Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Jumat, 27 Mei 2011

Menulis Setiap Hari. Bagaimana Caranya?


1306214612335875403
Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
Membaca buku Pertahanan Indonesia karya Pak Chappy Hakim di Pesawat Lion Air Jakarta-Ujung Pandang membuat saya kagum dengan Marsekal TNI-AU (purnawiran) yang satu ini. Beliau membiasakan diri menulis setiap hari, dan kegelisahan beliau tentang pertahanan Indonesia beliau tuliskan dalam buku terbarunya itu. Kebiasaan menulis setiap hari membuat beliau produktif dalam menulis buku, artikel, dan berbagai karya tulis lainnya. Hal itulah yang langsung saya dengar dari sekretaris beliau (kang Dicky) yang mengantarkan bukunya ke sekolah Labschool dimana saya bekerja sebagai seorang guru.


Saya tak hendak meresensi buku pak Chappy Hakim ini. Saya akan meresensinya lain waktu. Sebab baru sampai 4 bab dari 8 bab saya membacanya. Saya akan meresensinya setelah selesai membaca tuntas buku yang bercerita tentang angkatan perang negara kepulauan.

Saya hanya ingin menuliskan betapa menulis setiap hari itu membuat otak kita bekerja dan berolahraga. Olahraga otak yang disebut menulis akan membuat kita mampu berpikir dengan cara-cara ilmiah. Meskipun awalnya kita menuliskannya dengan cara-cara alamiah. Hal itulah yang saya pelajari dari para penulis hebat seperti mas Yulyanto, Mbak Linda Jalil, Kang Pepih Nugraha, dan Mas Aris Heru Utomo.


13062145901943724452
Saya banyak Belajar Menulis dari Mas Yulyanto, Mbak Linda Jalil, Kang Pepih Nugraha, dan Mas Aris Heru Utomo
Lalu timbullah sebuah pertanyaan. Bagaimana caranya agar bisa menulis setiap hari? Sebab menulis setiap hari adalah pekerjaan semua orang. Setiap orang bisa melakukannya. Hanya saja, untuk menulis sesuatu yang berkualitas butuh sebuah proses yang disebut kreativitas menulis. Kreativitas menulis inilah yang ingin saya tularkan kepada anda para pembaca.

Pertama, agar anda mampu menulis setiap hari, anda harus memaksa diri anda untuk konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan proses menulis. Sebab tanpa itu, anda tak akan mampu menulis setiap hari. Proses menulis itu sendiri dapat anda lakukan di saat baru bangun tidur. Pada saat baru bangun tidur itulah otak anda serasa segar dan ide-ide cemerlang muncul. Namun ketika proses menulis di pagi hari tak bisa anda lakukan, cobalah di saat istirahat kerja. Di saat anda beristirahat makan siang, cobalah sisihkan barang sejenak untuk menulis. Tetapi bila anda tak bisa melakukannya juga, menulislah di saat sebelum tidur. Menulis sebelum tidur seringkali saya lakukan agar mampu menulis setiap hari. Di saat malam hari itulah, saya menuangkan ide-ide atau buah pikiran saya sendiri ke dalam media yang bernama blog. Di media sosial itu, saya membiasakan diri menulis setiap hari. Tentu dengan komitmen yang tinggi dan konsistensi yang terjaga.

Kedua, menulis setiap hari itu seperti belajar bersepeda. Susah pada awalnya. Namun bila berkali kita jatuh dan tak mengeluh, maka kita akan bergembira karena bisa berkeliling kota dengan sepeda. Kita pun senang menggoes sepeda ke sana kemari. Begitupun dengan menulis. Sesuatu yang sulit akan menjadi mudah kalau kita terus berlatih, dan berani mencoba menulis. Jangan malu dan ragu untuk menulis. Tuangkan saja apa yang ada di pikiran. Mungkin kita bisa memulainya dari pengalaman diri sendiri. Lalu pengalaman di sekitar kita. Tulislah yang mudah-mudah saja. Dengan begitu proses menulis akan bertahap menaiki tangga keemasannya.

Ketiga, jangan pernah berhenti menulis. Sesibuk apapun, sempatkan diri kita untuk menulis. Bila tak ada media yang bisa digunakan, kita bisa gunakan secarik kertas dan alat tulis. Menulislah, dan tuliskan segera apa yang ada di pikiran. Dengan begitu proses menulis setiap hari akan terjadi. Tak ada alasan, internet yang terputus atau komputer yang rusak. Semua harus dari kemauan diri untuk menulis. Biasakanlah menulis setiap hari, dan lawanlah kemalasan diri. Bila itu bisa kita lakukan, pastilah proses menulis itu serasa ringan kita dapati.

Keempat, jadilah menulis sebagai sebuah kebutuhan sama halnya kita makan. Kita akan lapar dan kita akan haus bila tak menulis dan membaca hari ini. Dua kegiatan menulis dan membaca akan dilakukan oleh seorang penulis. Bila menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan, maka proses menulis akan menjadi kegiatan alamiah seperti halnya kita makan dan minum. Kita akan merasakan kehausan dan kelaparan luar biasa bila tak menulis hari ini. Atau kalau dikatakan secara ekstrim, seperti orang sakau yang terkena narkoba. 

Kelima, jadikan menulis setiap hari sebagai kegiatan di bawah alam sadar kita. Bila itu dilakukan, maka kita akan terbiasa menulis setiap hari. Sesuatu yang dilakukan dalam alam bawah sadar kita akan membuat diri ini seperti mendapatkan energi tambahan. Sebab sesuatu yang disukai dan dikuasai karena hobi akan membuat menulis itu serasa nikmat. Kita pun akan merasakan nikmatnya menulis. Alam bawah sadar akan sangat berperan pada seseorang yang mampu menulis setiap hari. Menulis menjadi sebuah budaya atau kebiasaan karena dilakukan setiap hari. 

Akhirnya, saya harus menutup artikel ini dengan sebuah pesan bahwa dengan menulis setiap hari akan membuat saya menjadi orang yang dikenal dan terkenal. ”Sehebat apapun kita bila tak mampu menulis, kita belum menjadi apa-apa”, begitulah profesor Conny R. Semiawan pernah mengatakannya kepada saya. Semoga dengan melakukan proses menulis setiap hari, pikiran anda menjadi jernih dan merupakan therapy diri agar menjadi orang yang berarti. Menulislah sebelum mati, agar ada pesan kepada anak cucu tentang apa yang sudah anda lakukan semasa hidup. Hidup ini akan sangat berarti bila kita bermanfaat untuk orang banyak. Oleh karena itu, menulislah setiap hari agar anda dikenang dan memberikan pencerahan kepada orang lain.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay

Minggu, 15 Mei 2011

Jurnalisme warga Anak Sekolahan


13053751421175544136

Selama 2 hari ini, saya mengikuti kegitan anak-anak SMP Labschool Jakarta yang diberi nama Studi Jurnalistik. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 13 s.d. 14 Mei 2011. Acara dibuka oleh kepala SMP Labschool Jakarta, Bapak H. Ali Chudori, dan setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi mas Iskandar Zulkarnaen dari Kompas.com. Beliau adalah salah satu admin kompasiana.com Sebuah blog keroyokan yang dikelola dengan baik sampai saat ini.

Materi yang diberikan oleh mas Iskandar adalah tentang Kiat Menulis Cepat, Menarik, dan Bermanfaat. Anak-anak sangat antusias sekali menerima materi ini, dan mereka langsung praktik menulis dengan tulisan tangan. Dari karya tulis mereka, dipilihlah 3 tulisan terbaik oleh mas iskandar. Saya pun sangat bersetuju dengan pilihan mas Iskandar, karena memang tulisan ketiga anak itu bagus dan menarik. Rasanya bagus juga bila kompasiana melakukan kegiatan blogshop kompasiana goes to school.

Setelah materi mas iskandar, dilanjutkan dengan materi Teknik Fotografi. Anak-anak diajari cara memotret yang benar oleh pak Hotib, S.Pd. Beliau adalah salah seorang guru dari SMAN 77 Jakarta. Saya sangat suka cara penyampaiannya, dan membuat anak-anak langsung mempraktekkan apa yang disampaikan. Hasil foto-foto mereka pun bagus luar biasa.

Dua materi di hari pertama terselesaikan sudah. Nampak mereka begitu tertarik dan menikmati studi jurnalistik. Mereka begitu antusias menjadi jurnalisme warga anak sekolahan. Sebutan saya sebagai pembina mereka. Pembina Majalah Gema.

Jurnalisme anak sekolahan semakin gencar di hari kedua. Kak Aya yang merupakan alumni Labschool Jakarta memberikan materi anak muda goes to blog. Mereka pun begitu antusias untuk rajin ngeblog, dan meniru gaya benablog.com yang begitu kocak dan lucu. Kalau anda masih berjiwa muda, kunjungi blog blogger males.com ini.
Setelah kak Aya memberikan materinya, anak-anak peserta studi jurnalistik saya giring ke lab komputer. Mereka sudah tak sabar menuangkan ide yang ada dalam otak mereka. Saya pun kagum dengan kemampuan menulis anak SMP yang mengikuti pelatihan ini.

Kegiatan semakin meriah ketika mbak Vivid dari pengelola majalah aneka yes, keren beken, dll memberikan materinya. Mbak Vivid memberikan materi jurnalisme anak remaja. Tak terasa dua jam berjalan begitu saja tak terasa. Ternyata mengelola sebuah majalah butuh ilmu tersendiri. Apalagi majalah yang diperuntukkan oleh anak sekolah. Perlu kreativitas, dan kesabaran yang luar biasa.

Setelah mbak Vivied, Kang wawan memberikan materi dasar-dasar Jurnalistik, dan berdialog tentang suka duka mengelola majalah sekolah. Anak-anakpun semakin menggila ketika diberikan materi teknik layout majalah oleh mas Bambang. Mereka langsung praktik di depan komputer langsung. Sayang saya tak bisa ikut menyaksikannya sampai selesai, karena diminta mengisi materi di UNJ. Saya kan bikin postingan tersendiri untuk hal ini.

13053756751402058129
Kegiatan diakhiri dengan materi berbagi pengalaman dengan mantan pengelola majalah sekolah. Mereka berbagi kepada para adik kelasnya bagaimana mengelola sebuah majalah sekolah. Mereka pun memberikan masukan agar mampu mengatur waktu dengan baik. Buktinya mereka lulus dari SMP dengan hasil terbaik.
Senang sekali bisa bersama mereka selama dua hari ini. Rasanya saya ingin menuliskan pengalaman saya dalam studi jurnalistik ini lebih detail. Namun karena keterbatasan waktu, saya akan sambung lain waktu. Jurnalisme anak sekolahan memang perlu, dan menurut saya harus menjadi budaya anak-anak kita di sekolah. Apakah anda setuju?

Salam Blogger Persahabatan
Omjay



Menulislah Terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi