Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 30 Juli 2008

Kebakaran di Labschool UNJ

Telah terjadi kebakaran di Labschool UNJ Rawamangun Jakarta Timur, pada pukul 13.00, Rabu 30 Juli 2008, berita selengkapnya dapat dilihat di detik.com
http://foto.detik.com/readfoto/2008/07/30/173620/980239/157/5/

juga bisa dilihat di blog :
http://raruro.blogspot.com/2008/07/labs-on-fire.html
juga di http://dhun-kimmy.blogspot.com/
juga di http://yoohooruphi.blogspot.com/


Sungguh sebuah kejadian nyata yang sangat penting diambil hikmahnya. semoga musibah ini menjadi pelajaran yang berharga.

SD dan SMP Labscool ikut dilalap api gara-gara kebakaran di Gedung Teater UNJ. Mantan Kepala Sekolah Labschool Arif Rahman meminta murid SD dan SMP tersebut diliburkan hingga Senin.



Minggu, 27 Juli 2008

Menulis, Sebuah Kreativitas yang dapat dimunculkan


Banyak orang tidak sanggup untuk menulis. Mengapa? Karena keterampilan ini hanya bisa muncul kalau kita banyak membaca buku. Menulis dan membaca adalah satu kesatuan utuh. Itu sudah hukumnya, kata Mas Hernowo penulis buku best seller "Mengubah Sekolah". Artinya, membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, bagaikan Romeo dan Yuliet. Saling memberi dan menerima (take and give).


Menulis itu ibarat pisau yang tajam. Bila tidak terus diasah, akan mengakibatkan pisau menjadi tumpul dan berkarat. karena itu menulis adalah sebuah keterampilan yang harus dikuasai karena melalui proses yang cukup panjang. Tidak sekali jadi. Semua berproses, melalui latihan dan latihan langsung praktek sehingga tulisan yang dibuat menjadi bermakna bagi yang membacanya. Perlu sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativiats muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis.



Kalau guru ingin anak didiknya pandai menulis, maka guru itu harus memulainya dari dirinya dulu. Guru akan merasakan bagaimana sulitnya memulai menulis. Bila menulis sudah sering dilakukan oleh para guru sendiri, maka guru akan merasakan nikmatnya menulis. Mengapa? Dengan makin sering menulis, guru akan dapat membuat sendiri bahan atau materi yang akan diajarkannya kepada anak didiknya. Bila tulisannya bagus dan sudah banyak, maka akan dapat menjadi sebuah buku pelajaran yang layak untuk dicetak.



Karena itu budayakan kebiasaan menulis di sekolah kita dari sekarang. Ajaklah anak didik kita untuk juga ikut menulis. Bila budaya menulis sudah tumbuh diantara guru dan anak didiknya, maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Kreativitas akan muncul dari proses menulis itu. Akan terlihat mana guru yang kreatif, dan mana yang tidak dari proses menulis itu. Begitupun dengan peserta didik kita. Akan ketahuan mana anak yang terbiasa menulis, dan mana yang tidak terbiasa menulis. Anak harus didorong untuk dapat memunculkan kreativitas menulis. Potensi menulis mereka akan muncul bila sudah terbiasa menulis.



Menulis dapat membangun kreativitas anak. Menulis dapat mendidik anak kita menciptakan sesuatu. Menciptakan buah pemikiran yang ada dalam otak peserta didik. Menelurkan ide ke dalam bentuk tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Dibutuhkan sebuah pembelajaran kreatif agar proses kreatif itu muncul. Guru dan orang tua harus mampu mendorong anak-anaknya agar mampu mengembangkan kecakapan kreatif melalui menulis. Jadi guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif, agar menulis menjadi pelajaran yang disukai oleh anak.



Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang mampu mendorong kreativitas dan potensi siswa. Perlu terobosan baru dari guru-guru di sekolah. Untuk itu, para guru ditantang untuk mampu menciptakan proses pembelajaran yang bisa mengelaborasi antara materi pelajaran teori dan praktik secara menarik.



Kesempatan mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif itu sebenarnya cukup terbuka, apalagi dengan penerapan KTSP yang memberikan otonomi pendidikan pada sekolah masing-masing. Karena itu sekolah dan guru harus mampu memanfaatkan potensi mereka untuk menemukan cara mengajar yang demokratis dan mampu menggali potensi diri setiap siswa.



