Selamat Datang di Blog Wijaya Kusumah

Untuk Pelayanan Informasi yang Lebih Baik, maka Isi Blog Wijaya Kusumah juga tersedia di blog baru di http://wijayalabs.com

Kamis, 21 Agustus 2025

Bu Sri Mulyani Kapan Gaji Guru Naik dan Sejahtera?

Bu Sri Mulyani, Kapan Gaji Guru Naik dan Sejahtera?

Pertanyaan tentang kapan gaji guru benar-benar naik dan membawa kesejahteraan bukanlah hal baru di negeri ini. Sudah puluhan tahun isu kesejahteraan guru menjadi topik utama, dari masa ke masa, dari kabinet ke kabinet. Guru selalu disebut “pahlawan tanpa tanda jasa”, tetapi dalam kenyataan, penghargaan terhadap mereka seringkali tidak sebanding dengan jasa yang diberikan.

Belum lama ini, jagat media sosial dihebohkan dengan potongan video yang menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam video tersebut, seolah-olah ia mengatakan bahwa guru adalah “beban negara”. Pernyataan itu langsung memicu kemarahan publik, terutama kalangan pendidik. Namun setelah diverifikasi, ternyata video itu adalah hasil deepfake, sebuah rekayasa digital yang memutarbalikkan fakta.

Dalam kenyataannya, Sri Mulyani justru menekankan hal yang berbeda. Pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI ITB, 7 Agustus 2025), ia menyoroti rendahnya honorarium guru dan dosen, serta menegaskan bahwa negara masih menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik.

---

Klarifikasi Sri Mulyani

Dalam keterangannya, Sri Mulyani menegaskan:

> “Saya sangat menghormati guru. Mereka adalah pahlawan bangsa yang sesungguhnya. Justru saya selalu mengatakan bahwa gaji guru masih terlalu rendah dibanding peran penting mereka. Pemerintah berusaha meningkatkan melalui kebijakan anggaran pendidikan.”

Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah menganggap guru sebagai beban. Sebaliknya, guru adalah investasi masa depan. Namun, sebagai Menteri Keuangan, ia juga harus berhadapan dengan kenyataan: keterbatasan anggaran negara dan banyaknya sektor lain yang juga membutuhkan perhatian.

---

Janji Pemerintah di Tahun 2025

Pada tahun 2025, pemerintah di bawah Presiden Prabowo telah mengambil langkah konkret. Beberapa kebijakan yang langsung berdampak pada guru antara lain:

Guru ASN akan mendapatkan tambahan setara satu kali gaji pokok.

Guru non-ASN bersertifikat akan memperoleh tambahan Rp 2 juta per bulan.

Kebijakan ini didanai melalui anggaran pendidikan 2025 yang mencapai Rp 724,3 triliun, atau 20 persen dari APBN. Angka yang sangat besar ini tidak hanya digunakan untuk gaji dan tunjangan, tetapi juga untuk program KIP, PIP, BOS, sertifikasi, beasiswa, digitalisasi pendidikan, serta makan bergizi gratis di sekolah.

Kebijakan ini tentu disambut baik oleh banyak guru, meski tetap ada suara kritis. Sebab, tambahan tunjangan tersebut belum sepenuhnya menjawab persoalan mendasar: ketimpangan penghasilan antara guru ASN dan non-ASN, serta masih rendahnya gaji guru honorer yang belum bersertifikat.

---

Tahun 2026: Tidak Ada Kenaikan Gaji

Harapan guru untuk kembali mendapatkan kenaikan gaji pada 2026 tampaknya harus ditunda. Pemerintah sudah memastikan bahwa tidak ada kenaikan gaji PNS (termasuk guru ASN) pada tahun anggaran 2026.

Anggaran negara pada tahun tersebut lebih difokuskan pada delapan program prioritas nasional, seperti pendidikan bermutu, ketahanan pangan, pembangunan infrastruktur, dan program makan bergizi gratis.

Artinya, guru tetap harus bersabar. Kenaikan gaji bukan prioritas tahunan, meskipun kesejahteraan mereka masih menjadi isu mendesak.

---

Reaksi PGRI

Kontroversi mengenai pernyataan Sri Mulyani dan kebijakan pemerintah soal gaji guru langsung direspons oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, menyampaikan:

> “Kami memahami keterbatasan anggaran negara, tetapi guru harus tetap menjadi prioritas. Jangan sampai kesejahteraan guru hanya dibicarakan menjelang pemilu atau ketika ada kontroversi di media. Guru adalah pondasi peradaban. Kalau pondasi rapuh, bagaimana bangsa ini akan berdiri kokoh?”

Sementara itu, Sekjen PB PGRI, Dudung Abdul Qadir, M.Pd, menambahkan bahwa distribusi tunjangan harus berjalan adil dan tepat sasaran. Ia mengingatkan pemerintah untuk tidak melupakan nasib guru honorer yang jumlahnya masih ratusan ribu orang di seluruh Indonesia.

---

Suara Guru: Antara Harapan dan Kekecewaan

Bagi para guru, tambahan gaji di tahun 2025 memang melegakan. Tetapi banyak yang mengaku itu belum cukup untuk menopang kebutuhan hidup di tengah tingginya biaya sehari-hari.

Omjay, seorang guru sekaligus blogger pendidikan yang aktif menulis di dunia maya, menegaskan dalam tulisannya:

> “Guru itu bukan beban negara, melainkan pencetak generasi emas Indonesia. Kalau guru disejahterakan, kualitas pendidikan akan meningkat. Jika kualitas pendidikan meningkat, maka bangsa ini akan maju. Jadi, menyejahterakan guru sejatinya adalah investasi jangka panjang.”

Pandangan ini sejalan dengan realita di lapangan: gaji guru masih jauh dari kata layak jika dibandingkan dengan beban kerja dan tanggung jawab mereka.

---

Mengapa Kesejahteraan Guru Penting?

Ada beberapa alasan mengapa kesejahteraan guru harus menjadi prioritas nasional:

1. Motivasi dan kinerja meningkat. Guru yang sejahtera dapat mengajar dengan tenang, tanpa harus mencari pekerjaan sampingan.

2. Kualitas pendidikan naik. Guru fokus pada inovasi pembelajaran, bukan pada mencari tambahan penghasilan.

3. Regenerasi profesi guru. Anak-anak muda berbakat mau menjadi guru jika profesi ini menjanjikan kesejahteraan.

4. Keadilan sosial. Tidak boleh ada guru yang masih digaji ratusan ribu rupiah per bulan di abad ke-21 ini.

---

Harapan ke Depan

Untuk menjawab pertanyaan “kapan gaji guru naik dan sejahtera?”, jawabannya adalah: belum sepenuhnya saat ini. Tahun 2025 memang ada tambahan tunjangan, tetapi itu baru langkah awal.

Ke depan, pemerintah dan masyarakat perlu:

Menyusun peta jalan kesejahteraan guru yang berkelanjutan.

Menyetarakan gaji guru ASN dan non-ASN agar tidak terjadi kesenjangan.

Memberikan perlindungan sosial dan jaminan hari tua yang layak.

Memastikan rekrutmen guru profesional dilakukan secara transparan dan adil.

---

Penutup

Pada akhirnya, pertanyaan “Bu Sri Mulyani, kapan gaji guru naik dan sejahtera?” bukan hanya ditujukan kepada Menteri Keuangan semata. Pertanyaan ini adalah tantangan bagi seluruh pemimpin negeri, dari presiden hingga kepala daerah, dari menteri hingga anggota DPR.

Guru bukan beban negara, melainkan aset bangsa. Tanpa mereka, tidak ada dokter, insinyur, pengusaha, atau bahkan menteri sekalipun.

Sejahterakanlah guru, maka Indonesia akan sejahtera.

---

๐Ÿ“ Jumlah kata: ±1.150 dan ditulis dengan penuh cinta oleh Dr. Wijaya Wijaya Kusumah, M.Pd yang masih terbaring sakit di rumah. 

---

Salam blogger persahabatan 
Wijaya Kusumah - omjay 
Guru blogger Indonesia 
Blog https://wijayalabs.com

1 komentar:

Silahkan memberikan komentar pada blog ini, dan mohon untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar.