Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Sabtu, 27 November 2010

Belajar dan Berbagi Ilmu PTK di SDIT Yapidh, Jatiasih, Bekasi

12908606961144648482
Hari ini, Sabtu 27 November 2010 saya diundang oleh Sekolah Dasar Islam Terpadu Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah (SDIT YAPIDH), untuk menjadi nara sumber dalam memberikan pelatihan penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kehadiran saya di sana untuk memenuhi undangan panitia pelatihan penulisan PTK yang diketuai oleh ibu Sari Amelia, S.Pd yang didukung penuh oleh kepala sekolah SDIT YAPIDH, ibu Siti Masithoh, SE.
Senang sekali bisa belajar dan berbagi ilmu PTK di sekolah ini, dan saya sangat memberikan apresiasi kepada teman-teman guru yang telah begitu antusias menjadi peserta pelatihan penulisan PTK. Tak terasa dari pukul 08.00 sd. 12.00 WIB atau selama 4 jam kita telah bersama, dan menggali masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah.
Dalam pelatihan penulisan PTK ini, saya memberikan kenang-kenangan 2 buah buku kepada 2 orang ibu guru yang telah menuliskan masalah penelitiannya dengan sangat menarik, dan layak untuk diteliti. Sekaligus juga saya mempublikasikan kompasiana sebagai media untuk belajar menulis bagi para guru. Di blog kompasiana, para guru bisa saling berbagi dalam rubrik edukasi, dan kolom humaniora.
Sebagai nara sumber atau pembicara dalam kegiatan pelatihan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah memberikan sertifikat, dan Al-Qur’an Mushaf Al-Burhan. Senang sekali saya menerimanya.
Semoga dengan adanya pelatihan PTK ini, teman-teman guru tidak takut lagi melakukan PTK. Sebab ada 8 penyakit yang harus hilang dalam diri guru agar mampu melakukan PTK, dan melaporkan hasilnya kepada kepala sekolah. Beberapa sebab kenapa guru takut melakukan PTK telah saya tuliskan dalam artikel guru menulis yang telah dimuat oleh koran Republika, 1 Juli 2008.
Belajar dan berbagi ilmu PTK di SDIT YAPIDH, telah membuat saya semakin yakin akan pentingnya PTK untuk dikuasai para guru agar mampu meningkatkan kinerjanya sebagi guru, dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Mari sama-sama kita melakukan PTK agar mampu melahirkan peserta didik yang berkualitas bagi bangsa dan negara ini.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay

Kamis, 25 November 2010

Selamat hari Guru ke-65. jadilah Guru Profesional yang berkarakter dan bermartabat

Setiap tanggal 25 November 2010, para guru berulang tahun. Ulang tahun yang usianya sama dengan ulang tahun kemerdekaan negera republik Indonesia. Artinya, sudah 65 tahun perayaan ulang tahun guru rutin setiap tahun diselenggarakan. Kebetulan tanggal itu adalah tanggal dimana Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dibentuk. Tentu kita berharap banyak kepada organisasi PGRI di hari ulang tahunnya yang ke-65 ini.

Dengan usianya yang sudah masuk usia manusia lanjut usia (manula), seharusnya PGRI sudah semakin bijaksana, dan mampu menjalankan program kerjanya yang berpihak kepada peningkatan kinerja guru untuk menjadi guru profesional. Bukan hanya profesional, tetapi juga berkarakter. Sebab guru yang berkarakter akan mampu menularkan karakter yang baik kepada para peserta didiknya.  Bila guru tak memiliki karakter yang baik, maka akan jadi apa para peserta didiknya kelak. Bisa jadi, gayus-gayus baru akan bermunculan di negeri ajaib ini.

Hal itulah yang terjadi saat ini. Korupsi begitu merajalela. Kejujuran dan Kepeduliannampaknya menjadi sesuatu yang langka dimiliki oleh para pendidik. Demi sebuah prestise menjadi guru profesional, banyak oknum guru yang  menanggalkan kejujurannya, hanya demiselembar sertifikat guru profesional. Kepedulian kepada sesama gurupun sudah mulai pudar, dimana kolaborasi guru dalam melakukan kegiatan ilmiah seolah-olah hilang ditelan bumi. Hanya sedikit sekali guru yang mampu membuat dan menulis karya tulisnya sendiri.

Terungkapnya kasus plagiasi 1.700 guru di Riau menunjukkan sebagian kecil dari kecurangan dalam memenuhi portofolio sertifikasi guru. Banyak masyarakat yang merisaukan aneka pelanggaran itu, tetapi program sertifikasi terus saja melaju atas nama pemenuhan amanat peraturan perundang-undangan. Kita pun hanya bisa mengurut dada, sebab kasus plagiasi masih terus terjadi, dan itu masih dilakukan oleh mereka yang bernama guru.

Tentu kita berharap ada perbaikan terus menerus dalam sistem sertifikasi guru yang menguntungkan para guru itu sendiri. Sebab tujuan sertifikasi itu sendiri sangat mulia, dimana harkat dan martabat guru ditingkatkan dan profesi guru diakui sama dan sejajar dengan profesi lainnya. Disamping kesejahteraan guru ditingkatkan, profesionalisme guru juga diperhatikan oleh pemerintah.

PGRI sebagai induk organisasi yang mengayomi para guru, harus mampu berkiprah lebih baik lagi dalam melaksanakan program kerjanya. Sebab sampai saat ini, PGRI terkesan hanya milik elit tertentu, dan pengurusnya kurang membumi. Sehingga wajar banyak guru yang tak merasa memiliki induk organisasi seperti PGRI. Bahkan terdengar kabar ada pengurus PGRI yang tak mau dilengserkan padahal kinerjanya sama sekali tak ada.

Mereka-mereka yang tak puas degan kinerja PGRI akhirnya membentuk organisasi baru yang dibentuk bukan untuk menyayingi PGRI, tetapi menjadi mitra PGRI agar kualitas dan kompetensi guru menjadi lebih baik lagi dengan mengadakan berbagai pelatihan guru. Diantara organisasi itu adalah Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang diketui oleh Satria Darma dengan sekjennya Mohammad Ihsan.

IGI telah mampu membuktikan diri untuk terus menerus meningkatkan profesionalisme guru, dan menjadikan guru berkarakter. Semua program kerja IGI telah didukung oleh kementrian pendidikan nasional, disambut baik oleh menteri pendidikan nasional, Prof. Dr. Moh. Nuh.

Sebagai seorang guru, tentu saya banyak terlibat dalam kegiatan IGI ini, dan saya merasakan benar kehadiran IGI telah membawa warna baru bagi dunia pendidikan kita, khususnya dalam meningkatkan kompetensi guru agar mampu profesional di bidang mata pelajaran yang diampunya.

Hal ini tentu membuat para guru senang, dan berbondong-bondong untuk hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh IGI. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh IGI selalu ramai dipenuhi oleh para guru, dan mereka sangat antusias  dengan program-program IGI yang berpihak kepada peningkatan mutu pembelajaran.

Akhirnya, saya ucapkan selamat hari ulang tahun buat para guru di Indonesia. Jadilah guru profesional yang berkarakter dan benahi karakter bangsa melalui pendidikan. Kita persiapkan generasi muda kita dengan pendidikan karakter yang membawa peserta didik menjadi cerdas dan berakhlak mulia.


salam Blogger Persahabatan
Omjay

Minggu, 21 November 2010

Mau Jadi Orang Hebat? Gunakan Internet Sehat!

Sudah lebih dari tiga tahun lamanya saya berselancar dalam dunia maya. Orang banyak biasa menyebutnya internet. Banyak informasi bermanfaat yang saya dapatkan. Mulai dari mencari pengetahuan baru sampai menciptakan ilmu pengetahuan, dan informasi baru melalui blog. Saya pun berniat untuk menjadi orang hebat dengan menggunakan internet sehat.

Sebagai seorang guru, tentu saya tak mau kalah dengan mesin pencari google yang serba tahu. Saya berusaha mengetahui lebih dulu apa yang saya lihat di internet daripada peserta didik saya. Saya pun banyak belajar internet dari internet itu sendiri. Saya benar-benar merasakan bagaimana sulitnya belajar secara mandiri. Dari guru yang gagap teknologi menjadi guru yang melek teknologi. Saya merasakan pentingnya sebuah informasi atau berita.

Situs berita dalam negeri yang paling sering saya buka adalah detik.com dan kompas.com. Dari kedua berita itu akhirnya saya menemukan blogdetik.com dan kompasiana.com. Dari kedua blog unik itulah saya banyak belajar. Belajar menulis apa yang saya sukai dan kuasai di internet. Sayapun menjadi terhubung dan berbagi. Walaupun sebenarnya, saya sudah pula mempunyai 3 buah blog gratis di blogger.com, wordpress.com, dan multiply.com, ngeblog di dua tempat di atas itu cukup menarik perhatian saya. Bahkan sayapun juga membuat blog di dagdigdug.com. Namun bagi saya, ngeblog dengan made in Indonesia jauh lebih nikmat daripada ngeblog menggunakan made in luar negeri. Mengapa?

Dengan menggunakan blog produk dalam negeri ada kebanggaan tersendiri. Meskipun rata-rata blog itu masih menggunakan mesin blog wordpress gratis dari luar negeri, tetapi saya merasakan ada kemudahan dalam konektivitasnya. Kita pun menjadi cepat bergaul dalam pergaulan dunia maya (internet) yang tak pernah tidur.


Blog memang alat rekam yang ajaib. Saya banyak menulis apa yang ada dalam pikiran-pikiran saya. Saya berusaha untuk berbagi pengetahuan, dan pengalaman saya menjadi guru. Alhamdulillah banyak yang tertarik membaca blog saya itu, dan bahkan saya pernah menjadi juara pertama lomba blog di tingkat nasional yang diselenggarakan oleh balai bahasa bandung, dan pemberian hadiahnya dilaksanakan di pusat bahasa Rawamangun Jakarta. Waktu itu saya banyak menulis tentang dunia pendidikan dan saya tuliskan di blog saya di http://wijayalabs.wordpress.com.

Internet sehat memang bikin orang jadi hebat. Bahkan, saya telah merajut sebuah buku dari hasil ngeblog yang berjudul yuk kita ngeblog!. Naskah buku itu saya kirimkan ke pusat perbukuan dalam rangka lomba naskah buku pengayaan, dan alhamdulillah saya mendapatkan juara pertama di tingkat nasional tahun 2009. Insya Allah dalam waktu dekat ini, buku itu akan segera diterbitkan ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia oleh Pusat Perbukuan Kemendiknas.

Dengan semakin seringnya saya menulis di internet melalui blog, maka sebenarnya saya sudah menjalankan internet sehat. Berkat berbagi itulah, saya merasakan manfaat dari ngeblog, dan saya merasakan bahwa ngeblog bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Banyak manfaat yang kita peroleh.

Dengan menggunakan internet sehat, saya serasa menjadi orang hebat. Banyak tawaran yang datang untuk menjadi nara sumber atau pembicara dalam ilmu pendidikan, khususnya tentang penelitian Tindakan Kelas (PTK). Saya pun akhirnya banyak di undang ke berbagai daerah di tanah air, dan merasakan manfaat dari menulis di internet melalui blog. Bahkan banyak kampus yang mengundang saya untuk menjadi pembicara.


Mau jadi orang hebat? Gunakan internet sehat. Jadikan internet sebagai tempat untuk menunjukkan potensimu. Baik dalam kreativitas menulis maupun dalam bidang lainnya. Sedikit narsis tak apalah untuk memberikan contoh atau keteladanan kepada orang lain. Bukan bermaksud sombong apalagi membanggakan diri, karena Allah tak suka dengan orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Saya banyak belajar dari bapak Mario Teguh, Sang motivator Indonesia. Beliau menggunakan internet untuk mempublikasikan semua tulisan-tulisannya. Orang pun akhirnya banyak bergabung di milis maupun facebook beliau. Kuncinya, banyak menulis apa yang kita kuasai, dan berbagilah ilmu pengetahuan kepada yang lain. Internet memungkinkan kita bisa berbagi kepada sesama.

Gunakan internet untuk membuatmu mampu menciptakan informasi baru. Adanya blog membuatmu menjadi kreatif dan melakukan inovasi baru agar tulisanmu dapat dibaca dan terbaca orang banyak. Apalagi dengan adanya situs jejaring sosial facebook dan twitter, tulisanmu dengan mudah dapat tersebar kemana-mana.

Internet sehat memang nikmat. Kamu pun akan menjadi orang hebat bila kamu mampu menulis dengan gaya bahasamu sendiri. Biasakan menulis sendiri dan tidak “copas” tulisan orang lain.

Kamu dikenal dari tulisanmu. Kamu dikenal dari pemikiranmu. Kenapa tak kamu gunakan internet sebagai jembatan meraih kesuksesan. Kesuksesan di dunia dan juga kesuksesan di akhirat kelak. Oleh karena itu, gunakan motto dalam hidupmu untuk menulislah terus setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.





Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Catatan:

Tulisan di atas akan omjay ikut sertakan dalam lomba festival blog 2010 di sini.

Jumat, 05 November 2010

Sumpah Pemuda dan Jiwa Kepahlawan di Era Multitasking yang Beretika

Sumpah Pemuda dan Jiwa Kepahlawan di Era Multitasking yang Beretika

Senang sekali saya hari itu. Tepatnya, 28 Oktober 2010. Selain banyak teman yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya, banyak pula peserta didik saya yang mengucapkan “selamat ultah”.Belum lagi yang mengucapkan ultah di facebook dan twitter. Jumlahnya sampai ratusan. Kebetulan hari itu adalah hari ulang tahun saya yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.
Para Peserta Talkshow Sumpah Pemuda 2.0.
Para Peserta Talkshow Sumpah Pemuda 2.0.
Tiba-tiba ponsel saya berdering, dan diingatkan oleh ketua Komunitas Blogger Bekasi (be-Blog), Mas Aris untuk segera datang ke acara XL yang digelar melalui program CSR Indonesia Berprestasi Award. Acara dimulai pukul 13.00 – 19.00 WIB. Bertempat di Moesioem Kebangkitan Nasional, Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat, atau yang lebih terkenal dengan nama Gedung STOVIA.
Para Pembicara Talkshow Sumpah Pemuda 2.0.
Para Pembicara Talkshow Sumpah Pemuda 2.0.
Sambil dengerin pembicara ngomong, jempol tetap eksis di twitter dan facebook
Sambil dengerin pembicara taklshow ngomong, jempol tetap eksis di twitter dan facebook
Saya datang agak terlambat sedikit, dan saya lihat temen-teman peserta sedang asyik menikmati acara sambil jempolnya “towel-towel keyped” di ponselnya masing-masing. Inilah generasi multitasking, sambil dengerin materi tetap asyik dengan netizennya. Tetap beretika, dan tidak mengganggu peserta lainnya.
Ketua be-blog Mas Aris dan Peserta dari Ambon asyik ngobrol
Ketua be-blog Mas Aris dan Peserta dari Ambon asyik ngobrol
Saya langsung mendatangi ketua be-blog mas Aris yang lagi asyik ngobrol dengan teman barunya dari Ambon. Saya pun berkenalan dengannya. Namun saya lupa lagi namanya. Maklumlah sudah melupa dan menua, hehehehehe.
Teman-teman Kompasiana.com Menyambut Kehadiran saya
Teman-teman Kompasiana.com Menyambut Kehadiran saya
Mas Aris dan teman-teman yang melihat saya langsung mengucapkan selamat ultah. Alhamdulillah, inilah resiko dari selebritis dunia maya, hehehehe. Banyak ucapan selamat ulang tahun di mana-mana. Dari dunia nyata dan dunia maya. Kita pun telah berada dalam etika cyberspace, dan generasi multitasking. Di sela-sela talkshow masih bisa cipika cipiki. Tetap santun dan tidak menganggu acara. Bahkan masih bisa bernarsis ria seperti Kang hadi dan Mbak Yunika (sebelah kiri), hahahahahaa.
Mas Imam bicara tentang generasi multitasking, dan pak Anhar bicara tentang etika
Mas Imam bicara tentang generasi multitasking, dan pak Anhar bicara tentang etika
Sebenarnya, istilah etika dan generasi mutitasking baru saja saya dengar dari acara talkshow Sumpah Pemuda 2.0 di Museum Kebangkitan Nasional siang ini. Acara yang dimoderatori mas Jaya Suprana ini menghadirkan pembicara keren seperti Pak Anhar Gonggong, Mas Imam B Prasodjo, Mas Andrie Subono, Mas Sudiyanto, dan mas Iman Brotoseno.
Suasana Acara talkshow sumpah pemuda 2.0. dari Belakang
Suasana Acara talkshow sumpah pemuda 2.0. dari Belakang
Banyak hal menarik yang dibicarakan dalam talkshow itu, namun karena riuhnya suasana saya tak berhasil menangkap semua materi yang disampaikan. Hanya saja, pak Anhar Gonggong sempat melontarkan sebuah pernyataan, “apapun teknologinya, etika akan tetap terjaga”. Mas Imam Prasodjo pun menambahkan bahwa,  ”kita hidup dalam era generasi mutitasking”. Jadi jangan heran kalau banyak blogger, facebooker, dan tweeps yang datang hari itu telinganya mendengar, tetapi mata dan tangannya asyik bermain facebook dan twitter.
Sambil dengerin, Kang Hadi sibuk dengan ponsel mungilnya, Mas Aris asyik BB-an.
Sambil dengerin, Kang Hadi sibuk dengan ponsel mungilnya, Mas Aris asyik BB-an, mbak Yunika tetep aja narsis, dan temen dari ambon serius.