Belajar di kelas sekarang ini tidak bisa lagi satu arah. Justru guru yang harus berkreasi bagaimana materi pelajaran yang disampaikannya bisa dipahami secara baik oleh siswa. Oleh karena itu mari memulainya dengan cara menulis. Menulis adalah sebuah kreativtas yang dapat dimunculkan oleh guru dalam mentransfer ilmunya. Bisa lewat pembuatan blog di internet atau bisa juga mewajibkan anak didiknya menulis diarynya setiap hari. Semoga



Wijaya Kusumah

Guru TIK SMP Labschool Jakarta
Hp. 0815 915 5515

http://wijayalabs.wordpress.com


Kamis, 24 Juli 2008

Bertamu ke SMK Negeri 3 Jakarta Pusat


Rabu sore, 23 Juli 2008 sekitar pukul 15.30 kami berkunjung ke sekolah tua tapi bersemangat muda. Sekolah itu adalah SMK Negeri 3 Jakarta Pusat yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Kemayoran. Sekolah bagus dengan segudang pretasi yang dipimpin oleh orang yang luar biasa. Drs. Dedi Dwitagama, MM,Msi beliaulah kepala sekolahnya. Terlihat sangat low profil dan cepat akrab dengan siapapun. Seorang trainer tingkat nasional di bidang narkoba yang sudah keliling Indonesia. Jam terbangnya sudah tidak bisa dihitung lagi sebagai pembicara nasional.

Walaupun terlihat letih, karena baru saja memimpin rapat dewan guru, beliau menerima kami (saya dan Pak Suja'i) dengan penuh keramahan. Banyak ide yang muncul dalam pertemuan itu. Tanpa terasa kami mengobrol sampai magrib. Banyak ilmu yang saya dapatkan, bahkan teman saya Suja’i bilang kalau kita telah bertemu orang super dengan segudang prestasi. Kalau nggak percaya lihat aja blognya di http://dedidwitagama.wordpress.com/.

Dari pertemuan itu kita bersepakat untuk melakukan training Classroom Action Research (CAR) untuk para guru. Semoga pertemuan ini dapat berlanjut kepada kegiatan yang dapat mengangkat martabat guru dalam dunia pendidikan kita. Teruslah berjuang wahai saudaraku dalam mempersiapkan tenaga kerja bermutu.

Selasa, 15 Juli 2008

MOS 2008 SMP LABSCHOOL, JAKARTA

Begitu cepat waktu bergulir. Masih terbayang suasana keceriaan, suka dan duka, semangat dan antusiasme yang tergambar di wajah siswa-siswi angkatan baru (angkatan ke-15) SMP Labschool Jakarta ketika menyambut tahun pelajaran 2007/2008 setahun silam. Kini, tanpa terasa tahun pelajaran 2008/2009 telah di depan mata. Angkatan ke-15 telah bersiap menapaki tingkatan kelas selanjutnya seiring lulusnya angkatan ke-14. Dan layaknya sebuah generasi yang terus berganti, angkatan ke-16 pun hadir sebagai tunas-tunas baru.

Banyak perubahan yang terjadi di sekitar kehidupan kita dari waktu ke waktu. Mulai dari perubahan alam hingga perubahan-perubahan yang lahir dari revolusi pemikiran manusia, seperti perubahan budaya masyarakat, kebijakaan pemerintah, bahkan sistem pendidikan. Hanya tinggal menunggu waktu, roda-roda perubahan itu akan melindas kita apabila kita tidak membekali diri untuk menyikapi segala perubahan itu. Bekal itu tak lain adalah iman, ilmu, dan amal.

Dalam diri seorang anak, pada dasarnya bekal tersebut -secara terencana atau pun tidak- telah tertanam sejak dini melalui didikan dalam keluarganya. Ketika anak memasuki usia sekolah, lembaga pendidikan formal turut serta menjalankan peran menumbuhkembangkan bekal tersebut hingga tertanam kokoh dalam diri anak didiknya.

Di SMP Labschool Jakarta, peran tersebut tidak hanya dilakukan dalam proses belajar mengajar secara formal di kelas, tetapi terimplementasikan dalam seluruh kegiatan dan aktivitas siswa selama ia berada di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang merupakan sebuah agenda rutin SMP Labschool Jakarta di awal tahun pelajaran.

Bagi diri setiap anak, memasuki jenjang pendidikan formal yang baru merupakan sebuah masa ketika ia harus berhadapan dengan lingkungan dan dunia yang baru. Untuk itu, mereka memerlukan tahap peninjauan, pengenalan, dan adaptasi terhadap lingkungan baru yang mereka masuki. Tahap itulah yang akan mereka lalui dalam kegiatan MOS 2007 SMP Labschool Jakarta.

Sebagai kegiatan awal bagi siswa baru, MOS sesungguhnya memegang peranan penting bagi penanaman sikap mental, spiritual, budipekerti, tanggung jawab, toleransi, dan berbagai nilai positif lain pada diri siswa. Untuk itu, dukungan dan partisipasi yang sangat besar dari berbagai pihak, terutama komponen sekolah, sangat dibutuhkan. Dengan demikian, sebagai salah satu bentuk pengejawantahan konsep iman, ilmu, dan amal, MOS 2008 SMP Labschool Jakarta diharapkan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Setiap tahun ajaran baru, SMP Labschool Jakarta selalu mengadakan kegiatan yang bernama Masa Orientasi Siswa Baru disingkat MOS. Tujuannya adalah untuk lebih memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Sekaligus juga memperkenalkan kegiatan-kegiatan dan budaya sekolah SMP Labschool Jakarta. Tujuan lain yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah :
  1. Memperkenalkan siswa pada lingkungan fisik sekolah yang baru mereka masuki
  2. Memperkenalkan siswa pada seluruh komponen sekolah beserta aturan, norma, budaya, dan tata tertib yang berlaku di dalamnya.
  3. Memperkenalkan siswa pada keorganisasian
  4. Memperkenalkan siswa untuk dapat menyanyikan lagu Hymne dan Mars Labcshool
  5. Memperkenalkan siswa pada seluruh kegiatan yang ada di SMP Labchool Jakarta
  6. Mengarahkan siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat mereka
  7. menanamkan sikap mental, spiritual, budipekerti yang baik, tanggung jawab, toleransi, dan berbagai nilai positif lain pada diri siswa sebagai implementasi penanaman konsep iman, ilmu, dan amal
  8. Menanamkan berbagai wawasan dasar pada siswa sebelum memasuki kegiatan belajar mengajar secara formal di kelas.

Kegiatan MOS tahun ajaran 2008-2009 ini dilaksanakan dari tanggal 14 s.d. 17 Juli 2008. Materi yang diberikan pada kegiatan MOS adalah Mengenal Labschool oleh Bapak. Rusmono (Ketua BPS Labschool Jakarta), setelah itu materi tentang Tata tertib sekolah diberikan oleh Pak Rosiman, mengenal lingkungan dan fasilitas yang ada di Labschool, dan terakhir materi wawasan wiyata mandala yang dijelaskan sendiri oleh wali kelas tujuh atau guru pembimbing group di kelas tujuh pada hari pertama Senin, 14 Juli 2008.

Pada MOS hari kedua Selasa, 15 Juli 2008 materi yang diberikan adalah Cara belajar Efektif oleh Prof. Dr. Arief Rachman, disusul kemudian dengan materi Kebijakan Umum SMP Labschool Jakarta, baik Kegatan Akademik mapun Kesiswaan oleh Pimpinan sekolah (Pak Uswadin dan Pak Rosiman). Materi bimbingan konseling diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) dan ada materi yang sangat menarik yang mungkin tidak ada di sekolah lain, kecuali Labschol, yaitu Achievement Motivation Training (AMT) yang dibawakan oleh motivator terkenal Aris Ahmad Jaya. Materi ini sangat disenangi oleh siswa peserta MOS.

Pada MOS hari ketiga Rabu, 16 Juli 2008 setelah lari pagi mengelilingi komplek Universitas Negeri Jakarta UNJ) Rawamangun, peserta MOS diberikan materi Pengenalan Perpustakaan Labschool oleh kepala Perpustakaan Labschool, Ibu Esti Gularsi. Malalui materi ini diharapkan anak-anak Labschool memiliki budaya baca yang baik. Setelah itu ada materi School Culture yang dibawakan langsung oleh Kepala Sekolah SMP Labsschool Jakarta, Bapak Ali Chudori. Pengenalan majalah Gema diberikan oleh redaksi majalah Gema SMP Labschool Jakarta dengan guru pembimbing bapak arif Rachaman, bapak, wijaya Kusumah, bapak Warisno, dan Ibu Entin Gunawati. Setelah makan siang siswa diberikan materi Pengenalan Organisasi (OSIS) oleh Pengurus OSIS dan Ketua MPO Bapak Asdi Wiharto.

Pada hari terakhir Kamis, 17 Juli 2008 setelah latihan PBB, siswa diberikan materi Ekstra kurikuler dengan pembicara bapak Sudarto (Ketua MPE). Di hari itu para siswa baru juga diberikan kesempatan untuk unjuk gigi di bidang seni melalui kegiatan Pentas Seni.

Tema kegiatan MOS pada tahun ini adalah MOS merupakan pondasi menuju siswa SMP Labschool Jakarta yang
KREATIF & BERPRESTASI.

Senin, 14 Juli 2008

Sejarah Microsoft Excel


Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2007.



Sejarah


Pada tahun 1982, Microsoft membuat sebuah program spreadsheet yang disebut dengan Multiplan, yang sangat populer dalam sistem-sistem CP/M, tapi tidak dalam sistem MS-DOS mengingat di sana sudah berdiri saingannya, yakni Lotus 1-2-3. Hal ini membuat Microsoft memulai pengembangan sebuah program spreadsheet yang baru yang disebut dengan Excel, dengan tujuan, seperti yang dikatakan oleh Doug Klunder, "do everything 1-2-3 does and do it better/melakukan apa yang dilakukan oleh 1-2-3 dan lebih baik lagi".



Versi pertama Excel dirilis untuk Macintosh pada tahun 1985 dan versi Windows-nya menyusul (dinomori versi 2.0) pada November 1987. Lotus ternyata terlambat turun ke pasar program spreadsheet untuk Windows, dan pada tahun tersebut, Lotus 1-2-3 masih berbasis MS-DOS. Pada tahun 1988, Excel pun mulai menggeser 1-2-3 dalam pangsa pasar program spreadsheet dan menjadikan Microsoft sebagai salah satu perusahaan pengembang aplikasi perangkat lunak untuk komputer pribadi yang andal. Prestasi ini mengukuhkan Microsoft sebagai kompetitor yang sangat kuat bagi 1-2-3 dan bahkan mereka mengembangkannya lebih baik lagi. Microsoft, dengan menggunakan keunggulannya, rata-rata merilis versi Excel baru setiap dua tahun sekali, dan versi Excel untuk Windows terakhir adalah Microsoft Office Excel 2007 (Excel 12), sementara untuk Macintosh (Mac OS X), versi terakhirnya adalah Microsoft Excel 2004.



Pada awal-awal peluncurannya, Excel menjadi sasaran tuntutan perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang industri finansial yang telah menjual sebuah perangkat lunak yang juga memiliki nama Excel. Akhirnya, Microsoft pun mengakhiri tuntutan tersebut dengan kekalahan dan Microsoft harus mengubah nama Excel menjadi "Microsoft Excel" dalam semua rilis pers dan dokumen Microsoft. Meskipun demikian, dalam prakteknya, hal ini diabaikan dan bahkan Microsoft membeli Excel dari perusahaan yang sebelumnya menuntut mereka, sehingga penggunaan nama Excel saja tidak akan membawa masalah lagi. Microsoft juga sering menggunakan huruf XL sebagai singkatan untuk program tersebut, yang meskipun tidak umum lagi, ikon yang digunakan oleh program tersebut masih terdiri atas dua huruf tersebut (meski diberi beberapa gaya penulisan). Selain itu, ekstensi default dari spreadsheet yang dibuat oleh Microsoft Excel adalah *.xls.


Excel menawarkan banyak keunggulan antarmuka jika dibandingkan dengan program spreadsheet yang mendahuluinya, tapi esensinya masih sama dengan VisiCalc (perangkat lunak spreadsheet yang terkenal pertama kali): Sel disusun dalam baris dan kolom, serta mengandung data atau formula dengan berisi referensi absolut atau referensi relatif terhadap sel lainnya.


Excel merupakan program spreadsheet pertama yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan bagaimana tampilan dari spreadsheet yang mereka sunting: font, atribut karakter, dan tampilan setiap sel. Excel juga menawarkan penghitungan kembali terhadap sel-sel secara cerdas, di mana hanya sel yang berkaitan dengan sel tersebut saja yang akan diperbarui nilanya (di mana program-program spreadsheet lainnya akan menghitung ulang keseluruhan data atau menunggu perintah khusus dari pengguna). Selain itu, Excel juga menawarkan fitur pengolahan grafik yang sangat baik.
Ketika pertama kali dibundel ke dalam Microsoft Office pada tahun 1993, Microsoft pun mendesain ulang tampilan antarmuka yang digunakan oleh Microsoft Word dan Microsoft PowerPoint untuk mencocokkan dengan tampilan Microsoft Excel, yang pada waktu itu menjadi aplikasi spreadsheet yang paling disukai.


Sejak tahun 1993, Excel telah memiliki bahasa pemrograman Visual Basic for Applications (VBA), yang dapat menambahkan kemampuan Excel untuk melakukan automatisasi di dalam Excel dan juga menambahkan fungsi-fungsi yang dapat didefinisikan oleh pengguna (user-defined functions/UDF) untuk digunakan di dalam worksheet. Dalam versi selanjutnya, bahkan Microsoft menambahkan sebuah integrated development environment (IDE) untuk bahasa VBA untuk Excel, sehingga memudahkan programmer untuk melakukan pembuatan program buatannya. Selain itu, Excel juga dapat merekam semua yang dilakukan oleh pengguna untuk menjadi macro, sehingga mampu melakukan automatisasi beberapa tugas. VBA juga mengizinkan pembuatan form dan kontrol yang terdapat di dalam worksheet untuk dapat berkomunikasi dengan penggunanya. Bahasa VBA juga mendukung penggunaan DLL ActiveX/COM, meski tidak dapat membuatnya. Versi VBA selanjutnya menambahkan dukungan terhadap class module sehingga mengizinkan penggunan teknik pemrograman berorientasi objek dalam VBA.


Fungsi automatisasi yang disediakan oleh VBA menjadikan Excel sebagai sebuah target virus-virus macro. Ini merupakan problem yang sangat serius dalam dunia korporasi hingga para pembuat antivirus mulai menambahkan dukungan untuk mendeteksi dan membersihkan virus-virus macro dari berkas Excel. Akhirnya, meski terlambat, Microsoft juga mengintegrasikan fungsi untuk mencegah penyalahgunaan macro dengan menonaktifkan macro secara keseluruhan, atau menngaktifkan macro ketika mengaktifkan workbook, atau mempercayai macro yang dienkripsi dengan menggunakan sertifikat digital yang terpercaya.


Versi

Tabel berikut berisi versi-versi Microsoft Excel
Tahun Versi Excel Sistem operasi
Versi Microsoft Office

1985
Excel 1.0 Apple Macintosh klasik
Tidak ada Microsoft Office
1987
Excel 2.0 for Windows Microsoft Windows 2.0
Tidak ada Microsoft Office
1988
Excel 1.5 Apple Macintosh klasik
Tidak ada Microsoft Office
1989
Excel 2.2 Apple Macintosh klasik
Tidak ada Microsoft Office
1989
Excel 2.2 IBM OS/2
Tidak ada Microsoft Office
1990
Excel 3.0 Microsoft Windows 3.0
Tidak ada Microsoft Office
1990
Excel 3.0 Apple Macintosh
Tidak ada Microsoft Office
1991
Excel 3.0 IBM OS/2
Tidak ada Microsoft Office
1992
Excel 4.0 Microsoft Windows 3.0 dan Windows 3.1
Tidak ada Microsoft Office
1992
Excel 4.0 Apple Macintosh Tidak ada Microsoft Office
1993
Excel 5.0 Windows 3.0, Windows 3.1, Windows 3.11, Windows for Workgroups, dan Windows NT (hanya versi 32-bit) Microsoft Office 4.2 dan Office 4.3
1993
Excel 5.0 Apple Macintosh Tidak ada Microsoft Office
1995
Excel 7 for Windows 95 Windows 95 dan Windows NT 3.1/3.50
Microsoft Office 95
1997
Excel 97 (Excel 8) Windows 95, Windows NT 3.51/Windows NT 4.0
Microsoft Office 97
1998
Excel 8.0 Apple Macintosh Microsoft Office '98 for Macintosh
1999
Excel 2000 (Excel 9) Windows 98, Windows Me, Windows 2000
Microsoft Office 2000
2000
Excel 9.0 Apple Macintosh Microsoft Office 2001 for Macintosh
2001
Excel 2002 (Excel 10) Windows 98, Windows Me, Windows 2000, Windows XP
Microsoft Office XP
2001
Excel 10.0 Apple Macintosh OS X
Microsoft Office v. X
2003
Excel 2003 (Excel 11) Windows 2000 (Service Pack 3), Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows Server 2008
Microsoft Office System 2003
2004
Excel 11.0 Apple Macintosh OS X Microsoft Office 2004 for Macintosh
2007
Excel 2007 (Excel 12) Microsoft Windows XP (dengan Service Pack 2 atau lebih tinggi), Windows Server 2003 (Service Pack 1), Windows Vista, serta Windows Server 2008.
Microsoft Office System 2007

Format berkas

Dari pertama kali dirilis, Excel menggunakan format berkas biner yang disebut dengan Binary Interchange File Format (BIFF) sebagai format berkas utamanya. Hal ini berubah ketika Microsoft merilis Office System 2007 yang memperkenalkan Office Open XML sebagai format berkas utamanya. Office Open XML adalah sebuah berkas kontainer berbasis XML yang mirip dengan XML Spreadsheet (XMLSS), yang diperkenalkan pada Excel 2002. Berkas versi XML tidak dapat menyimpan macro VBA.


