Kebahagiaan Salat Berjamaah di Masjid Baitul Ilmi Labschool Jakarta
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
Setiap pagi, sebelum matahari benar-benar terbit, suasana di lingkungan sekolah Labschool Jakarta sudah terasa hidup. Bukan karena bel tanda masuk berbunyi, bukan pula karena hiruk pikuk para siswa yang baru datang, melainkan karena suara adzan Subuh yang berkumandang merdu dari Masjid Baitul Ilmi. Masjid ini bukan sekadar bangunan tempat ibadah, tapi menjadi pusat spiritualitas dan kebersamaan bagi warga Labschool Jakarta.
Salat berjamaah di masjid Baitul Ilmi menjadi momen yang sangat dirindukan. Tidak hanya oleh guru dan pegawai, tetapi juga oleh siswa-siswi yang dibina untuk cinta terhadap masjid sejak dini. Masjid ini berada di tengah lingkungan sekolah, mudah dijangkau dan selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Lebih dari Sekadar Kewajiban
Bagi banyak orang, salat adalah kewajiban. Namun di masjid Baitul Ilmi, salat berjamaah justru menjadi sumber kebahagiaan. Ada perasaan tenang, nyaman, dan damai saat mengangkat takbir bersama-sama. Suara imam yang lembut dan penuh penghayatan membimbing setiap jamaah dalam kekhusyukan. Ketika salat ditunaikan dengan hati yang ikhlas, di tempat yang suci, dan bersama saudara-saudara seiman, maka nikmatnya ibadah itu terasa berkali lipat.
“Salat berjamaah di masjid membuat hati ini lebih lapang dan pikiran lebih jernih. Saya merasa energi positif mengalir setelahnya,” ujar Pak Ridwan, salah satu guru senior Labschool yang rutin hadir dalam salat berjamaah.
Sarana Pendidikan Karakter
Masjid Baitul Ilmi tidak hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembinaan karakter bagi para siswa. Setiap hari Jumat pagi, siswa-siswi secara bergiliran menjadi petugas dalam pelaksanaan salat Jumat. Mulai dari bilal, khatib, hingga petugas kebersihan masjid. Inilah proses pembelajaran yang tidak tertulis dalam kurikulum, tetapi sangat membekas dalam hati anak-anak.
Dengan salat berjamaah, siswa belajar tentang kedisiplinan waktu, ketenangan batin, toleransi, hingga rasa hormat kepada sesama. Mereka belajar untuk tidak egois, karena harus mengikuti imam, belajar untuk menjaga kerapian barisan, dan tentu saja belajar untuk hadir di hadapan Tuhan dengan penuh rendah hati.
Membangun Ukhuwah
Salat berjamaah di masjid Baitul Ilmi juga menjadi perekat ukhuwah antarwarga sekolah. Usai salat, sering kali para guru, karyawan, dan siswa saling menyapa, bertukar senyum, dan bahkan berdiskusi ringan tentang kegiatan sekolah. Inilah salah satu keindahan berjamaah—bukan hanya menyatukan hati dalam ibadah, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Ada rasa kekeluargaan yang kian tumbuh. Para siswa tidak canggung menyapa gurunya di masjid. Bahkan, tak jarang seorang guru memberi nasihat ringan kepada siswa usai salat, dan siswa pun mendengarkan dengan penuh perhatian. Tidak ada sekat, hanya ada cinta yang menyatu dalam lingkup iman.
Spirit yang Menyebar
Kebiasaan salat berjamaah ini tidak hanya berhenti di lingkungan sekolah. Banyak siswa yang membawa semangat ini ke rumah masing-masing. Mereka mulai mengajak orang tua dan saudara untuk salat berjamaah di rumah atau masjid terdekat. Sebuah kebahagiaan yang menular, yang tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga menyebar dalam lingkungan.
Beberapa orang tua siswa mengaku senang karena anak-anak mereka semakin peduli terhadap ibadah. “Anak saya dulu agak malas salat, tapi sekarang malah sering jadi imam di rumah,” kata salah satu wali murid dalam pertemuan sekolah.
Penutup
Masjid Baitul Ilmi bukan hanya bangunan tempat shalat, tetapi tempat tumbuhnya jiwa-jiwa yang tenang, hati yang lembut, dan karakter yang kuat. Di sinilah kebahagiaan spiritual itu lahir, melalui barisan shaf yang lurus, takbir yang menggetarkan, dan doa-doa yang melangit.
Semoga tradisi indah ini terus terjaga dan berkembang. Semoga setiap langkah kaki menuju masjid menjadi saksi amal kebaikan yang akan terus mengalir. Dan semoga kebahagiaan salat berjamaah di Masjid Baitul Ilmi Labschool Jakarta menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan karakter dan spiritualitas.
Wallahu a’lam bishawab.
---
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indinesia
Blog https://wijayalabs.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.