang kamu tuai di masa depan.” ✨

Bayangkan seorang lelaki tua bernama Pak Rahman. Rambutnya sudah memutih, tubuhnya renta, langkahnya goyah. Setiap hari ia duduk di depan rumah kontrakan kecilnya, menatap anak-anak muda yang berlalu-lalang dengan motor dan pakaian rapi menuju kantor. Dalam hati ia sering bergumam, “Andai saja dulu aku tidak malas, hidupku mungkin berbeda.”

Pak Rahman di masa mudanya dikenal sebagai orang yang pandai bergaul. Sayangnya, ia terlalu sering menunda pekerjaan. Ketika teman-temannya sibuk belajar, ia memilih tidur. Saat orang lain merintis usaha, ia sibuk nongkrong di warung kopi. Bahkan ketika ada peluang bekerja di luar kota, ia menolak dengan alasan malas jauh dari kampung.

Kini, di masa tuanya, ia hidup dalam penyesalan. Tabungan tidak ada, usaha tidak punya, dan anak-anaknya yang sudah berkeluarga pun tidak bisa banyak membantu karena mereka juga berjuang menghidupi keluarga masing-masing. Akhirnya, hari-hari tua Pak Rahman lebih banyak diisi dengan keluhan dan rasa iri pada teman-teman sebayanya yang hidup berkecukupan.

Masa Muda Adalah Ladang Menanam

Kisah Pak Rahman adalah cermin bagi kita semua. Masa muda ibarat musim tanam. Jika benihnya tidak pernah ditabur, bagaimana mungkin berharap panen di kemudian hari?

Masa muda adalah saatnya bekerja keras, belajar sungguh-sungguh, menabung, menjaga kesehatan, dan berbuat baik. Semua itu adalah investasi yang tidak bisa langsung dinikmati hari itu juga, tetapi akan terasa manis ketika usia sudah senja.

Lihatlah orang-orang yang rajin menanam kebaikan dan kerja keras sejak muda. Di masa tua, mereka bisa menikmati hasilnya. Ada yang punya rumah nyaman, ada yang bisa beribadah dengan tenang, bahkan ada yang bisa tetap mandiri meskipun sudah tidak sekuat dulu.

Malas Adalah Racun yang Diam-diam Membunuh

Rasa malas terlihat sepele, tapi sebenarnya sangat berbahaya. Ia ibarat racun yang menggerogoti tubuh sedikit demi sedikit. Malas membuat orang menunda pekerjaan, malas membuat seseorang kehilangan kesempatan, dan malas membuat kita tidak punya daya juang.

Banyak anak muda berpikir, “Ah, santai saja, hidup kan masih panjang.” Tapi tanpa terasa, waktu berjalan cepat. Tahu-tahu usia sudah 40 tahun, tenaga tidak lagi prima, sementara pengalaman dan keterampilan minim. Saat itulah penyesalan datang, karena peluang emas yang dulu terbuka kini sudah tertutup rapat.

Masa Tua: Hasil dari Pilihan Hidup

Ada dua jalan yang bisa ditempuh.

Jalan pertama adalah jalan perjuangan. Anak muda yang rela bersusah payah, belajar, bekerja keras, menabung, dan menjaga diri dari sifat malas. Hasilnya, masa tua penuh dengan kebahagiaan. Ia bisa menikmati sisa hidup dengan tenang, bersama anak cucu, tanpa rasa khawatir.

Jalan kedua adalah jalan kemalasan. Anak muda yang hanya menghabiskan waktunya dengan bermain, tidur, nongkrong tanpa arah, dan menunda segala sesuatu. Hasilnya, masa tua penuh dengan penyesalan. Hidupnya bergantung pada orang lain, hatinya gelisah, pikirannya penuh rasa iri.

Kisah Pak Rahman tadi hanyalah satu contoh nyata. Di sekitar kita, mungkin ada banyak orang yang mengalami hal serupa. Mereka menjadi saksi hidup bahwa tidak ada kenikmatan di masa tua bagi orang yang malas di masa muda.

Belajar dari Mereka yang Sukses

Mari kita bandingkan dengan sosok lain, misalnya Bu Siti. Sejak muda, Bu Siti rajin menabung, bekerja keras sebagai penjahit, dan tidak pernah berhenti belajar. Ia mendidik anak-anaknya dengan penuh disiplin. Kini, meskipun sudah berusia 70 tahun, Bu Siti masih sehat, punya rumah sendiri, dan anak-anaknya sukses. Masa tuanya diisi dengan kegiatan positif: mengaji di masjid, bercengkerama dengan cucu, dan sesekali berlibur bersama keluarga.

Perbedaan Bu Siti dan Pak Rahman jelas sekali. Yang satu rajin, yang satu malas. Yang satu hidupnya bahagia di masa tua, yang satu hidupnya penuh penyesalan.

Komentar Omjay

Menurut Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), Guru Blogger Indonesia, “Masa muda itu harus diisi dengan karya dan kerja keras. Jangan habiskan waktumu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Karena masa tua itu bukan lagi waktunya mencari-cari, tetapi saatnya memetik hasil. Kalau masa mudamu penuh dengan kemalasan, maka masa tuamu hanya akan penuh dengan penyesalan.”

Penutup: Jangan Biarkan Masa Tua Jadi Penyesalan

Hidup adalah pilihan. Mau seperti Pak Rahman yang menyesal karena malas, atau seperti Bu Siti yang bahagia karena kerja keras? Semua ditentukan oleh apa yang kita lakukan di masa muda.

Ingatlah, tidak ada kenikmatan di masa tua bagi mereka yang malas di masa muda. Karena masa tua bukan waktunya berjuang keras lagi, melainkan waktunya memanen hasil. Jika di masa muda kita rajin menanam, masa tua akan manis. Jika di masa muda kita hanya bermalas-malasan, masa tua akan pahit penuh penyesalan.

🌱 “Bersakit-sakitlah di masa muda, agar bisa tersenyum manis di masa tua. Jangan tunggu esok untuk berubah, karena waktu tidak akan menunggu kita.” 🌱

Salam blogger persahabatan 
Wijaya Kusumah - omjay 
Guru blogger indonesia 
Blog https://wijayalabs.com

1 komentar:

  1. Yth Bapak Ibu, semalam kami belajar public speaking dari sisi ilmu teknologi pendidikan, materinya bagus Sekali Bersama Dr. Muh. Fauzi, https://www.kompasiana.com/wijayalabs/68c015ba34777c68ac4a5c52/public-speaking-pgri-pertemuan-kedua-bersama-dr-m-fauzi

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.