Meskipun mendukung format XML yang baru, Excel 2007 masih mendukung format-format lamanya yang masih berbasis BIFF yang tradisional. Selain itu, kebanyakan versi Microsoft Excel juga mendukung format Comma Separated Values (CSV), DBase File (DBF), SYmbolic LinK (SYLK), Data Interchange Format (DIF) dan banyak format lainnya, termasuk di antaranya format worksheet milik Lotus 1-2-3 (WKS, WK1, WK2, dan lain-lain) dan Quattro Pro.


Berikut ini adalah beberapa ekstensi Microsoft Excel:
• *.xls, merupakan format default Microsoft Excel sebelum Excel 12. Masih berbasis format BIFF dan dapat menyimpan macro VBA.
• *.xlt, merupakan format untuk template worksheet Microsoft Excel sebelum Excel 12. Masih berbasis format BIFF dan dapat menyimpan macro VBA.
• *.XML, atau yang disebut sebagai XML Spreadsheet. Tidak mampu menampung macro VBA.
• *.xla, merupakan format untuk Excel Add-in sebelum Excel 12. Masih berbasis format BIFF dan dapat menyimpan macro VBA, mengingat tujuannya adalah untuk menambahkan kemampuan Microsoft Excel.
• *.xlsx, merupakan format default worksheet Microsoft Excel 12, yang telah berbasis XML. Tidak dapat menyimpan macro VBA, karena alasan keamanan. Sebenarnya merupakan sebuah arsip terkompres berformat ZIP dengan struktur dokumen yang terdiri atas dokumen teks XML. Adalah pengganti dari format .xls yang kuno.
• *.xlsm, merupakan format worksheet Microsoft Excel 12, yang telah berbasis XML, tapi dapat menyimpan macro VBA.
• *.xlsb, merupakan format worksheet Microsoft Excel 12, yang telah berbasis XML, tapi dikodekan dalam bentuk biner. Format ini memiliki keunggulan lebih kepat dibuka dan lebih efisien, mengingat tujuan dibuatnya format ini adalah untuk menangani worksheet yang sangat besar yang terdiri atas puluhan ribu baris atau ratusan kolom.
• *.xltm, merupakan format untuk template worksheet Microsoft Excel 12, yang telah berbasis XML tapi mampu menyimpan macro VBA. Merupakan pengganti dari format *.xlt.
• *.xlam, merupakan format untuk Excel Add-in untuk menambah kemampuan Excel 12. Secara default mampu menangani macro VBA, mengingat tujuannya adalah menambahkan kemampuan Excel.
Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Excel
http://ilmukomputer.com/2006/08/25/tutorial-microsoft-excel/

Sabtu, 12 Juli 2008

MENCARI SOSOK GURU IDEAL


MENCARI SOSOK GURU IDEAL
Oleh: Wijaya Kusumah


Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.


Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami. Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini?


Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar).


Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang rajin membaca dan menulis. Pengalaman mengatakan, siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya akan ilmu. Namun, bila kita malas membaca, maka kemiskinan ilmu akan terasa. Guru yang rajin membaca otaknya seperti komputer atau ibarat mesin pencari “Google” di internet. Bila ada peserta didiknya yang bertanya, memori otaknya langsung bekerja mencari dan menjawab pertanyaan para anak didiknya dengan cepat dan benar. Akan terlihat wawasan guru yang rajin membaca, dari cara bicara dan menyampaikan pengajarannya. Guru yang ideal adalah guru yang juga rajin menulis. Bila guru malas membaca, maka sudah bisa dipastikan dia akan malas pula untuk menulis. Menulis dan membaca adalah kepingan mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Guru yang terbiasa membaca, maka ia akan terbiasa menulis, mengapa? Dari membaca itulah guru mampu membuat kesimpulan dari apa yang dibacanya, kemudian kesimpulan itu ia tuliskan kembali dalam gaya bahasanya sendiri. Menulis itu ibarat pisau yang kalau tidak sering diasah, maka akan tumpul dan berkarat. Guru yang rajin menulis, akan mempunyai kekuatan tulisan yang sangat tajam, layaknya sebilah pisau. Tulisannya sangat menyentuh hati, dan bermakna. Runut serta mudah dicerna bagi siapa saja yang membacanya.


Ketiga, Guru yang ideal adalah guru yang sensitif terhadap waktu. Orang Barat mengatakan bahwa waktu adalah uang, time is money. Bagi guru waktu lebih dari uang dan bahkan bagaikan sebilah pedang tajam yang dapat membunuh siapa saja termasuk pemiliknya. Pedang yang tajam bisa berguna untuk membantu guru menghadapi hidup ini, namun bisa juga sebagai pembunuh dirinya sendiri. Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik, maka tidak akan banyak prestasi yang ia raih dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu yang ia sia-siakan. Karena itu guru harus sensitif terhadap waktu. Detik demi detik waktunya teratur dan terjaga dari sesuatu yang kurang baik serta sangat berharga. Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia tidak berharga. Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu dengan baik.


Keempat, Guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif. Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru malas mencoba sesuatu yang baru dalam pembelajarannya. Dia merasa sudah cukup. Tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pembelajarannya. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya itu-itu saja. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuatpun dari tahun ke tahun sama, hanya sekedar copy and paste tanggal dan tahun saja. RPP tinggal menyalin dari kurikulum yang dibuat oleh pemerintah atau menyontek dari guru lainnya. Guru menjadi tidak kreatif. Proses kreatif menjadi tidak jalan. Untuk melakukan suatu proses kreatif dibutuhkan kemauan untuk melakukan inovasi yang terus menerus, tiada henti.Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirnya sendiri. Apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar? Apakah anak didiknya mengerti tentang apa yang dia sampaikan? Dia selalu memperbaiki diri. Dia selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Dia tidak pernah puas dengan apa yang dia lakukan. Selalu ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam proses pembelajarannya. Dia selalu memperbaiki proses pembelajarannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dia selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya. Dia senantiasa belajar sepanjang hayat hidupnya.


Terakhir, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan prilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat. Kelima kecerdasan itu adalah: kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan motorik. Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, Mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses, segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Jujur bukanlah kebijakan yang terbaik, tetapi jujur adalah satu-satunya kebijakan. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan. Selain itu kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan tidak memperdulikan orang lain. Dia harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak gampang marah, tersinggung, dan mudah melecehkan orang lain. Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal.


Wijaya Kusumah
Guru SMP Labschool Jakarta
Telp. 0214755542/ Fax. 021 4897283
Hp. 08159155515

Jumat, 11 Juli 2008

Selamat datang tahun Ajaran Baru


Tanpa terasa waktu liburan akan berakhir sudah. Baru aja kemarin guru Labschool berlibur ke Bali, sekarang sudah mau masuk sekolah lagi.

Kita akan memasuki tahun ajaran 2008-2009. Tentu dengan semangat baru. Semoga tahun ajaran ini ada sesuatu yang baru dalam diri kita yang mempunyai nilai tambah. Mungkin nulis buku, karya tulis, bkin program pelatihan selesaikan kuliah, dan lain-lain. Pokoknya hadapi tahun ajaran baru dengan damai.

Buat siswa Labschool. Selamat Belajar Kembali yah


Omjay

Selasa, 08 Juli 2008

Buku Penelitian Tindakan Kelas (PTK)






Buku Penelitian Tindakan Kelas, Mengapa Guru takut Melakukannya?
Pengarang :
Wijaya Kusumah
Dedi Dwitagama
Pemesanan (Hubungi : 08159155515)

Ilustrator : Agus Sampurno
Cover Buku : Dudi Maryadi

Kata Pengantar
Oleh :
Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd



PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sesungguhnya merupakan implementasi dari kreatifitas dan kekritisan seorang guru terhadap apa yang sehari-hari diamati dan dialaminya sehubungan dengan profesinya untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik sehingga mencapai hasil yang optimal.

Penelitian ini dilakukan bertitik tolak dari permasalahan yang ditemukan guru di lapangan sehingga perlu adanya usaha untuk memperbaikinya. Sebagai seorang praktisi pendidikan, saya pikir ini merupakan tindakan nyata yang harus dilakukan oleh setiap guru yang berada di barisan terdepan untuk memajukan pendidikan di Negara ini.

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama merupakan dua orang yang patut diberi penghargaan dan ucapan selamat atas dedikasi dan perhatiannya terhadap kemajuan pendidikan. Kegelisahan dan keprihatinan yang selama ini menggelayuti pikiran mereka jawab dengan sebuah karya nyata, yaitu dengan menyusun buku ini.