Itulah sebenarnya hal yang menarik dari acara talkshow itu dalam pandangan saya. Generasi muda kita saat ini memang berbeda pada saat sumpah pemuda 1928 diucapkan. Jiwa kepahlawanan benar-benar terasa pada saat itu. Mereka ingin bersatu dan membentuk negara sendiri yang bernama Indonesia.
Mas Amril, penasehat be-blog sempat bernarsis diri
Mas Amril, penasehat be-blog sempat bernarsis diri
Omjay dan teman-teman Kompasiana.com
Omjay dan teman-teman Kompasiana.com
Sumpah pemuda yang diucapkan saat ini tentu berbeda dengan saat itu. Gayanyapun akan mengikuti era digital dimana telah menjadi sumpah pemuda 2.0. Seolah-olah mengikuti jejak teknologi baru web.2.0. Dimana semua orang bisa saling terhubung dengan mudah dan cepat. Kita pun bisa menjadi orang besar seperti mas Amril dan Omjay, hahahahhaha.
Tetap mendengarkan Acara talksow dengan Khidmat
Tetap mendengarkan Acara talksow dengan Khidmat
Hidup memang benar dalam era multitasking saat ini. Kita sering tidak fokus pada satu masalah saja, tetapi banyak masalah yang dihadapi. Disinilah diperlukan etika dalam menuntaskan masalah demi masalah. Bukan produk yang kita kejar, tetapi proseslah yang harus kita lalui dengan benar. Bila proses yang kita lalui benar, maka di dalam Indonesia merdeka tidak akan ada kemiskinan. Jiwa kepahlawan selalu ada di hati, dimana lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.Demikian benang merah yang saya simpulkan dari paparan pak Anhar Gonggong.  Mas Imam parsodjo pun menambahkan untuk menghadapi era multitasking kita harus memiliki bekal sosiologi yang matang dalam mengembangkan kemanusian.
Tetap Serius mendengarkan acara Takshow
Tetap Serius mendengarkan acara Takshow
Lain mas Imam, lain pula mas adrie Subono. Seorang pengusaha yang banyak menghadirkan artis dunia, dan menduniakan Indonesia. Baginya, mendatangkan artis kelas dunia merupakan tantangan tersendiri. Melalui dunianya ia ingin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat dunia. Oleh karenanya peranan teknologi informasi sangat penting dikuasainya. Beliau cukup ngetweet dan menggunakan facebook untuk mempublikasikan kegiatannya di dunia maya.
Mas Andrie Memanfaatkan TI untuk memasarkan Kegiatannya
Mas Andrie Memanfaatkan TI untuk memasarkan Kegiatannya
Sementara itu pembicara muda yang hadir dalam acara talkshow, mas Iman Brotoseno lebih menyoroti catatan-catatan seorang blogger yang memerlukan etika ngeblog di dalamnya.  Era multitasking membuat seorang blogger tak hanya bermain di situs jejaring facebook saja tetapi juga twitter yang terus berkembang dan diminati anak muda jaman sekarang. Sedangkan peraih Indonesia Berprestasi award, mas Sudiyanto lebih menitik beratkan kerja keras dan ketekunan dalam dunia teknologi yang terus berkembang.
Mbak ajeng (berkerudung Hijau) Asyik dengan Catatan Bloggernya
Mbak ajeng (berkerudung Hijau) Asyik dengan Catatan Bloggernya
Bagi saya secara pribadi, talkshow ini bagus sekali namun sayangnya dibatasi oleh waktu. Acara ini pun membawa semangat satu negeri di era digital yang beretika dan mutitasking. Mari kita berpikir optimis! Jiwa kepahlawanan jelas aharus ada dalam diri kita agar semangat sumpah pemuda terus berada di dalam dada.
Semangat sumpah pemuda dan jiwa kepahlawanan di era Multitasking yang bertika harus terus dilestarikan menjadi budaya bangsa. Kita harus belajar dari sejarah agar bangsa ini tahu perjuangan generasi sebelumnya. Setelah acara Talkshow, para pembicara mendapatkan cinderamata dari XL, dan saya pun mendokumentasikannya dengan cepat peristiwa yang bersejarah ini.
para pembicara Talkshow diapit oleh Ibu Dian
para pembicara Talkshow diapit oleh Ibu Dian
Salam Blogger Persahabatan
Omjay




Menulislah Terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi