Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Sabtu, 12 Februari 2022

Mengupas Tuntas Kurikulum Merdeka Nadiem Makarim

Kemarin (Jum'at, 11 Febrai 2022), baru saja kita menonton peluncuran kurikulum merdeka dan Platform merdeka mengajar yang diluncurkan oleh Bapak Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ramai sekali yang menyaksikan acaranya, dan sampai saat ini terus bertambah jumlahnya di youtube channel kemdikbudristek. 

Berikut ini paparan lengkap materi mas menteri, Nadiem Makarim yang dapat anda unduh di https://www.gurupenggerakindonesia.com/paparan-mendikbud-nadiem-makarim-tentang-kurikulum-merdeka/

 



Merdeka Belajar epidose 15 ini bagi saya sangat luar biasa. Sebab mas menteri telah menjawab kegalauan banyak orang selama mas pandemi ini. Terutama para guru dan orang tua murid yang merasa anaknya memerlukan pelayanan khusus di masa pandemi ini. Tentu saja dibutuhkan kurikulum yang berpihak kepada peserta didik.





Hari kemarin, (Jumat 11/02/2022) Mas Menteri Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Saya ikut menyaksikannya secara langsung di youtube chanel kemdikbudristek. Kemudian menyimak sedikit demi sedikit paparan yang mas menteri sampaikan. Terus terang saya sangat menyukai presentasi beliau.




Berikut rangkumannya untuk teman-teman kompasiana yang kemarin tidak sempat menyimak live streaming youtubenya. Mohon maaf kalau kupasannya kurang begitu lengkap.

Studi-studi nasional maupun internasional, salah satunya PISA, menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun terakhir. Sekitar 70% siswa usia 15 tahun berada dibawah kompetensi minimum membaca dan matematika. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah.




Pertama, Kurikulum Merdeka disusun untuk mengatasi krisis pembelajaran (learning loss)

Salah satu program cepat tanggap kemdikbud dalam menangani pandemi adalah membuat kurikulum darurat dengan memangkas materi kurikulum 2013 sampai ke materi esensial saja. Ketika ditawarkan ke sekolah-sekolah, sekitar 31,5% sekolah mengadopsi kurikulum darurat ini, dan hasilnya sangat menggembirakan. Sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum darurat lebih sedikit mengalami learning loss daripada sekolah yang tetap full menggunakan kurikulum 2013. Data lengkapnya bisa dibaca di Naskah Akademik. Kurikulum Merdeka adalah penyempurnaan dari kurikulum darurat ini. Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran 

Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. 
Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss). 
Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar. Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar.
(Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/ Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021)

Kedua, Tidak ada paksaan dalam penerapan kurikulum merdeka

Sekolah boleh memilih salah satu dari tiga kurikulum sesuai kesiapannya: tetap pakai kurikulum 2013, memakai kurikulum darurat, atau mencoba kurikulum merdeka (boleh secara bertahap). Kepala sekolah dipersilahkan untuk memilih kurikulum yang tepat dan cocok dengan berdiskusi dengan kepala dinas pendidikan di daerahnya masing-masing.




Ketiga, Keunggulan Kurikulum Merdeka

  • Lebih sederhana dan mendalam
  • Materinya lebih sedikit, hanya yang esensial, sehingga murid dan guru bisa punya kemewahan waktu untuk mendalami suatu tema.
  • Lebih merdeka
  • Tidak ada peminatan di level SMA, murid2 bisa memilih mapel sendiri. Guru-guru bisa mengajar sesuai capaian peserta didik (capaian pembelajaran dihitung per fase, bukan per tahun). Sekolah boleh mengembangkan kurikulum sendiri sesuai karakteristik sekolah dan siswa.
  • Lebih relevan dan interaktif
  • Karena materi lebih sedikit, ada waktu utk pembelajaran berbasis projek, dg tujuan mengasah satu atau beberapa karakter di profil pelajar pancasila (berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri). Dua puluh persen dari jam pelajaran digunakan utk projek2 aktual lintas mapel, misalnya tentang climate change, kebencanaan, krisis kesehatan, isu toleransi, dll.











Keempat, Dukungan penerapan Kurikulum Merdeka

  1. Kemdikbud menyediakan perangkat ajar: buku teks, modul, dll
  2. Kemdikbud menyediakan pelatihan guru
  3. Ada jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru




Kelima, Platform Merdeka Mengajar

Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Sebuah platform untuk guru utk memudahkan guru dalam: mengajar, belajar, dan berkarya. Sampai sekarang sudah tersedia 2000 perangkat ajar (tool kit) utk mengajar, video2 inspirasi, dan video pelatihan guru yang bisa ditonton secara mandiri, dan asesmen diagnostik untuk mengases level pemahaman peserta didik agar guru bisa mengajar sesuai kemampuan anak (teaching at the right level). https://www.gurupenggerakindonesia.com/inilah-platform-merdeka-mengajar-yang-dicari-banyak-guru/ 



Begitulah sedikit kupasan penting dari apa yang disampaikan mendikbudristek Nadiem Makarim kemarin. Semoga bermanfaat untuk pembaca kompasiana yang ingin tahu lebih jauh tentang kurikulum merdeka yang baru saja diluncurkan.

Tautan penting:

  1. Peluncuran Merdeka Belajar eps. 15: https://youtu.be/T2-s6yY9yoI
  2. Website informasi kurikulum: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/
  3. Unduh Naskah Akademik Kurikulum: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/unduhan/
  4. Website Implementasi Kurikulum (utk pendaftaran): https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
  5. Platfom Merdeka Mengajar: Unduh di Playstore atau website https://guru.kemdikbud.go.id/
  6. Guru penggerak Indonesia atau https://www.gurupenggerakindonesia.com/tanya-jawab-kurikulum-merdeka-nadiem-makarim/
  7. Paparan mendikbud atau https://www.gurupenggerakindonesia.com/paparan-mendikbud-nadiem-makarim-tentang-kurikulum-merdeka/  



Salam Blogger Persahabatan



Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengupas Kurikulum Merdeka Nadiem Makarim", Klik untuk baca:

Kreator: Wijaya Kusumah




Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Salam Blogger Persahabatan 
Omjay 
Menulislah Terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi

1 komentar:

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.