Artikel kisah omjay dengan judul sbb:
Guru Beban Negara, Pajak Naik, dan Sahroni Bilang Tolol: Bubarkan DPR?
Guru Beban, DPR Beban?
Guru katanya beban negara. Padahal gaji mereka kadang cuma Rp400 ribu. Sementara DPR tiap bulan bisa kantongi lebih dari Rp100 juta. Kalau ada yang pantas disebut beban, rakyat jadi bingung: guru yang bikin anak bangsa bisa baca tulis, atau DPR yang bikin rakyat naik tensi?
---
Pajak Naik, Rakyat Teriak
PPN naik jadi 12%, tarif tol merayap naik, sembako makin mahal. Rakyat disuruh sabar, katanya demi pembangunan. Tapi pembangunan apa? Jalan mulus ke kantong DPR, atau jalan buntu buat rakyat kecil?
---
Sahroni: Tolol Sedunia
Ahmad Sahroni bilang:
> “Orang yang bilang bubarin DPR itu tolol sedunia.”
Pak Sahroni, hati-hati. Di zaman Raja Louis XVI dulu, rakyat Prancis juga dibilang remeh. Pajak dinaikkan, rakyat lapar, sementara bangsawan pesta pora. Hasilnya? Revolusi Prancis 1789.
---
Belajar dari Revolusi Prancis
Sedikit kilas balik:
Bangsawan hidup mewah di Versailles, rakyat makan roti keras.
Pajak terus dinaikkan, sementara raja dan elit pesta anggur.
Rakyat marah, menyerbu penjara Bastille, lalu lahirlah Revolusi.
Slogan yang lahir: “Liberté, Égalité, Fraternité” (Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan).
Pelajarannya jelas: kalau rakyat terus ditekan, kritik dibungkam, pajak dinaikkan, dan pejabat pesta tunjangan—rakyat bisa marah. Sejarah mengajarkan, ketika kesabaran habis, yang runtuh bukan guru, tapi singgasana para penguasa.
---
Satir Penutup: Bastille ala Senayan?
Kita tentu tak mau Indonesia mengulang sejarah berdarah. Tapi suara rakyat jangan dianggap angin lalu. Kalau rakyat teriak “Bubarkan DPR!”, itu tanda bahaya. Bukan berarti rakyat tolol, tapi mungkin DPR yang terlalu pintar membodohi rakyat.
Sejarah sudah menulis: dari Versailles ke Bastille, jaraknya cuma kesabaran rakyat. Dari Senayan ke “Revolusi”, jaraknya juga bisa cuma satu kata: cukup!
Maka sebelum rakyat benar-benar marah, lebih baik DPR bercermin. Jangan sampai anak-anak guru honorer yang lapar hari ini, besok tumbuh jadi generasi yang meneriakkan revolusi.
Karena kalau guru dianggap beban, rakyat dianggap tolol, pajak terus naik, jangan salahkan rakyat kalau belajar dari Revolusi Prancis: membuang beban adalah langkah awal menuju kemerdekaan.
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
*Kisah Kuliah Omjay Dari S1 Hingga S3 Bersama Dosen Hebat UNJ* https://www.kompasiana.com/wijayalabs/68af63a234777c0ccb6eafc2/kuliah-omjay-dari-s1-hingga-s3-bersama-dosen-hebat-unj?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile
BalasHapusMakasih
BalasHapusterimasikasih Omjay
BalasHapusGuru bukan beban negara, gajinya saja kecil, jangan dibandingkan dengan DPR, dengan PNS lain saja guru masih kecil kok. Darimana faktanya beban negara, aneh
BalasHapus