Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Selasa, 16 September 2025

Tantangan Guru Zaman Sekarang Adalah Mengajarkan Adab dan Etika

Tantangan Guru Zaman Sekarang adalah: Mengajarkan Adab dan Etika

Menjadi guru di zaman sekarang adalah sebuah kehormatan sekaligus tantangan besar. Jika dahulu seorang guru lebih banyak disibukkan dengan bagaimana menyampaikan materi pelajaran yang dianggap sulit, maka tantangan saat ini semakin bergeser. Bukan lagi semata-mata soal bagaimana siswa mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi lebih berat kepada bagaimana siswa mampu memahami, mempraktikkan, dan menjaga adab serta etika dalam kehidupan sehari-hari.

Kemajuan teknologi informasi telah membawa dampak luar biasa dalam dunia pendidikan. Siswa dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi bahkan jauh lebih cepat daripada gurunya. Namun, justru di tengah derasnya arus informasi itu, nilai-nilai moral dan akhlak sering tergerus. Sopan santun, rasa hormat, dan tata krama perlahan memudar, tergantikan oleh budaya instan dan hedonisme yang banyak ditampilkan di media sosial. Inilah tantangan sesungguhnya bagi para guru masa kini.

Tantangan Utama Guru: Membentuk Karakter

Mengajarkan matematika, IPA, atau bahasa mungkin masih bisa dilakukan dengan metode, buku, atau teknologi terbaru. Tetapi mengajarkan adab dan etika membutuhkan keteladanan nyata. Guru dituntut bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai teladan hidup. Anak-anak zaman sekarang lebih kritis. Mereka tidak lagi sekadar menerima nasihat, tetapi juga melihat langsung apakah gurunya melakukan hal yang sama dengan apa yang diajarkan.

Guru kini menghadapi kondisi di mana sebagian besar siswa lebih akrab dengan gawai daripada dengan orang tuanya. Sopan santun dalam berbicara sering kali diabaikan karena terbiasa berinteraksi di media sosial tanpa batasan bahasa. Tidak jarang guru mendapatkan perlakuan kurang hormat dari siswa, bahkan ada kasus di mana guru diperlakukan dengan kasar hanya karena teguran kecil. Situasi inilah yang menunjukkan betapa pentingnya guru terus berjuang mengajarkan adab.

Peran Guru di Tengah Perubahan

Meskipun tantangan ini terasa berat, guru tetap memiliki posisi sentral dalam membentuk generasi beradab. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Menjadi teladan nyata
Guru harus menunjukkan sikap dan perilaku yang beretika dalam setiap kesempatan. Ucapan, perbuatan, bahkan cara berinteraksi dengan sesama guru maupun siswa akan menjadi cerminan.

2. Mengintegrasikan adab dalam pembelajaran
Tidak cukup hanya mengajarkan materi pelajaran. Setiap mata pelajaran seharusnya menjadi sarana menanamkan nilai. Misalnya, dalam matematika guru bisa menekankan kejujuran saat mengerjakan soal. Dalam bahasa, guru bisa menekankan kesantunan berbahasa.

3. Menggunakan pendekatan hati
Nasihat yang keluar dari hati akan lebih mudah sampai ke hati. Guru yang ikhlas membimbing, sabar menasihati, dan tulus mencintai siswanya akan lebih berhasil menanamkan adab.

4. Bekerja sama dengan orang tua
Pendidikan adab dan etika tidak bisa dibebankan hanya pada guru. Sinergi dengan orang tua sangat diperlukan agar nilai yang diajarkan di sekolah selaras dengan yang diterapkan di rumah.

Mengajar Adab Adalah Ibadah

Bagi seorang guru, mengajarkan adab bukan sekadar kewajiban profesional, tetapi juga ibadah. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sesungguhnya beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Maka, tugas guru pun tidak jauh dari misi tersebut: membentuk siswa yang berilmu dan berakhlak.

Meskipun sering terasa berat, seorang guru harus meyakini bahwa setiap usaha menanamkan adab akan berbuah kebaikan di masa depan. Siswa yang beretika akan lebih mudah meraih keberhasilan dalam hidupnya, karena ilmu tanpa adab hanyalah bagaikan pohon tanpa buah.

Penutup

Tantangan guru di zaman sekarang bukan lagi semata-mata bagaimana mengajarkan materi pelajaran yang sulit, melainkan bagaimana menjaga agar generasi muda tidak kehilangan adab dan etika. Inilah perjuangan sejati guru: mendidik dengan hati, menanamkan budi pekerti, serta menjadi teladan dalam setiap langkah.

Guru boleh saja lelah menghadapi perubahan zaman, tetapi jangan pernah menyerah. Sebab, pendidikan sejati bukan hanya soal menguasai pengetahuan, melainkan juga tentang membentuk manusia yang berilmu sekaligus beradab.

---

Tanggapan Omjay

Sebagai seorang guru dan blogger, saya sering merasakan betapa beratnya menjaga agar anak-anak kita tetap beradab di era digital. Mereka begitu cepat menyerap informasi dari internet, tetapi sering kali lupa bagaimana bersikap santun kepada guru, orang tua, dan teman sebaya. Namun, saya selalu yakin bahwa pendidikan adab tidak akan pernah sia-sia. Setiap kata baik, setiap nasihat tulus, dan setiap teladan yang kita berikan akan menjadi bekal mereka di masa depan.

Saya percaya bahwa guru bukan hanya pencetak generasi cerdas, tetapi juga pembentuk generasi berkarakter. Oleh karena itu, mari kita terus menanamkan nilai kesopanan, kejujuran, dan hormat kepada sesama. Sebab, ilmu akan mudah dilupakan, tetapi adab yang baik akan dikenang sepanjang masa.

Salam hangat,
Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.