“Kenapa Guru Takut PTK?” Judul buku ini tidak hanya merepresentasikan betapa banyaknya guru yang alergi terhadap Penelitian Tindakan Kelas, tapi juga sekaligus memberikan pencerahan mengenai langkah-langkah strategis untuk melakukan penelitian ini. Melalui buku ini pula para guru akan diyakinkan bahwa PTK itu tidak sulit namun sangat besar manfaatnya.

Kiranya, kita semua sudah cukup lelah dengan berbagai keluhan, kritikan, protes atau berbagai pikiran lain yang isinya melulu menghujat pendidikan yang umumnya dijawab dengan berbagai kebijakan yang seringkali tidak menyelesaikan persoalan. Saya pikir, sudah waktunya kita semua untuk bangkit dan melakukan apa yang bisa kita lakukan. Apa yang dilakukan oleh kedua orang ini, Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama merupakan contoh konkrit yang harus menjadi “virus positif” bagi rekan-rekan lain, khususnya yang seprofesi.

Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada penulis, semoga terus berkarya untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Kepada para pembaca, saya ucapkan selamat belajar, semoga buku ini bermanfaat dan dapat memotivasi para guru untuk tidak lagi alergi terhadap Penelitian Tindakan Kelas. Yakinlah, bahwa itu merupakan langkah nyata dan sederhana untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang optimal. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan atas segala niat baik kita. Amin…

Jakarta, 1 Juli 2008

Sekapur sirih dari Prof. Dr. Conny R. Semiawan
sebagai kata sambutan untuk buku ”Kenapa Guru Takut PTK?”


Tujuan dari penulisan buku ini memiliki dua dimensi, yaitu bagi guru yang masih enggan mengadakan penelitian karena berbagai alasan, buku ini mengajak teman sejawat untuk melangkah kepada berbagai catatan yang setelah diolah dapat mewujudkan suatu penelitian. Melaksanakan penelitian tentang apa yang sehari-hari dilakukan oleh seorang guru akhirnya dapat menghasilkan suatu karya yang disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ini terjadi apabila suatu urutan umum prosedur, yaitu bermula dari identifikasi masalah penelitian yang dihadapi sampai dengan laporan hasil akhirnya dicatat. Jadi amat penting suatu prosedur ini difahami dan ditaati oleh guru yang meneliti. Setiap bab mengandung langkah-langkah dalam proses yang berlangsung dalam cakupan konsep dan ide yang menyertai proses ini dan yang merupakan ramuan (ingredient) perwujudan karya ilmiah.


Kedua, peneliti pendidikan memang memerlukan sejumlah kotak peralatan atau instrumen (toolbox) yang terdiri dari berbagai pendekatan untuk mengkaji berbagai isyu pendidikan dalam masyarakat kita. Tidak cukup pendidikan formal membatasi diri pada eksperimen atau penelitian yang hanya berkenaan dengan kurikulum ataupun masalah-masalah yang terungkap dalam buku pelajaran. Seharusnya praktek pendidikan lebih menerobos kepada kehidupan nyata, mengajak peserta didik untuk tidak saja berfikir pada kala ia belajar, tetapi lebih banyak belajar untuk berfikir lebih dalam tentang berbagai masalah dalam kehidupan ataupun lingkungan sekitar. Berbagai topik yang ditulis dalam bukui ini membelajarkan kita tentang berbagai prosedur pendidikan dan cara-cara menjelaskan maupun menerapkannya kembali di kelas. Diharapkan bahwa para pembaca teman sejawat dapat menguasai seluruh isi buku ini melalui refleksi proses utuh yang bermakna dalam mengerti kebaikan dan kekurangan dalam pembelajaran. Dengan berbagai cara yang telah dipaparkan, berbagai masalah itu akan membuka fikiran kita dalam menemukan berbagai solusi untuk pengatasan kesenjangan berbagai masalah pembelajaran.


Saya ingin mengucapkan selamat kepada Bapak Wijaya Kusumah dan Bapak Dedi Dwitagama yang telah berhasil menuntaskan karya yang sangat baik ini. Selain itu harapannya adalah bahwa penyelesaian buku ini tidak saja akan berlanjut dengan sambungan tulisan lain, tetapi juga akan diteladani oleh teman-teman sejawat guru yang lain. Dengan ridho Allah SWT, saya ikut mendoakan agar manfaat buku ini secara langsung ataupun tak langsung akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat pendidikan.


Conny R. Semiawan