Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Rabu, 14 Mei 2008

PENCURI IMPIAN


Pencuri Impian...

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari
sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali
menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir,
dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa
nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan
dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh
ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.

Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang
berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan
dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis
muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan
sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan
menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda
berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah
pagelaran tari. Si gadis muda bertanya 'Pak, saya ingin sekali
menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk
menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian
saya'.

'Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit',jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu
berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan
sepatah katapun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis
langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis
tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata
tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di
hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia
lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak
pernah akan menari lagi.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan
tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi
keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut
jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu.
Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang
panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih.
Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari
tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang
panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya
kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan
kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya, 'Pak, ada
satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan
saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung
pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah
katapun?'
'Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah
melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu
akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu
tiba-2 berhenti dari dunia tari', jawab sang pakar.

Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. 'Ini tidak
adil', seru si ibu muda. 'Sikap anda telah mencuri semua impian
saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya
begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya
memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya
bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!'

Si pakar menjawab lagi dengan tenang 'Tidak .... Tidak, saya rasa
saya telah berbuat dengan benar. **ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR
SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK**. Demikian juga saya.
Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian
anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan.
Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya,
dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda
sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu anda camkan,
bahwa **ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU
TINDAKAN SAYA**.

Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang
bertumbuh. **PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA
MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU* *. Dan faktanya saya melihat
bahwa sebagian besar **PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG
SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA
BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA
MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI**. Lagipula, pujian itu
sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. **TIDAK PANTAS ANDA
MEMINTA PUJIAN DARI ORANG LAIN**'.

'Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda
pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari,
mungkin
hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.'

'**MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN
CEPAT HILANG BEGITU ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA
PENYESALAN ANDA HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG
SELAMA-LAMANYA ...'.**

9 komentar:

  1. keren banget pak ceritanya, dapet cerita2 seperti itu darimana pak?

    BalasHapus
  2. saya dapatkat tulisan ini dari milis bukukita.com

    BalasHapus
  3. wow bagus banget pak postingnya, membuat saya termotivasi. ternyata masalah seperti ini bisa berakibat fatal. pelajaran hidup.

    BalasHapus
  4. bagus pak ceritanya, membawa pesan hidup juga...

    tisya putri miranda 7A

    BalasHapus
  5. ceritanya bagus banget....
    annisa rachmayanti 7a

    BalasHapus
  6. critanya bagus deh pak...
    astrid larasati 7a

    BalasHapus
  7. ceritanya sangat menarik pak

    tiara giovani 7A

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.