Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Minggu, 19 Juli 2020

inilah cara baru menerbitkan buku

Cara Baru Menerbitkan Buku. 


Banyak orang tidak tahu cara baru menerbitkan buku. Padahal cara ini sudah banyak dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Menulis setiap hari adalah cara Buya Hamka menerbitkan buku. 

Tokoh agama dan sastrawan ini, melakukan kegiatan menulis setiap hari. Artikelnya sangat berisi. Tak mudah basi. Sangat menginspirasi dan memotivasi. Pembaca yang telah membaca hasil karyanya pasti akan memuji. 

Saya termasuk orang yang mengagumi beliau. Buya Hamka bersama kakek Dimjati sama sama mendirikan Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sayangnya kakek tidak menulis,  sehingga karyanya tidak terkenang seperti Buya Hamka. 

Cara baru menerbitkan buku saya ujicobakan kepada para guru. Kawan kawan guru saya ajak menulis di blog. Mereka menulis dan berlatih menulis setiap hari di blog. Hasilnya dahsyat sekali. Salah satunya, buku yang berjudul 25 jurus trik jitu menulis dan menerbitkan buku karya ibu Rita Wati.

Saya mengenal beliau dari tulisan-tulisannya di blog yang enak dibaca. Diam diam saya mengagumi tulisannya yang tidak biasa. Bahkan tanpa diminta langsung saya viralkan ke media sosial yang saya kelola. 

Membaca buku 25 jurus trik jitu menulis dan menerbitkan buku membuat saya terharu. Kesabarannya dalam membuat resume kuliah online bersama Omjay dan para narasumber lainnya telah terajut menjadi sebuah buku. Saya membacanya sampai habis selama 2 hari, Sabtu dan Minggu.

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.  Itulah pepatah langit yang selalu diungkit. Membuat para guru Indonesia menjadi bangkit. Tetap sehat dan tak pernah merasakan sakit. 

Inilah cara baru menulis dan menerbitkan buku. Anda tak akan merasa jemu, membaca tulisan dari penulis yang berasal dari Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau yang sekarang mengabdi di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab.Jembrana prov.Bali yang ingin maju. 

Selamat dan sukses untuk ibu Rita Wati. Karyamu akan selalu bersemi dihati ini.  Teruslah menulis sebelum mati. Buku adalah ilmu yang tak pernah mati. 

Seperti karya karya indah Buya Hamka. Di bawah lindungan kabah adalah salah satu buku hasil karyanya sepanjang masa. Herjunot Ali, salah satu murid omjay di SMP menjadi aktornya. Bukunya difilmkan dengan rasa bangga. Walaupun penulisnya telah tiada.

Ayo segeralah pesan buku yang menginspirasi ini. Ibu Rita Wati telah menggiring pembacanya untuk menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. 


Salam Blogger Persahabatan 

Omjay,  Guru Blogger Indonesia 

Penulis buku best seller Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi.

Blog http://wijayalabs.com

Jumat, 17 Juli 2020

Menghimpun yang Berserak dan Menulis dalam Kesibukan

KATA Pengantar Guru Blogger Indonesia
Wijaya Kusumah (Omjay)

Menerbitkan buku ber-ISBN adalah kebanggan penulisnya. Ibu Juni Marlinda Rambe, S.Pd adalah salah satu peserta yang rajin membuat resume. Saya baca di email omjaylabs@gmail.com, resumenya sangat lengkap. Tak ada satu pertemuanpun beliau lewatkan. Saya hanya meminta beliau membaca kembali dan menyatukannya dalam sebuah file.

Suatu hari beliau mengirimkan pesan di WA. Katanya beliau ingin resume yang dibuat menjadi buku yang menarik dan enak dibaca. Beliau meminta saran judul yang tepat untuk bukunya ini. Lalu saya sarankan untuk bertanya kepada penerbit saja. Sebab mereka lebih paham selera pasar. Saya minta beliau membaca ulang naskah bukunya dan membuat daftar isi dan profil penulisnya. Saya meminta beliau untuk membaca buku ber-ISBN yang sudah dicetak.

Baru pagi ini, hari Jumat pagi saya sempatkan diri untuk membuat kata pengantar atau sambutan buku yang beliau minta. Kegiatan begitu padat sekali sehingga banyak teman-teman guru yang minta dibuatkan kata pengantar belum sempat dikerjakalan. Mohon dimaafkan!

Saya baca pelan-pelan draft naskah buku beliau yang dikirimkan melalui aplikasi WA. Sungguh saya tak pernah menyangka kalau isinya sangat bagus sekali buat para penulis pemula. Para narasumber telah berbagi ilmu dan pengalamannya dalam dunia tulis menulis. Lebih dari 20 orang narsumber telah berbagi ilmunya. Saya hanya mengambil 2 saja di kata pengantar ini.

Salah satu narsum yang membuat saya terkesan adalah bapak Ukim Komarudin. Beliau adalah salah satu teman sejawat yang sukses merah karirnya dari menulis. Menurut beliau menulis merupakan ekspresi pribadi, menulis dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya, menulis apa saja. Oleh karena beliau seorang guru, beliau menulis terkait pelajaran. 

Ada beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan siswa yang harus dituliskan di majalah dan menulis buku harian menjadi hobinya setiap hari. Begitulah setiap saat diisi oleh kegiatan menulis hingga tulisan itu mulai dilirik oleh orang–orang terdekat yang dalam hal ini teman-teman guru. Beliau menulis dari beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh. Sehingga beliau menulis judul buku tersebut “Menghimpun yang Berserak“.

Belajar dari pengalaman pak Ukim itu, mungkin ibu Juni ingin mengimplementasikannya menjadi buku motivasi untuk para penulis. Begitu banyak file resume kuliah online berserakan di email. Sudah saatnya dirajut menjadi sebuah buku yang enak dibaca dan menginspirasi pembaca.

Hal kedua yang saya dapatkan dalam buku ini adalah materi bapak Much.Khoiri  yang biasa disapa Master Emcho. Beliau dosen & penulis 42 buku dan mengajar di Unesa Surabaya. Topik beliau sangat menarik, yaitu Menulis dalam Kesibukan.

Beliau mengingatkan bahwa “penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk menghasilkan tulisan. Andaikata ia tidak sedang menulis, ia pastilah memikirkan tentang apa yang ia hendak tulis. Ada waktu istimewa yang dipilihnya, yang paling nyaman, untuk larut dalam menulis. Ia tidak membiarkan satu hari pun tanpa menulis. Menulis sama wajibnya dengan membaca.

Menurut Much. Khoiri bahwa “Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakan akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa-kecuali dituliskan. Ia akan abadi dan menyejarah”. Semoga buku yang dituyliskan oleh ibu Juni Marlinda Rambe ini dapat menghilangkan dahaga ilmu dan memotivasi banyak guru untuk menulis setiap hari di sel-sela kesibukannya.


Salam Blogger Persahabatan
Omjay, Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com

Jumat, 10 Juli 2020

Hidupmu Berkah Ketika Lelah Menjadi Lillah.

Semoga Lelah Menjadi Lillah. 

Semalam saya lelah sekali. Saya tidur lebih awal dari istri. Mata sudah tak kuat lagi dan langsung masuk ke dunia mimpi. Bangun tidur pukul 04.00 pagi. 

Ribuan pesan wa belum dibaca kali ini. 
Saya terbangun ketika alarm mobil tetangga berbunyi. Mungkin mau ada yang mencuri. Saya tak tahu pasti. Sebab di luar gelap sekali. Bunyi alarmpun terhenti. Petugas keamanan sudah datang mengunjungi. 

Setelah sholat tahajud saya tuliskan ini. Mencoba merenungkan kembali perjalanan hidup ini.  Setengah abad sudah hidup di dunia yang fana ini. 

Apa yang kita cari selama ini? Apakah hidup hanya untuk memperkaya diri? Atau hanya ingin dapat dipuji? Semua jawaban ada dalam diri. Kita serahkan saja pada Sang Ilahi. 

Suara orang mengaji dan bersholawat nabi terdengar dari masjid ke masjid. Ini pertanda waktu subuh akan tiba sebentar lagi. Saya siap siap ke masjid di kompleks perumahan kami.  Bertemu Allah lewat sholat berjamaah senang sekali. 

Bumi berputar selama 24 jam mengitari planet lainnya. Manusia tak seperti bumi yang berputar selamanya. Manusia perlu istirahat agar kondisi tubuh tetap prima. Pekerjaan manusia memang tak ada habisnya. Tinggal kita pandai-pandai mengelolanya. 

Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Manusia sebagai hamba Allah harus bekerja. Mereka menjemput rezekinya masing masing. Ada yang menjemputnya dengan cara mudah,  namun ada pula dengan cara susah. 

Itulah dinamika kehidupan manusia. Tak akan pernah tertukar rezekinya. Rajin pangkal pandai,  hemat pangkal kaya. Siapa yang malas tidak naik kelas. Kerja keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas. Membuatmu menjadi manusia berkelas. 

Ketika lelah menjadi lillah. Hidup akan semakin berkah. Keluarga menjadi sakinah dan mawaddah. Hidup menjadi terasa indah. 


Salam Blogger persahabatan 

Omjay
Guru blogger Indonesia 
Blog http://wijayalabs.com

Rabu, 08 Juli 2020

kembali ke rumah di jatibening bekasi

Kembali ke Rumah di bekasi

Ada yang bilang rumahku adalah surgaku. Begitulah yang saya rasakan pagi ini. 


Pagi hari sudah mengisi air di kolam dan memberi makan ikan nila. Lalu menyirami makanan di halaman rumah. 

Seminggu sudah kami meninggalkan rumah. Ada beberapa tanaman mati kekeringan dan 2 ekor ikan mas mati mengenaskan. Mungkin mereka kelaparan karena tidak diberi makan. 


Kucing-kucing tetangga yang biasanya kumpul di rumah setiap pagi kini sepi. Baru satu ekor yang kembali meminta sarapan pagi. 

Anak anak masih tertidur pulas. Intan baru lulus ujian skipsi di Uin Bandung dan Berlian baru saja naik ke kelas 12 di SMA Labschool Jakarta.


Semalam mereka masak indomie karena kelaparan. Alhamdulillah perjalanan dari Bandung ke Bekasi tidak sampai 2 jam. Keponakan saya Aldi yang membawa kendaraan. Sekarang lewat tol bisa langsung lewat jalan layang dan keluar langsung di tol Pondok Gede. Bandung Bekasi terasa dekat.

Pukul 22.30 wib kami sudah sampai rumah di Bekasi. Anak anak langsung beres-beres rumah. Intan menyapu lantai dan Berlian menyiapkan tempat tidur.

Semenjak rumah kami sering kebanjiran, saya tak lagi tidur di tempat tidur.  Kita tidur gelar tikar beralaskan kasur lipat. Hal itu kami lakukan agar dengan mudah kami bereskan bila banjir datang lagi. 


Saya teringat ketika malam tahun baru 2020 tiba. Anak dan istri pergi rekreasi ke Pangandaran. Tinggal saya sendiri yang berada di rumah. 

Entahlah saya merasa punya firasat tidak enak. Saya putuskan tidak berangkat menyusul anak dan istri. 

Tadinya, sesudah mengisi materi di Talang Babungo, Solok, Sumatera Barat, saya langsung terbang ke Pangandaran dari bandara Halim. Ada pesawat yang langsung ke sana. Tapi kemudian saya berubah pikiran. 

Malam itu saya sendirian. Hujan datang tiba tiba besar sekali dan tiada henti. Saya mulai merapihkan barang. Namun sayang banjir begitu cepat datang. 

Motor Alda keponakan dan motornya Intan terendam banjir.  Di dalam rumah sudah sepinggang orang dewasa. Pak dokter Firdaus tetangga depan rumah menelepon. Katanya segera mengungsi ke rumahnya. 

Kisah lengkapnya saya tulis di buku catatan harian seorang guru blogger. Sudah 4 kali rumah kami kebanjiran tahun ini dan kami menikmatinya. Ini ujian kesabaran dari Allah. 


Pagi ini kembali ke rumah. Melihat rumah dari luar rumah. Saya duduk di beton peninggalan proyek danau buatan di dekat rumah kami. Alhamdulillah sekarang tak ada banjir lagi. 

Kembali ke rumah membawa berkah. Ada datang buku dari penerbit dan percetakan.  Mas Fahri mengirimkannya dari Bogor. Kalau mau pesan dipersilahkan. Buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger dan Menulislah Setiap Hari dan Buktikan apa yang terjadi. 

Besok kamis mengisi workshop di SMP Islam Panglima Besar Sudirman Bekasi. Pagi ini mempersiapkan rekaman video untuk acara masa pengenalan lingkungan sekolah di SMP Labschool Jakarta.

Semua kegiatan dilaksanakan secara virtual karena siswa belum boleh pergi ke sekolah. Kami masih belajar, bekerja dan beribadah dari rumah karena Jakarta masih zona merah. 


Kembali ke rumah membuat saya bahagia sekali. Melihat ikan berenang ke sana kemari. Melihat tanaman di halaman segar kembali. Setelah ini cuci mobil lalu mandi. 

Semoga anda para pembaca bahagia bersama keluarga tercinta. Kebahagiaan itu sederhana. Mulailah dari keluarga anda yang sakinah dan mawaddah. Sampai nanti ya! 

Salam blogger Persahabatan 

Omjay
Guru Blogger Indonesia

https://wijayalabs.wordpress.com/2020/07/08/kembali-ke-rumah/

Selasa, 07 Juli 2020

kembali ke kota Bandung

Kembali ke Kota Kembang Bandung.

Semalam kami sekeluarga kembali ke kota Kembang Bandung. Dari Garut menuju Bandung,  kendaraan padat merayap. Sempat kena macet ketika mau masuk tol Purbalenyi. 

Kami mampir mengisi bensin dan ke toilet sebentar yang ada di jalan raya Rancaekek. Toiletnya bagus dan bersih. Petugasnya ramah dan kita diminta donasi kebersihan Rp. 2000 per orang. 

Hampir saja saya terlupa.  Kalau malam ini ada dua kuliah online. Pertama lewat wa group belajar menulis dan kedua lewat aplikasi Microsoft terms. 

Pak Edi S Mulyanta sudah siap berbagi ilmunya di wa group. Beliau menulis panjang lebar tentang berbagai permasalahan penerbit dan solusinya. Semua peserta bisa bertanya sepuasnya. Tapi sayang dibatasi oleh waktu. Dua jam lebih berjalan terasa kurang. 

Hal yang menarik juga omjay rasakan di kelas Microsoft office 365. Pak Agus menjadi narasumbernya dan dibimbing oleh ibu Roulina. Saya baru sekedar menyimak saja. Belum terlibat aktif di dalamnya.  Banyak traiber hebat yang siap berbagi ilmunya. 


Untungnya saya sudah sampai rumah kakak ioar di Bandung. Jadi tak mengalami kendala akses internet. Laptop saya buka untuk mengawasi jalannya kuliah online di wa group guru menulis gelombang 13 dan 14. Sedangkan HP saya gunakan untuk belajar Microsoft office 365. Alhamdulillah semua dapat berjalan lancar. Hanya saja saya tak bisa mengikuti sampai selesai di kuliah Microsoft karena sudah mengantuk. 

Kembali ke kota Bandung sudah mulai sibuk. Pagi hari wa grup diserbu banyak pesan. Ada yang mengucapkan terima kasih karena sertifikat webinar nasiobal peran guru TIK PGRI sudah diterima dengan baik.  Ada juga yang mengirimkan pesan belum menerima di emailnya. Lalu saya jawab satu persatu pesan itu. 

Pagi ini mau jalan kaki dulu untuk berolahraga pagi. Pukul 09.00 wib akan ada webinar di Labschool Jakarta.  Mohon maaf bila semua pesan belum dibalas satu persatu. Sebab istri sudah setia menunggu. 

"Ayah ayo kita berangkat!"  Itulah perkataan sayang istriku.  Sampai nanti ya! 


Salam Blogger Persahabatan 

Omjay
Blog http://wijayalabs.com